Olimpiade Paris 2024

Mengapa Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 Dihujat dan Dianggap Menghina Agama?

Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 dianggap melecehkan Yesus dan umat agama Kristen Katolik.

Avi Yemini/X
Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 menjadi kontroversi dan dihujat habis-habisan. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Upacara pembukaan atau Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 telah digelar pada Sabtu dini hari, 12.30 WIB.

Upacara tersebut memang berlangsung unik dan tidak seperti upacara pembukaan Olimpiade sebelumnya.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade Musim Panas, Upacara Pembukaan tidak diadakan di stadion.

Penyelenggara Paris 2024 membuat terobosan baru dengan menghadirkan olahraga ke kota tersebut dan hal yang sama akan berlaku untuk Upacara Pembukaan.

Upacara pembukaan diadakan di jantung kota di sepanjang jalur utamanya, yaitu Sungai Seine.

Namun alih-alih memukau, Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 justru menjadi kontroversi dan dihujat habis-habisan.

Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 dianggap melecehkan Yesus dan umat agama Kristen Katolik.

Tidak hanya warganet, bahkan sejumlah tokoh ternama dunia juga ikut angkat bicara terkait Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 tersebut.

Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 yang dihujat habis-habisan
Salah satu pertujukkan Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 yang dihujat habis-habisan.

Lantas mengapa Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 dihujat dan dianggap menghina?

Melansir laman New York Post, jalannya Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 tersebut awalnya berlangsung normal.

Acara Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 berjalan selama 4 jam dan diisi dengan berbagai pertunjukan.

Seperti yang dijanjikan, Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 dilaksanakan di luar stadion.

Sementara defile kontingen berjalan di sepanjang Sungai Seine, persis seperti yang diungkapkan sebelumnya.

Hingga kemudian muncul adegan tak biasa, ketika kamera siaran menyorot meja berisi waria dengan satu orang di tengah mengenakan semacam mahkota di kepalanya.

Tidak butuh waktu lama, penonton sadar, pertunjukan kekelompok waria dan penari itu merupakan "parodi Perjamuan Terakhir" Yesus bersama 12 muridnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved