Kisah Nyata

Kisah Nyata Menyedihkan Penuh Tragedi di Balik Dongeng Anak Hansel dan Gretel

Ada kisah nyata menyedihkan penuh tragedi di balik dongeng anak Hansel dan Gretel.

TribunBengkulu.com/Public Domain
Ada kisah nyata menyedihkan penuh tragedi di balik dongeng anak Hansel dan Gretel. 

Kedua bersaudara ini adalah cendekiawan yang tidak dapat dipisahkan, penganut abad pertengahan yang memiliki hasrat untuk mengoleksi cerita rakyat Jerman.

Antara tahun 1812 dan 1857, kedua saudara ini menerbitkan lebih dari 200 cerita dalam tujuh edisi berbeda yang kemudian dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Grimm's Fairy Tales .

Jacob dan Wilhelm Grimm tidak pernah bermaksud agar cerita mereka ditujukan untuk anak-anak saja, namun dua bersaudara ini berusaha untuk melestarikan cerita rakyat Jerman di wilayah yang budayanya dikuasai oleh Prancis selama Perang Napoleon.

Baca juga: Kisah Nyata Wabah Menari Pada Abad Pertengahan, Menari Tak Terkendali Hingga Sekarat dan Meninggal

Baca juga: Kisah Nyata Hachiko, Anjing Paling Setia dalam Sejarah yang Menunggu Pemiliknya Selama Sepuluh Tahun

Faktanya, edisi awal karya Grimm bersaudara yang diterbitkan sebagai Kinder und Hausmärchen , atau Dongeng Anak-Anak dan Rumah Tangga, tidak memiliki ilustrasi.

Catatan kaki ilmiah berlimpah. Kisah-kisahnya kelam dan penuh dengan pembunuhan dan kekacauan.

Cerita-cerita itu dengan cepat menjadi populer. Dongeng Grimm memiliki daya tarik universal sehingga pada akhirnya, di Amerika Serikat saja, terdapat lebih dari 120 edisi berbeda yang dibuat.

Cerita-cerita ini menampilkan deretan karakter terkenal. Termasuk Cinderella, Rapunzel, Rumpelstiltskin, Putri Salju, Little Red Riding Hood, dan tentu saja Hansel dan Gretel.

Kisah nyata Hansel dan Gretel wilayah Baltik
Kisah nyata Hansel dan Gretel berawal dari serangkaian kisah yang berasal dari wilayah Baltik selama Kelaparan Besar tahun 1314 hingga 1322.

Kisah Nyata Dibalik Hansel dan Gretel

Kisah nyata Hansel dan Gretel berawal dari serangkaian kisah yang berasal dari wilayah Baltik selama Kelaparan Besar tahun 1314 hingga 1322.

Aktivitas gunung berapi di Asia Tenggara dan Selandia Baru mengawali periode perubahan iklim berkepanjangan yang menyebabkan kegagalan panen dan kelaparan besar-besaran di seluruh dunia.

Di Eropa, situasinya sangat buruk karena persediaan pangan sudah langka. Ketika Kelaparan Besar melanda, dampaknya sangat buruk.

Seorang ahli memperkirakan bahwa Kelaparan Besar berdampak pada sebagian besar wilayah Eropa. Sebanyak 30 juta orang meninggal, mungkin sekitar 25 persen populasi di Eropa saat itu.

Dalam prosesnya, para lansia memilih secara sukarela mati kelaparan agar generasi muda dapat hidup.

Yang lain melakukan pembunuhan bayi atau menelantarkan anak-anak mereka. Ada juga bukti kanibalisme.

William Rosen dalam bukunya, The Third Horseman, mengutip sebuah kronik Estonia yang menyatakan bahwa pada tahun 1315 “para ibu memberi makan anak-anak mereka”.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved