Banjir Lahar Dingin di Sumbar
Update Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Korban Meninggal Dunia Menjadi 43 Orang, 15 Masih Hilang
Update terbaru banjir lahar dingin di Sumatera Barat, korban meningga dunia menjadi 43 orang dan 15 orang masih dalam pencarian.
TRIBUNBENGKULU.COM - Update terbaru banjir lahar dingin di Sumatera Barat, korban meningga dunia menjadi 43 orang dan 15 orang masih dalam pencarian.
Seperti diketahui, 3 kabupaten dan 1 kota di Sumatera Barat diterjang banjir lahar dingin dari gunung Marapi, Sabtu (11/5/2024).
Kantor SAR Padang dalam rilisnya, data tersebut hingga Senin (13/5/2024) pukul 13.00 WIB.
Korban terbanyak berasal dari Kabupaten Agam, yaitu 19 orang. Berikutnya 14 orang dari Tanah Datar, 8 orang di Padang Pariaman dan 2 di Kota Padang Panjang.
Sebanyak 38 orang dari jumlah tersebut telah teridentifikasi, sementara 5 orang belum diketahui.
Kepala Kantor SAR Padang Abdul Malik, mengatakan, ada 6 korban yang baru ditemukan, namun 4 di antaranya masih teridentifikasi.
"Empat korban lainnya belum teridentifikasi, dan telah dibawa satu ke RS Bhayangkara dan tiga korban ke RSUD Batusangkar," kata Abdul Malik.
Baca juga: Banjir Bandang Menerjang Kabupaten Agam Sumatera Barat, 15 Orang Meninggal Dunia
Ia menjelaskan korban ditemukan di dua lokasi, yakni 5 korban di Kabupaten Tanah Datar dan 1 korban di Sungai Batang Anai, Padang Pariaman.
"Sampai pukul 13.00 WIB, total korban yang telah meninggal dunia berjumlah 43 orang, masih dicari 15 orang, yakni 12 di Tanah Datar dan tiga di Agam ," katanya.
Abdul Malik menambahkan pencarian masih berlangsung, tim gabungan terus berusaha melakukan pencarian di berbagai sektor yang telah ditentukan.
Selain itu, pencarian dibantu Basarnas Pekanbaru yang mengirimkan dua tim tambahan, dan tim lainnya dari Basarnas Mentawai serta Jambi akan segera bergabung.
Menurutnya, tantangan pencarian korban karena luasnya area yang terdampak membutuhkan lebih banyak peralatan dan sumber daya yang kompeten.
Jalan Padang-Bukittinggi Putus
Sementara itu, diberitakan sebelumnya jalur Padang-Bukittinggi, tepatnya di kawasan Lembah Anai putus akibat jalan terban yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024) malam.
Hingga sampai saat ini, akses jalan masih tidak bisa dilewati baik pengendara maupun pejalan kaki.
Kapolres Padang Panjang AKBP Kartyana Widyarso Wardoyo mengatakan perbaikan jalan kemungkinan akan menghabiskan waktu lama.
"Tidak bisa dilalui apapun termasuk pejalan kaki, mungkin lama, Ini mau ke TKP," katanya saat dikonfimasi, Minggu (12/5/2024).
Sementara itu, Anggota Satlantas Polresta Padang Panjang Brigadir Tegi dalam laporan videonya menyampaikan jalan terban terjadi di pelebaran Jalan Lembah Anai, Silaiang,Padang Panjang.
"Pukul 23.30 WIB, dapat kita laporkan terban di pelebaran jalan, jalan lintas Padang Panjang- Padang untuk sementara jalan ke arah Padang Panjang kita hentikan di Lembah Anai," katanya.
Sementara Jalan dari Bukittinggi menuju Padang dihentikan di Padang Panjang.
Baca juga: Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar Bertambah Jadi 31 Orang, Jalan ke Bukittinggi Putus
Jalan Padang-Batusangkar Via Rambatan Putus
Banjir lahar dingin dan banjir bandang di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) juga mengakibatkan akses jalan ke Batusangkar lumpuh total, Minggu (12/5/2024).
Melalui keterangan tertulis, Netrizal Kabid RR BPBD Kabupaten Tanah Datar mengatakan kondisi lalu lintas dari Kabupaten Tanah Datar – Padang – Solok lumpuh total.
"Untuk kondisi jalan antar nagari masih lumpuh di beberapa titik dan harus mencari jalan alternatif lainnya," kata Netrizal.
Ia menambahkan, Bupati Tanah Datar dan forkopimda serta OPD teknis akan segera melakukan rapat koordinasi kejadian dan tim kabupaten masih mengumpulkan data-data terdampak di 14 kecamatan.
Sementara itu, anggota Satlantas Polres Tanah Datar Dimas menyampaikan kondisi banjir bandang di Kecamatan Rambatan masih dilakukan pembersihan material.
Untuk itu, warga yang akan ke Batusangkar agar mencari alternatif jalan lain
"Saat ini masih dilakukan evakuasi lumpur oleh dinas terkait," ujar Dimans.
"Kepada warga yang akan ke Batusangkar via ombilin agar mencari alternatif lain.
Cerita Liza Kehilangan Keluarga
Liza, lama berada di perantauan. Kini, ia pulang kampung bersama suaminya melihat ibu mertua dan ponakan.
Kepulangannya ke kampung halaman di Jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, bersamaan dengan terjadinya banjir bandang di daerah itu.
Tangis Liza tak terbendung ketika ia mendapati rumah mertuanya yang terletak tepat di depan Masjid Al Ikhlas sudah bobrok.
Puing bangunan kotor dipenuhi lumpur, banyak orang yang bekerja membersihkan material banjir bandang itu.
Ia sempat berharap rumah mertuanya tak terdampak parah. Namun, semua hanya tinggal harapan.
“Seketika tiba semua tampak seperti danau kecil,” ujar Liza.
Baca juga: Doa Ketika Gempa Bumi, Banjir dan Longsor Agar Terlindung dari Bahaya: Arab, Latin dan Terjemahannya
Kemudian Liza bersama suaminya berusaha mencari keberadaan ibu mertuanya setelah air surut.
“Air mulai surut tapi kami tak bisa masuk ke dalam rumah karna sudah penuh sekali dengan tanah,” ucapnya.
Dikatakan Liza, saat terjadi banjir bandang di dalam rumah mertuanya itu juga terdapat ponakan dan cucunya.
Ibu mertuanya bernama Ummi Raisa (101) serta ada empat orang lain yakni Tia, Nazwa, Lativa dan Gavin.
“Sampai sekarang mereka belum ditemukan, entah masih tertimbun di rumah atau banjir membawa mereka ke tempat lain,” ungkapnya dengan air mata berlinang.
Ia mengatakan proses evakuasi masih terus dilakukan berbagai macam puing sudah dibersihkan satu persatu namun belum ada tanda dari mereka.
“Saya cuma berharap mereka cepat kembali dan bertemu kami lagi,” ujarnya. (**)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Bengkulu dan Google News Tribun Bengkulu untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Korban-meningga-banjir-lahar-dingin-Sumatera-Barat-43-orang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.