Satu Keluarga di Kediri Tewas
SOSOK 3 Korban Pembunuhan 1 Keluarga di Kediri, Tewas Ditangan Adik Kandung Sendiri
Inilah sosok 3 korban pembunuhan 1 keluarga di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Rabu (4/12/2024).
TRIBUNBENGKULU.COM - Inilah sosok 3 korban pembunuhan 1 keluarga di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Rabu (4/12/2024).
Tiga korban pembunuhan yang tewas terdiri dari Agus Komarudin (38), Kristina (34), dan sang anak sulung berinisial CAW (9).
Ketiganya dimakamkan dalam satu liang lahat di TPU Desa Pandantoyo Kediri pukul 09.00 WIB.
Meski dalam satu liang lahat, pemakaman disiapkan dalam lubang satu per satu dan berjejer.
Selama ini keluarga Agus dikenal sangat menjalin hubungan baik dengan tetangga.
Bahkan, keluarga Agus juga diketahui sangat harmonis tanpa masalah apapun.
Namun sayangnya, mereka sekeluarga justru tewas di tangan adik kandung Kristina sendiri.
Berawal dari cekcok permasalahan orang tua hingga tak dipinjami uang, 3 orang tewas secara tragis.
Berikut sosok dan tabiat mereka:
-
Kristina Rela Tempuh 50 KM Demi Mengajar
Meninggalnya Kristina meninggalkan duka mendalam bagi segenap guru dan siswa SDN 1 Batangsaren di Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Di sekolah ini, Kristina mengabdikan dirinya sebagai pendidik.
Kepala SDN 1 Batangsaren Suparman mengatakan, Kristina merupakan seorang yang berdedikasi.
Salah satu bentuknya, guru kelas V itu rela menempuh 50 kilometer dari rumahnya di Kabupaten Kediri demi mengajar di SDN 1 Batangsaren di Tulungagung.
“Dedikasinya baik, kinerjanya juga baik. Komunikasi dengan guru-guru lain baik, dia juga dekat dengan para siswa,” ujarnya, Jumat (5/12/2024).
Kristina sudah lima tahun mengajar di SDN 1 Batangsaren. Ia ditempatkan di SD tersebut sejak diangkat sebagai pegawai negeri dipil (PNS) pada 1 Maret 2019.
“Jadi Bu Kristina sudah 5 tahun lebih mengajar di SDN 1 Batangsaren. Sejak pertama jadi PNS dia di sini,” ucapnya.
Lima tahun mengajar di SDN 1 Batangsaren, Kristina berkelakuan baik.
Namun, pada Kamis, Kristina tiba-tiba tak datang ke sekolah tanpa kabar.
“Saat itu dihubungi tidak bisa. Di grup WA juga tidak aktif,” ungkap Suparman.
Sekitar pukul 11.30 WIB, barulah pihak sekolah menerima kabar duka itu.
“Kami sangat kehilangan sosoknya. Semoga diampuni dosa-dosanya dan diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” tuturnya.
2. Agus Komarudin Baik dan Tegas
Korban pembunuhan lainnya, Agus Komarudin dikenal sangat baik hingga membuat Kepala Sekolah dan para rekan sejawatnya merasa kehilangan.
Mereka merasa kehilangan sosok Agus yang supel dan penyabar.
Hal ini diungkapkan Kepala Sekolah SDN Babatan 1, Putut Retno Utomo saat seluruh siswa dan guru menggelar doa bersama untuk mengenang Agus Komarudin,usai upacara bendera, Senin (9/12/2024).
Agus Komarudin merupakan salah satu guru sekolah tersebut, yang menjadi korban dalam tragedi pembunuhan satu keluarga di Pandantoyo, Ngancar, Kabupaten Kediri, Kamis (5/12/2024).
Putut menyampaikan rasa belasungkawa mendalam atas kepergian Agus Komarudin.
Ia juga mengingatkan para siswa akan pentingnya menjaga empati dan solidaritas dalam menghadapi musibah seperti ini.
"Kami sangat terpukul atas peristiwa ini. Sebagai bagian dari keluarga besar SDN Babatan 1, kami berduka dan mendoakan agar almarhum Bapak Agus Komarudin beserta keluarga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan," kata Putut usai acara.
Doa bersama tersebut dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin langsung oleh Putut Retno Utomo.
Renungan singkat juga disampaikan sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum.
Para siswa terlihat khusyuk mengikuti jalannya acara, sambil membawa foto Agus Komarudin sebagai kenang-kenangan.
Putut menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari doa 7 harian untuk Agus Komarudin.
Beliau dikenal sebagai guru yang sangat berdedikasi dan telah mengabdi di SDN Babatan 1 sejak diangkat menjadi PNS pada 2023.
Selain mengajar kelas 4, Pak Agus juga mengampu pelajaran agama Kristen.
"Sosok Pak Agus adalah pribadi yang sangat baik, supel, penyabar, dan selalu siap membantu. Beliau sering membantu tugas rekan guru lain meskipun itu bukan tanggung jawabnya. Murid-murid juga sangat dekat dengannya karena kesabaran dan cara beliau mengajar yang menyenangkan," tambah Putut.
Kepala sekolah menegaskan, tragedi ini menjadi duka mendalam bagi seluruh civitas sekolah. Ia berharap kejadian serupa tidak akan terulang lagi di masa mendatang.
"Kami merasa perlu mengajak anak-anak untuk turut mendoakan almarhum sebagai wujud empati. Selain itu, ini juga menjadi pelajaran penting tentang pentingnya rasa peduli terhadap sesama," tutup Putut Retno Utomo.
Salah satu siswa kelas 4 yang pernah diajar Agus Komarudin, Alyura mengenang gurunya sebagai sosok yang baik dan tegas dalam mengajar.
"Pak Agus itu suka memberikan tugas sulit, tapi kalau kita tanya, beliau pasti membantu. Beliau baik sekali," ungkap Alyura.
3. CAW Periang, Suka Ngajak Jajan Teman
Korban tewas lainnya, CAW (12), kini duduk di kelas VIII SMP Negeri 2 Wates.
Dia dikenal sebagai sosok ceria, ramah, dan berprestasi di sekolah.
Menurut salah satu teman akrabnya, CAW adalah anak yang riang, pintar, dan pandai bergaul.
"Dia itu baik, anaknya riang, dan pintar di kelas. Sama teman-temannya asik, suka bermain, dan selalu gembira," kata Febrian teman kelas CAW usai menghadiri pemakaman almarhum di Desa Pandantoyo Ngancar, Jumat (6/12/2024) kemarin.
Mendengar kabar CAW telah tiada pada Kamis (5/12/2024) kemarin, Febrian mengaku kaget dan tak menyangka.
Pasalnya pada hari Selasa (3/12/2024), CAW tampak baik-baik saja di kelas dan tidak menunjukkan gelagat yang aneh.
"Saya kaget mendengar dia telah tiada kemarin. Rasanya sedih sekali, karena kami biasanya sering bermain bersama. Kami sering main petak umpet, menggambar, dan dia juga sering membelikan saya jajanan," kenangnya.
Hal senada disampaikan oleh Gamaliel Joshua Utomo, teman sekampung CAW.
Ia mengenang momen terakhirnya bermain bersama CAW pada Selasa sore.
"Kami main hujan-hujanan dan pasir di sekitar rumahnya. Nggak ada tanda-tanda khusus sebelum dia meninggal. Anak itu ceria, periang, dan nggak pernah menunjukkan kesedihan. Saya benar-benar kaget mendengar kabar kalau dia meninggal pada Kamis," tuturnya.
Gamaliel juga mengenang CAW sebagai anak yang ramah dan baik terhadap teman-temannya.
"Dia itu nggak suka main bola, tapi sering main yang lain, seperti petak umpet dan tebak-tebakan. Walaupun kadang usil, usilnya masih dalam batas wajar. CAW juga sering ngajak teman-temannya jajan bareng," tambah Gamaliel.
Kepergian CAW yang mendadak membuat banyak pihak merasa kehilangan. Doa terus mengalir untuk almarhum, termasuk dari teman-temannya.
"Semoga dia tenang di sana. Dia adalah teman yang baik, dan kami semua akan selalu mengenangnya dengan penuh cinta," harapnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id
Korban Pembunuhan 1 Keluarga di Kediri
Sosok 3 Korban Pembunuhan 1 Keluarga di Kediri
Satu Keluarga di Kediri Tewas
1 Keluarga tewas di kediri
Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri
Kediri
| Kristina Sempat Mengeluh Perangai sang Adik, Sebelum Jadi Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri |
|
|---|
| Sosok Agus Komarudin, Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Dikenal Ramah dan Penyabar |
|
|---|
| Pemkab Kediri Bakal Tanggung Masa Depan SPY, Anak Bungsu Korban Pembunuhan Satu Keluarga |
|
|---|
| Alasan Yusa Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Biarkan Anak Bungsu Hidup Sebatang Kara |
|
|---|
| Kondisi Anak Bungsu Korban Selamat Pembunuhan Satu Keluarga Guru di Kediri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/SOSOK-3-Korban-Pembunuhan-1-Keluarga-di-Kediri-Tewas-Ditangan-Adik-Kandung-Sendiri.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.