Berita Viral

Alasan Keluarga Pasien Paksa Buka Masker hingga Caci Maki Dokter: Pesan VIP Tapi Nunggu Berhari-hari

Alasan keluarga pasien memaksa buka masker hingga mencaci maki dokter di RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, SumSel bernama dr. Syahpri Putra Wangsa.

Editor: Rita Lismini
Instagram Mimin Sekayu
DOKTER RSUD SEKAYU VIRAL - Tangkapan layar detik-detik Dokter di RSUD Sekayu, Sumsel dipaksa buka masker lalu dicaci maki, kini terungkap fakta yang sebenarnya, Kamis 14 Agustus 2025. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Alasan keluarga pasien memaksa buka masker hingga mencaci maki dokter di RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan bernama dr. Syahpri Putra Wangsa.

Setelah viral video dr Syahpri  dimarahi dan dipaksa melepas masker di RSUD Sekayu, kini keluarga pasien angkat bicara dan menyampaikan klarifikasi.

Ismet Syaputra selaku dari keluarga pasien muncul dan memberikan penjelasan atas kejadian yang sebenarnya. 

Ismet mengaku kecewa karena sang ibu yang dirawat di RSUD Sekayu harus menunggu dokter hingga empat hari sejak masuk rumah sakit.

Padahal ia ingin mendapatkan pelayanan cepat sehinga menempatkan ibunya di kamar VIP.

“Kami datang hari Jumat, rujukan dari Klinik Smart Medica. Ibu saya dirawat karena diabetes komplikasi. Kondisinya membaik, sadar, demam turun, gula darah stabil setelah dirawat di RSUD Sekayu. Tapi kami diminta menunggu dokter sampai hari Selasa,” ujar Ismet, Rabu (13/8/2025).

Menurutnya, pelayanan yang diberikan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Ingin pelayanan VIP yang diterima sama seperti pelayanan BPJS. 

“Kami memilih pelayanan umum atau VIP karena ingin pelayanan maksimal. Kalau dokter tidak ada saat akhir pekan, apa bedanya dengan BPJS. Sedangkan VIP saja seperti ini,” ungkapnya.

Kekecewaan Ismet bertambah ketika mengetahui hasil pemeriksaan dahak ibunya yang ia klaim sudah tersedia sejak Sabtu, namun baru dicek pada Selasa.

Saat menanyakan tindak lanjut perawatan, ia mengaku hanya mendapat jawaban untuk bersabar.

“Bagaimana saya bisa bersabar melihat ibu saya terbaring sakit. Saya tersulut emosi dan meminta dokter melepas masker untuk memastikan beliau benar dokter atau bukan,” ungkap Ismet.

Ismet menilai, pengalaman ini menjadi catatan penting bagi pihak rumah sakit agar pasien VIP benar-benar mendapat pelayanan sesuai harapan. 

"Kalau statusnya VIP, mestinya penanganan dan fasilitasnya juga maksimal, bukan malah menunggu berhari-hari,” ungkapnya.

Sementara itu, dr Syahpri, mengatakan situasi mulai memanas saat ia hendak memasuki ruangan perawatan. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved