Pilbup Kepahiang 2024

Meniti Karir ASN, Wabup Kepahiang Terpilih Abdul Hafizh Ungkap Tak Pernah Terpikir Masuk Politik

Wakil Bupati Kepahiang terpilih untuk periode 2025-2030, Abdul Hafizh mengatakan tidak pernah terpikirkan olehnya untuk masuk politik

|
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
TribunBengkulu.com
Wabup Kepahiang Bengkulu terpilih untuk periode 2025-2030, Abdul Hafizh saat hadir di Studio TribunBengkulu.com. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG - Wakil Bupati Kepahiang terpilih untuk periode 2025-2030, Abdul Hafizh mengungkap tidak pernah terpikir untuk masuk politik dan kini menjadi seorang wakil bupati.

Lahir di Curup, 13 September 1968, Abdul Hafizh menamatkan pendidikan dasar di SDN Banyumas 1 Curup pada 1982.

Kemudian, Abdul Hafizh melanjutkan pendidikan menengah di SMPN 1 Curup dan tamat tahun 1985, serta SPP Kelobak Kepahiang dan tamat tahun 1988.

Pendidikan tinggi sarjana ditempuh Hafizh di Universitas Muhammadiyah Malang, dan lulus di tahun 1992.

Ia lalu melanjutkan menempuh pendidikan pascasarjana di Universitas Bengkulu, dan lulus tahun 2006.

Saat wawancara eksklusif bersama Content Manager (CM) TribunBengkulu.com M Syah Beni, Abdul Hafizh menceritakan orangtuanya pernah menjadi anggota DPRD Rejang Lebong dari fraksi Golkar selama dua periode.

Saat itu, Kabupaten Kepahiang masih menginduk ke Rejang Lebong.

Orang tua Abdul Hafizh bahkan sempat menawarkan untuk masuk politik, dan menjadi pengurus kecamatan Golkar di Tebat Karai.

"Saat itu, sedang pemekaran Kabupaten Kepahiang dan Lebong dari Rejang Lebong," kata Abdul Hafizh.

Di saat yang bersamaan, ada juga penerimaan Calon Pegawai Sipil Negara (PNS), yang merupakan penerimaan PNS pertama setelah era reformasi.

Abdul Hafizh kemudian lebih memilih mendaftar sebagai PNS, dan ternyata lulus diterima.

"Jadi, saya tidak jadi masuk politik," ujar Abdul Hafizh.

Karir Abdul Hafizh sendiri ternyata moncer sebagai PNS. Sebagai seorang birokrat, dia pernah menduduki beberapa jabatan penting di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu.

Sebagai biroktarat, Hafizh tercatat sebagai Kepala Sub Bidang Pajak Daerah Lainnya di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Bengkulu sejak tahun 2017 hingga 2019.

Hafizh kemudian menjabat sebagai Kepala Bagian Penyusunan dan Pengendalian Program pada Setdaprov Bengkulu hingga tahun 2021, dan menjadi Kepala Biro Pembangunan Daerah Setdaprov Bengkulu hingga tahun 2024, sebelum memutuskan memundurkan diri pada Agustus 2024.

"Takdir akhirnya balik lagi. Proses menjadi wabup ini singkat sekali," ungkap Abdul Hafizh.

Baca juga: Harta Kekayaan Abdul Hafizh Wakil Bupati Kepahiang Terpilih di Pilkada 2024

Selama mengikuti kontestasi di Pilkada 2024, Ia juga bisa mendapatkan pengalaman dan cerita baru.

Paling terasa, kata Abdul Hafizh, adalah saat dirinya bisa bertakziah ketika ada keluarga atau kerabat serta kenalan meninggal dunia.

Dulu, saat dirinya masih seorang pejabat di Pemprov Bengkulu, seringkali tak bisa bertakziah karena urusan kedinasan.

Pernah suatu ketika, kenalan Abdul Hafizh mendadak meninggal dunia karena serangan jantung.

Sayangnya, saat itu dirinya tengah berdinas di Yogyakarta, sehingga tidak bisa datang ke rumah duka.

"Kadang sedih juga. Ada keluarga sakit, tak bisa dijenguk, karena jam tugas," cerita Abdul Hafizh saat wawancara bersama Pimred TribunBengkulu.com, M Syah Beni.

Saat mengikuti kontestasi Pilkada 2024 lalu, Abdul Hafizh mengatakan dirinya akhirnya bisa bertakziah, dan datang ke rumah duka saat ada kerabat atau kenalan yang meninggal dunia.

"Malah, saat saya datang, saya diberikan kesempatan untuk memberikan sepatah dua patah kata," ujar Hafizh.

Pengalaman lain, selama mengikuti kontestasi pilkada, Abdul Hafizh mengatakan dirinya baru mengetahui jika dia memiliki keluarga besar.

Beberapa keluarga ini menjelaskan kepadanya, bahwa mereka masih memiliki tali ikatan darah.

Peristiwa ini terjadi hampir seluruh kecamatan di Kepahiang, bahkan di daerah yang menurutnya Abdul Hafizh sebelumnya dia tidak memiliki keluarga di sana.

"Dan itu tidak dibuat-buat. Mereka cerita, bahwa kami masih memiliki ikatan keluarga," kata Hafizh.

Dari pilkada ini juga, Abdul Hafizh mendapatkan pengalaman, bahwa ikatan keluarga sangat penting. Dalam membangun jaringan, orang yang memiliki ikatan keluarga akan lebih mudah, dibandingkan orang dengan logistik besar.

"Bahwa nilai persaudaraan itu sangat berharga. Logistik itu tetap dibutuhkan, tapi nilai persaudaraan tidak ternilai harganya," ungkap Abdul Hafizh.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved