Mayat dalam Koper di Ngawi

Siasat Licik Rochmat Rencanakan Pembunuhan Uswatun Khasanah, Ajak Korban Bertemu di Hotel Kediri 

Siasat licik Rochmat Tri Hartanto (RTH) alias A (33) rencanakan pembunuhan Uswatun Khasanah, seorang LC Karaoke alias pemandu lagu di Ngawi, Jatim.

Editor: Rita Lismini
Tribunsumsel/Tribunbengkulu
Foto RTH alias pelaku pembunuhan Uswatun. Siasat Licik RTH Rencanakan Pembunuhan Uswatun Khasanah, Ajak Korban Bertemu di Hotel Kediri 

TRIBUNBENGKUlU.COM - Siasat licik Rochmat Tri Hartanto (RTH) alias A (33) rencanakan pembunuhan Uswatun Khasanah, seorang LC Karaoke alias pemandu lagu di Ngawi, Jawa Timur. 

Rupanya Rochmat sudah merencanakan pembunuhan Ana sudah dari jauh hari. 

Ia melancarkan aksinya dengan siasat licik mengajak korban bertemu di Hotel Adisurya, Kediri kamar 301. 

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman menuturkan Rochmat terlebih dahulu mencekik Ana sebelum memutilasinya.

"Perlu kami sampaikan kejadian sebenarnya sudah direncanakan pelaku jauh hari. Itu mengapa pelaku mengajak bertemu korban di hotel di wilayah Kediri," kata Farman dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, dikutip dari Instagram @humaspoldajatim, Senin (27/1/2025).

Farman menjelaskan rangkaian peristiwa pembunuhan dan mutilasi terhadap Ana oleh Rochmat berawal pada Minggu (19/1/2025) di salah satu hotel di Kediri.

Pada momen tersebut, kata Farman, Rochmat dan Ana sempat terlibat cekcok.

Saat cekcok tersebut, ternyata pelaku sempat mencekik korban sampai tewas.

"Tanggal 19 mulai check-in malam, lalu berdasarkan pengakuan (pelaku) ada percekcokan dan tejradi korban dicekik oleh yang bersangkutan (pelaku) sehingga meninggal dunia," kata Farman.

Pelaku Panik, Korban Dimutilasi Keesokan Harinya

Akibat panik korban tewas, Rochmat memutuskan untuk memutilasi Ana pada Senin (20/1/2025) dini hari.

Farman mengatakan Rochmat lantas menyiapkan beberapa barang seperti koper merah hingga pisau untuk memutilasi Ana.

Adapun koper merah tersebut diambil dari rumah pelaku, sedangkan pisau dibeli di salah satu tempat.

"Caranya pertama menyiapkan koper, diambil di rumah, kemudian menyiapkan beberapa barang yang dibutuhkan. Plastik, lakban, pisau. Pisau beli di salah satu tempat," kata Farman.

Motif Sakit Hati: Cemburu hingga Tak Terima dengan Ucapan Korban

Farman juga mengungkap motif dari Rochmat sampai tega dan nekat membunuh serta memutilasi Ana.

Pelaku cemburu dan menuduh korban memasukkan laki-laki lain di kosnya.

"Motifnya sakit hati dan cemburu karena korban ini pernah memasukkan laki-laki lain di kos korban," kata Farman.

Selain itu, Farman juga menyebut pelaku kesal karena korban kerap meminta uang kepadanya.

"Sehingga saat pertemuan di hotel di Kediri, memang pelaku sempat menyiapkan uang Rp1 juta untuk korban," katanya.

Selain itu, Farman juga menyebut Rochmat sakit hati karena Ana sempat mendoakan anaknya untuk menjadi pekerja seks komersial (PSK).

"Bahwa korban pernah berucap kepada tersangka bahwa korban mendoakan kalau nanti sudah besar, anaknya ini akan menjadi PSK. Itu juga membuat pelaku sakit hati," jelasnya.

Ucapan lainnya yang membuat sakit hati adalah karena Ana sempat mengatakan agar Rochmat menghilangkan nyawa anak keduanya.

"Korban ini tidak terima karena pelaku punya anak yang kedua. Sehingga korban sempat melontarkan agar menghilangkan anak keduanya (pelaku).

Pelaku Bukan Suami Siri Korban

Di sisi lain, Farman juga menyebut bahwa Rochmat bukanlah suami siri korban meski memang ada hubungan antara mereka.

Dia mengatakan pengakuan tersebut dilakukan Rochmat demi mengelabui orang di sekitarnya.

"Faktanya (Rochmat) tidak (suami siri Ana). Berhubungan sudah tiga tahun," kata Farman.

"Kita temukan yang bersangkutan sering berhubungan dengan korban. Untuk mengelabui yang bersangkutan tidak dicurigai, mengaku sebagai suami siri," sambungnya.

Potongan Tubuh Disebar di 3 Kabupaten

Sementara itu, PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi membenarkan, RTH sengaja dibawa ke Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim untuk menjalani penyidikan lanjutan atas kasus tersebut. 

Tersangka RTH ditangkap di kawasan Kabupaten Madiun.

Lalu, membuang beberapa potongan tubuh korban di wilayah lain, seperti Ngawi, Trenggalek, dan Ponorogo. 

"Iya itu BB, besok dirilis. Ditangkap di Madiun, mohon waktu," ujar AKP Fauzi di halaman depan Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, pada Minggu (26/1/2025) malam. 

Pelaku mutilasi RTH merupakan pria asal Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Tulungagung. 

Sedangkan korban Uswatun Khasanah berasal dari Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar namun bekerja di Tulungagung.

Lalu penemuan koper merah berisi jasad korban tergeletak di dasar parit Desa Dadapan, Kendal, Ngawi pada Kamis (23/1/2025).

Informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, sehari-hari pekerjaan RTH diduga menjadi makelar mobil bodong di Tulungagung.

Setelah kabar penangkapan RTH menyebar luas, akun Instagram-nya @skipp3r_86 diserbu netizen.

RTH terakhir kali mengunggah video-nya sedang nge-gym pada 12 July 2023.

Banyak komentar netizen yang mengecam perbuatan RTH karena tega terhadap perempuan.

Penemuan Mayat dalam Koper

Sebelumnya, warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, digegerkan dengan penemuan mayat wanita dalam koper berwarna merah pada Kamis (23/1/2025).

Mayat wanita yang belum diketahui identitasnya tersebut diduga merupakan korban pembunuhan dan mutilasi.

Saat ditemukan, kondisi mayat wanita tersebut tanpa kepala dan kedua kakinya.

Dikutip dari Kompas.com, mayat dalam koper pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Yusuf, yang hendak membuang sampah.

Awalnya, Yusuf menemukan bungkusan plastik besar berwarna hitam di selokan.

Setelah dibuka, bungkusan plastik bubble wrap tersebut ternyata berisi koper berwarna merah yang di dalamnya terdapat mayat wanita.

Menurut Yusuf, mayat wanita tersebut dalam kondisi telanjang dan dibungkus dengan selimut warna krem.

"Saat saya buka, ternyata mayat perempuan yang telanjang dibungkus dengan selimut," jelas Yusuf.

Kepala Desa Dadapan, Andik Bangga Sagitarama menambahkan bahwa dalam bungkusan tersebut juga terdapat sandal dengan hak tinggi.

"Tadi ada sandal hak tinggi dengan warna kuning bagian bawahnya, sepertinya yang biasa dipakai untuk acara," ujar Andik.

Tak berlangsung lama, Andik pun langsung melaporkan penemuan tersebut kepada polisi.

"Ada selimut agak putih, sepatu wanita dan sekilas bentuk tubuh, tapi tidak lama ditutup kembali. Warga lalu melaporkannya ke Pemerintah Desa diteruskan ke polisi," ungkapnya.

Selain itu, warga menemukan adanya kejanggalan pada bungkusan paket berisi mayat tersebut.

Hal itu lantaran paket tersebut terlihat dikemas dengan sangat rapi.

"Paketnya rapi. Kalau bukan orang paket atau kurir, tidak mungkin bisa dikemas sedemikian rupa," terang Andik.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved