Pembunuhan Siswi SMP di Palembang

Jerit Tangis Ayah Ayu Andriani Tak Bisa Lihat Wajah Sang Anak untuk Terakhir Kali

Jerit tangis ayah Ayu Andriani tak bisa lihat wajah sang anak untuk terakhir kalinya.

Editor: Yuni Astuti
TribunBengkulu.com/Tangkapan Layar Denny Sumargo
Kolase foto Ayu (kiri) dan ayah Ayu (kanan). Jerit Tangis Ayah Ayu Andriani Tak Bisa Lihat Wajah Sang Anak untuk Terakhir Kali 

TRIBUNBENGKULU.COM - Jerit tangis ayah Ayu Andriani tak bisa lihat wajah sang anak untuk terakhir kalinya.

Siswi SMP di Palembang, Ayu Andriani ditemukan tewas di kuburan Cina, Palembang.

Malanganya Ayu Andriani siswi SMP tewas karena dibunuh 4 orang remaja yang masih di bawah umur.

Selain dibunuh, Ayu Andriani juga digilir oleh 4 remaja tersebut yang salah satunya merupakan pacaranya.

Kepergian Ayu Andriani masih menyisahkan luka mendalam bagi sang ayah.

Sang Ayah mengungkapkan jika ia tak bisa melihat anak perempuannya itu untuk terkahir kali.

Ini diungkapkan ayah Ayu Andriani saat menjadi bintang tamu di Youtube Denny Sumargo.

"Pas saya dapat kabar juga, anak saya udah gak ada lagi," ujar ayah Ayu dilansir dari channel youtube Denny Sumargo, Kamis (12/9/2024).

"Saya tanya anak saya dimana, terus dijawab di rumah sakit, waktu itu saya langsung ke rumah sakit, pas sampai di rumah sakit anak saya udah dibungkus itu," ungkap Ayah Ayu.

"Sempat lihat wajahnya?" tanya Denny Sumargo

"Gak sempat," ujar Uwak Ayu

Kendati demikian, ayah Ayu juga mengatakan jika dirinya bisa melihat sang anak ketika di rumah sakit.

"Bisa lihat waktu saya di rumah sakit, ditanya ini orang tuanya, iya saya jawab, coba lihat dulu anaknya, jerit saya pak," ungkap ayah Ayu sambil menangis.

Baca juga: Ayu Andriani Sebelum Tewas Dihabisi Pacar & Digilir dalam Keadaan Tak Bernyawa di Kuburan Palembang

Sempat Izin Jualan

Kata terakhir Ayu Andriani (14) siswi SMP di Palembang yang tewas dibunuh pacar hingga digilir ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di kuburan Cina Palembang.

Beberapa hari terkahir ini viral postingan Ayu Andriani siswi SMP di Palembang yang cukup menyorot perhatian publik.

Bagaimana tidak, Ayu Andriani dibunuh oleh tiga bocah di bawah umur, yakni IS (16), MZ (13), NS (12) dan AS (12).

Salah satu pelaku yakni IS diketahui merupakan pacar dari Ayu Andriani yang baru dikenal 2 minggu.

Tangis pilu kedua orang tua Ayu Andriani masih diarasakan hingga saat ini.

Bagaimana tidak, sebelum ditemukan tewas di kuburan Cina Palembang, ternyata Ayu sempat berpamitan pada orang tuanya untuk jualan balon.

Hal ini disampaikan orang tua Ayu, melalui channel youtube Denny Sumargo.

"Si Ayu ini sehari-harinya katanya jualan balon?" tanya Denny Sumargo dilansir dari instagram @sumargodenny, Kamis (12/9/2024).

Bahkan sebelum ditemukan tewas Ayu berniat ingin menjual balon, dia meminta izin pada sang ayah.

"Dia ngomong sama bapaknya izin, izin yah mau jualan, Ayu Pengen jualan balon yah, menjerit batin saya pak," ujar Ayah Ayu.

Nantinya uang hasil jualan itu, Ayu ingin beli hp dan membayar uang spp sekolah.

"Jadi Ayu bisa ngumpulin uang untuk beli hp, sekalian kalau ada spp ayu yang kurang, ayu bisa tambahin,' ujar ibu Ayu

"Di sini (bagian bibir) keluar darah, keluar busa, pembuluh darah pecah kata polisi, sempat kayaknya dipukul, pas saya dapat kabar juga, anak saya gak ada lagi," ungkap sang ibu

Ditanya apakah orang tua sempat melihat wajah sang anak untuk terakhir kali, mirisnya orang tua Ayu sudah tidak sempat untuk melihat wajah sang anak.

"Udah gak sempat lihat wajahnya,"ungkap ayah sambil meneteskan air mata.

Kolase foto Ayu (kiri) dan Ayah Ayu (kanan).
Kolase foto Ayu (kiri) dan Ayah Ayu (kanan). (Kolase TribunBengkulu/Instagram Denny Sumargo)

Sosok IS

Terungkap sosok IS (16) pelaku utama pemerkosaan dan pembunuhan siswi SMP yang ditemukan di Kuburan Cina Palembang berisinial AA (13) ternyata memiliki dua kelainan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono.

Diketahui setelah cintanya ditolak korban, IS mengajak tiga siswa SMP yakni MZ (13), NS (12), dan AS (12) untuk menyekap dan memperkosa korban hingga tewas pada Minggu (1/9/2024).

Harryo mengungkapkan, IS terpapar film dewasa sehingga ingin melampiaskan nafsunya. 

"Di handphone IS yang kami sita ada dokumentasi video-video porno. Itu sebagai bentuk tersangka mengeksplorasi nafsu." 

"Salah satu penyebab utama secara psikologi, motif peristiwa tindak pidana ini adalah yang bersangkutan mengobral nafsu birahi dengan mengumpulkan film-film biru," tutur Harryo dikutip dari Tribun Jabar, Minggu (8/9/2024). 

IS telah menjalani pemeriksaan psikologi didampingi Biro SDM Polda Sumsel dan pengacara yang ditunjuk kepolisian. 

"Hasil sementara psikolog yang ada terdapat semacam ada indikator-indikator di mana tersangka IS, di mana berusia 16 menuju 17 tahun yang mana pertumbuhan jiwanya tidak seperti layaknya usia tersebut," jelasnya.

Menurutnya, kelainan tersebut mengakibatkan IS tak dapat bergaul dengan teman seusianya dan memilih bermain dengan siswa SMP.

"Caranya tersangka memiliki teman-teman yang secara usia di bawah tersangka atau dengan tujuan bisa dikendalikan, dan pada saat ada hal yang tidak diinginkan yang bersangkutan bisa mengajak rekan-rekan tersebut yang dikendalikan," tuturnya. 

Kelainan lain yakni IS menceritakan aksi pemerkosaannya ke teman-temannya. 

Bahkan, IS menutupi keterlibatannya dalam kasus ini dengan ikut yasinan di rumah korban. 

"Benar usai peristiwa pembunuhan tersebut, tanpa dosa salah pelaku ini IS, datang ikut yasinan di malam pertama," tambahnya. 

Ia menambahkan, korban meninggal karena kehabisan oksigen. 

"IS ini melakukan penganiayaan dengan cara menyekap korban dengan kedua tangannya sambil melakukan perbuatan layaknya suami istri kepada korban." "Sedangkan tiga temannya memegangi tangan dan kaki korban yakni MZ, NZ dan AS," sambungnya.

Tangis Pilu Ayah Korban

Tangis Udin, ayah siswi SMP yang dibunuh di kuburan cina Palembang, Sumatera Selatan yang meradang 3 pelaku tak ditahan atas kasus tersebut.

'Jangan tinggalin ayah' kalimat itu terus terlontar dari mulut Udin, ayah dari korban pembunuhan di Palembang.

Udin tak menyangka jika putrinya AA (13) bakal pergi selama-lamanya dalam kondisi tidak wajar.

Gadis kecilnya itu tewas setelah dibunuh dan diperkosa empat siswa SMP.

Setelah puas melakukan aksinya, jasad korban ditinggalkan oleh para pelaku dikawasan kuburan china, Palembang.

Keempat pelaku saat ini sudah diamankan oleh polisi yakni IS (16) dalang pembunhan dan ketiga temannya yakni MZ (13), MS (12) dan AS (12).

Namun, polisi hanya menahan IS, sedangkan tiga pelaku lainnya tidak ditahan, melainkan direhabilitasi.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan, hal tersebut terpaksa dilakukan karena ketiganya masih anak-anak.

Sehingga, pihak keluarga pelaku memohon kepada pihak kepolisian membantu menitipkan (atas permintaan keluarga) ke panti rehabilitasi anak di Ogan Ilir yang ada di kawasa Indralaya. 

"Di sana, ketiga pelaku dalam pengawasan pihak keluarga dan pihak dinsos serta kepolisian.  Hingga saat ini ketiga sudah dibawa Indralaya," ungkap Harryo kembali. 

Semasa hidup korban AA dikenal sebagai sosok anak yang baik.

Bahkan, untuk membantu perekonomian orangtuanya, korban AA kerap berjualan balon setelah pulang sekolah.
Disisi lain, video ayah korban menangis kini viral di media sosial.

Video Udin menangis histeris pun menuai sorotan publik.

Udin yang saat itu berada ditempat kerjanya langsung pulang ke rumah setelah mendapat kabar duka yang membuat hatinya hancur.

Saat tiba dirumah, Udin tak kuasa menahan tangisannya.

Udin pun menjerit sejadinya lantaran putri kesayanganya telah pergi untuk selama-lamanya akibat dibunuh oleh empat siswa SMP.

Udinya pun hanya berucap 'Jangan tinggalkan ayah' sambil terus menangis.

Sejumlah orang pun berusaha menenangan ayah korban.

Namun, lelaki yang memakai baju kaos lengan pendek berkerah itu masih terus menangisi kepergian putrinya.

Baca juga: Siasat Licik IS Rudapaksa Beramai-ramai Pacarnya Ayu Anggraini, Siswi SMP Tewas di Kuburan Palembang

Motif Pelaku

Motif IS (16) tega menghabisi nyawa AA (13 tahun) pelajar SMP yang jasadnya ditemukan di kuburan cina Palembang berawal lantaran cinta ditolak.

Tak sendiri, IS yang masih berstatus pelajar SMA di Palembang turut mengajak 3 temannya berinisial MZ (13), NS (12) dan AS (12) masing-masing adalah pelajar SMP. 

Otak pelaku dari peristiwa tersebut adalah IS (16) yang cintanya ditolak korban dan baru kenal dengan korban selama dua minggu. 

"Perbuatan itu dilatari oleh perasaan cinta pelaku yang tidak tersampaikan. Tapi tindakan tersebut sangat fatal yang akhirnya berdampak ke korban hingga meninggal dunia," ujar Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono saat menggelar rilis perkara di Polrestabes Palembang, Kamis (5/9/2024). 

Pilunya, tak hanya membunuh namun ketiga pelaku juga merudapaksa korban secara bergantian. 

Aksi rudapaksa tersebut dilakukan bergantian sebanyak dua kali, pertama di samping Krematorium Sampurna kemudian di tempat korban ditemukan oleh warga.

Harryo mengungkapkan, dari handphone milik tersangka IS penyidik menemukan video-video dewasa. 

"Di handphone IS yang kami sita ada dokumentasi video-video dewasa. Itu sebagai bentuk tersangka mengeksplorasi nafsu," ujarnya. 

Selama proses penyelidikan pihaknya juga melakukan pemeriksaan secara psikologis dan terungkap motif tindakan keji yang dilakukan oleh tersangka IS dan mengajak ketiga temannya karena menonton video dewasa.

"Salah satu penyebab utama secara psikologi, motif peristiwa tindak pidana ini adalah yang bersangkutan mengobral nafsu birahi dengan mengumpulkan film-film biru," katanya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved