Penemuan Mayat dalam Koper di Pangkep

Cerita Anak Temukan Mayat Wanita Dalam Koper Merah di Pangkep Sulsel, 2 Hari Tak Bertemu Sang Ibu

Berawal dari anak korban bernama Aisyah alias Caya yang berniat mengunjungi rumah kos ibunya

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa
Warga Kelurahan Jagong, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep digegerkan dengan penemuan mayat wanita di dalam koper berwarna merah, Minggu (11/8/2024) 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kasi Humas Polres Pangkep, AKP Imran menyebut mayat Ramlah (47), warga Tolo Toa, Kabupaten Jeneponto yang sudah membusuk di dalam koper merah pertama kali ditemukan oleh anak korban, pada Minggu (11/8/2024).

Berawal dari anak korban bernama Aisyah alias Caya yang berniat mengunjungi rumah kos ibunya di Kelurahan Jagong, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, sekitar pukul 11.00 Wita.

Saat tiba di rumah kos, Caya tak menemukan Ibunya.

“Menurut pengakuan anaknya, sudah tidak berhubungan dengan ibunya sejak Jumat lalu, sehingga dia megecek ke rumah kos yang ditempati ibunya,” ungkap Imran dilansir dari Tribuntimur.com.

Caya hanya menemukan sebuah koper merah yang memiliki bau menyengat.

Baca juga: Heboh Penemuan Mayat Wanita dalam Koper Merah di Pangkep Sulsel, Ternyata Warga Jeneponto

Mendapati hal tersebut, anak korban kemudian menuju rumah pemilik kos untuk mempertanyakan keberadaan korban sekaligus koper merah tersebut.

"Namun Aisyah mengaku, jika koper merah tersebut bukan miliknya. Di mana koper merah tersebut mengeluarkan bau menyengat," kata Imran.

Imran melanjutkan, jika kecurigaan dan ketakutan ke dua perempuan tersebut lalu melapor ke aparat kepolisian.

Mendapat laporan tersebut, Tim Inafis Polres Pangkep kemudian datang ke lokasi kejadian dan membuka koper tersebut.

Saat dibuka mereka menemukan jenazah korban dalam kondisi membusuk.

Pengakuan Anak Korban

Caya pilu menceritakan dirinya baru saja tiba dari Jeneponto hendak mencari ibunya di rumah kos yang sudah dihuni 6 bulan terakhir.

“Merantau sejak 15 tahun lalu, berpindah-pindah,” ujarnya.

Ia memutuskan menyusul ibunya ke Pangkep karena sudah dua hari terakhir tidak berkomunikasi dengan ibunya.

“Sudah dua hari tidak komunikasi, tidak aktif nomornya,” ungkapnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved