Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad

Rangkaian Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad di Bengkulu Selatan, Dari Petang Hingga Subuh Berjamaah

Inilah rangkaian tabligh akbar Ustadz Abdul Somad di Bengkulu Selatan, Minggu (26/5/2024).

TribunBengkulu.com/Instagram Ustadz Abdul Somad
Inilah rangkaian tabligh akbar Ustadz Abdul Somad di Bengkulu Selatan. 

7. Istirahat

8. Ustadz Abdul Somad akan melaksanakan salat subuh berjamaah di Masjid Jamik.

9. Pagi harinya, Ustadz Abdul Somad akan kembali ke rumah dinas Bupati Bengkulu Selatan untuk sarapan pagi.

10. Ustadz Abdul Somad meninggalkan Bengkulu Selatan.

Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad (Ho Tribunbengkulu.com)

Profil Lengkap Ustadz Abdul Somad

Ustadz yang sering dipanggil dengan UAS ini merupakan keturunan suku Batak dan Melayu. Ayahnya memiliki darah Batak, sedangkan ibunya berdarah Melayu.

Dia merupakan putra dari pasangan Lobbayuddin dan Rohana. Garis keturunannya dari pihak ibu bersambung kepada Syekh Abdurrahman atau dijuluki Tuan Syekh Silau Laut I.

Tuan Syekh Silau Laut I adalah seorang ulama sufi beraliran Tarekat Syattariyah kelahiran Rao, Batu Bara. Dia merupakan keturunan perantau Minangkabau yang moyangnya berasal dari Mudik Tampang, Rao, Pasaman.

Ustadz Abdul Somad lahir di kampung yang bernama Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara pada 18 Mei 1977. Dia lahir di lingkungan yang agamis, yang membentuknya menjadi seorang taat sejak masih belia.

Sedari kecil, dia sudah memiliki keinginan besar untuk menuntut ilmu. Setiap hari dia meminta kepada ibunya agar dimasukkan ke sekolah, padahal usianya belum cukup untuk mendaftar di Sekolah Dasar.

Saat itu, cara paling mudah untuk menilai seorang anak sudah dapat masuk ke Sekolah Dasar adalah dengan memegang telinga kanannya dengan tangan kirinya, kemudian melingkarkan tangannya itu di atas kepalanya.

Dia mulai dapat menikmati kegiatan belajarnya di SD Al-Washliyah. Saat itu, dia memperoleh pelajaran-pelajaran dasar. Namun, pelajaran yang disukainya adalah materi agama. Sejak berada di bangku sekolah dasar inilah, Abdul Somad juga dididik tahfiz Al-Qur’an.

Minatnya menerima ilmu memang begitu tinggi. Menurut ibunya, dia juga sering mengumpulkan bungkus kue, bungkus obat nyamuk, dan kertas-kertas lain yang ada tulisannya. Khusus kertas yang ada tulisan Arabnya, dia sering berkata tidak boleh diinjak karena nantinya bisa berdosa.

Tamat dari SD Al-Washliyah Medan pada 1990, dia melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Al-Washliyah yang juga berada di Medan.

Setelah lulus pada 1993, dia melanjutkan pendidikan ke Pesantren Darularafah Deliserdang, Sumatra Utara selama satu tahun. Dia mengenal bahasa Arab lebih jauh di pesantren ini, terutama muhadatsah (percakapan menggunakan bahasa Arab).

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved