Mahasiswa KKN UINFAS Kabur

Polemik 11 Mahasiswa KKN UINFAS Kabur di Seluma, Ketua Adat Tuntut Mahasiswa-Pihak UINFAS Dihadirkan

Polemik Mahasiswa UINFAS Berlanjut, Ketua Adat Desa Air Latak Seluma Minta segera Dimediasi

|
Penulis: Yayan Hartono | Editor: Hendrik Budiman
Yayan Hartono/Tribunbengkulu.com
Ketua Lembaga Adat Desa Air Latak, Yanto meminta segera dilakukan mediasi antar Pemdes dan mahasiswa KKN UINFAS yang pindah lokasi KKN ke Desa Arang Sapat 

"Kami adat hanya menengahi, karena walau bagaimanapun nama baik desa harus tetap kami jaga. Jadi jangan takut pihak UINFAS untuk mediasi, kami akan lindungi karena kami ingin semua damai," tutup Yanto.

Alasan Mahasiswa

Alasan keselamatan, 11 mahasiswa KKN Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno (UINFAS) Bengkulu meninggalkan sekretariat KKN di Desa Air Latak Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma.

"Kami bukan kabur mas, memang kami tidak pamit dengan pak kades. Tapi dengan warga sekitar sekretariat kami berpamitan," kata Yulita Putri saat ditemui TribunBengkulu.com di sekretariat KKN Desa Arang Sapat Kecamatan Lubuk Sandi, Rabu (10/7/2024). 

Untuk pergi meninggalkan sekretariat KKN di Desa Air Latak kata Yulita, dia bersama rekan telah menyampaikan kepada panitia KKN.

Setelah mendapat restu, barulah pada Selasa malam (2/7/2024) sekira pukul 19.00 WIB, rombongannya meninggalkan Desa Air Latak, ditarik kembali ke kampus UINFAS Bengkulu

"Di sana (Desa Air Latak, red) kami tidak nyaman lagi mas. Kami merasa keselamatan kami terancam kalau terus bertahan," ucap Yulita. 

Diceritakan Yulita, selama tujuh hari berada di Desa Air Latak dirinya dan rombongan merasa tidak nyaman dengan tingkah dan perbuatan anak muda Desa Air Latak.

Bertamu dalam keadaan mabuk, membawa alat karaoke dan pulang sampai larut malam, sehingga sangat mengganggu kenyamanan. 

"Kalau siang aman mas, nah kalau malam kami semua merasa was-was. Karena anak muda di sana bertamu yang kami anggap tidak sopan lagi, datang dalam keadaan mabuk dan pulang sampai larut malam," ungkap Yulita. 

Suasana semakin menakutkan lanjut Yulita, saat anak muda yang bertamu ke sekretariat mulai berbuat pengrusakan. Kabel starter sepeda motor di potong dan pipa air ke kamar mandi dipatahkan. 

"Karena kami anggap kondisi tidak kondusif lagi, kami berembuk untuk menyampaikan ini dengan Panitia KKN. Yang akhirnya kami ditarik kembali ke kampus," jelas Yulita. 

Ditempatkan di Desa Arang Sapat Kecamatan Lubuk Sandi bukan permintaan kami tukas Yulita. Namun ditempatkan oleh kampus dan Panitia KKN UINFAS Bengkulu.

Saat ditarik dari Desa Air Latak, dirinya dan rekan sempat diistirahatkan selama dua hari. 

"Kami melaksanakan KKN ini selama 40 hari, beradaptasi dan melaksanakan kegiatan bersama masyarakat. Selama KKN ini kami ingin belajar mengabdikan diri dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh desa," kata Yulita. 

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved