Ibu Bunuh Anak Tiri di Pontianak

Skenario Maut IF Ibu Bunuh Anak Tiri di Pontianak, Karang Cerita-Sembunyikan Jasad di Celah Dinding

Berdasarkan pemeriksaan polisi, IF mengarang cerita bahwa anak tirinya itu dijemput dua orang tidak dikenal suruhan ibu kandungnya.

Editor: Hendrik Budiman
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FERRYANTO
Petugas Kepolisian bersama tim dokter saat akan melakukan otopsi jasad Ahmad Nizam Alfahri (6), di RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak, Jumat 23 Agustus 2024. 

Setelah dilakukan pencarian terhadap penyebab dari bau itu, akhirnya Ichan melihat sebuah benda yang berat dan terbungkus plastik.

Setelah dibuka akhirnya terlihat sepasang kaki kecil yang terbungkus plastik warna hitam dan hijau. 

Saat pelapor menarik kaki kecil tersebut dan benar adanya bahwa kaki itu adalah kaki anak kandungnya yang dinyatakan hilang diculik pada Rabu 21 Agustus 2024. 

"Setelah menarik dan mendapati seluruh tubuh anaknya, sang ayah menanyakan kepada istrinya kenapa anak kandungnya ditemukan dalam plastik dan karung serta dalam keadaan mati. Saat itu IF tetap mengatakan tidak tahu. Selanjutnya sang ayah membawa pelaku ke ruang piket Ditreskrimum Mapolda Kalbar untuk meminta bantuan petugas guna menginterogasi IF," papar Petit.

Setelah dilakukan interogasi oleh petugas, akhirnya IF mengakui bahwa dialah yang melakukan perbuatan yang menyebabkan korban meninggal.

Tidak hanya itu IF juga lah yang membungkus mayat korban menggunakan plastik dan karung hingga menyembunyikan mayat korban di celah dinding samping bagian dalam rumahnya.

Nasib Pilu AN

Nasib pilu Ahmad Nizam (AN) yang ditemukan tewas terbungkus karung, pada Kamis 22 Agustus 2024 di Jalan Purnama Agung 7 Pontianak yang dibunuh oleh Ibu Tirinya.

Tiwi Ibu Kandung An mengungkapkan jenazah anaknya langsung dimasukkan dalam peti dan kemudian disalatkan usai proses autopsi.  

"Nanti proses setelah ini, akan dibawa ke kampung halaman ayahnya di Palembang untuk dimakamkan," ungkapnya saat ditemui di RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak, pada Sabtu 24 Agustus 2024.

Sang Ibu Kandung menerangkan sudah berpisah dengan anaknya sejak 2 tahunan.

"Saya berpisah dengan Nizam sejak ia berusai 4 tahun, sekitar dua tahunan lalu," ucapnya.

Meskipun Tiwi dan Nizam jarang bertatap muka dalam kurung waktu selama dua tahunan tersebut. 

Sebab karena pekerjaan Ayahnya yang berpindah-pindah, namun Sang Ibunda menerangkan akses komunikasi dengan anaknya masih terus terhubung baik.

"Karena Papanya Nizam dinasnya berpindah-pindah. Jadi kita tidak pernah bertatap muka. Tapi untuk saat itu selama dalam kurung waktu dua tahun itu, komunikasi saya sangat baik via videocall ataupun telepon dengan Nizam," katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved