Kisah Nyata

Kisah Nyata Dina Sanichar, Kehidupan Singkat dan Sedih Anak Manusia yang Dibesarkan Serigala

Dina Sanichar anak manusia yang dibesarkan oleh serigala yang kisahnya dijadikan Novel.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Ricky Jenihansen
Wikimedia Commons
Kisah nyata Dina Sanichar, anak manusia yang dibesarkan serigala. 

Ia adalah anak laki-laki yang usianya sekitar enam tahun. Dia tidak mendekati orang-orang itu atau menjawab pertanyaan mereka.

Karena tidak ingin meninggalkan anak laki-laki itu di pinggiran hutan yang tak kenal ampun, para pemburu membawanya ke Panti Asuhan Misi Sikandra di kota Agra.

Lelaki itu tidak mempunyai nama, para misionaris memberinya nama.

Mereka menamainya Dina Sanichar, diambil dari kata dalam bahasa Hindi yang artinya hari Sabtu sesuai dengan hari kedatangannya.

Baca juga: Kisah Nyata Penyintas Kecelakaan Maut Andes, Terpaksa Melakukan Kanibalisme untuk Bertahan Hidup

Proses Dina Sanichar untuk Beradaptasi

Selama berada di Panti Asuhan Misi Sikandra, Dina Sanichar diberi nama kedua: “Wolf Boy.” Para misionaris berpikir itu cocok untuknya karena mereka percaya dia dibesarkan oleh hewan liar dan belum pernah mengalami kontak manusia seumur hidupnya.

Menurut catatan mereka, perilaku Sanichar lebih mirip dengan perilaku binatang dibandingkan manusia.

Dia berjalan dengan empat kaki dan kesulitan berdiri dengan kedua kakinya sendiri. Ia hanya makan daging mentah dan menggerogoti tulang untuk mengasah giginya.

Sulit berkomunikasi dengan Dina Sanichar karena dua alasan.

Pertama, dia tidak berbicara dalam bahasa yang sama dengan para misionaris yang merawatnya.

Kapanpun dia ingin mengekspresikan dirinya, dia akan menggeram atau melolong seperti serigala.

Baca juga: Kisah Nyata Persahabatan Kucing Tunawisma dan Pecandu Narkoba, Menginspirasi Jutaan Orang di Dunia

Kedua, dia juga tidak mengerti penandatanganan.

Orang-orang yang tidak berbicara bahasa yang sama biasanya dapat memahami satu sama lain hanya dengan menunjuk berbagai objek dengan jari mereka.

Namun karena serigala tidak menunjuk (atau dalam hal ini tidak punya jari), gerakan universal ini mungkin tidak ada artinya baginya.

Meskipun Sanichar akhirnya belajar memahami para misionaris, dia sendiri tidak pernah belajar berbicara bahasa mereka.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved