Kasus Pembunuhan

Sosok Dea, Wanita yang Lapor Polisi Tapi Tak Digubris, Berujung Tewas Bersimbah Darah

Inilah sosok Dea Permata Kharisma (27), warga Komplek Perumahan PJT II, Blok D, Desa Jatimekar Kabupaten Purwakarta yang bernasib tragis. 

Editor: Rita Lismini
TribunJabar/Deanza Falevi
PEMBUNUHAN TRAGIS DI JABAR - Kolase foto semasa hidup Dea sebelum ditemukan tewas bersimbah darah dibunuh oleh pembantunya, beruntung pelaku sudah diamankan, Kamis 14 Agustus 2025. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Inilah sosok Dea Permata Kharisma (27), warga Komplek Perumahan PJT II, Blok D, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta yang bernasib tragis. 

Dirinya ditemukan tewas dalam kondisi bersimbah darah oleh pembantunya selepas pulang dari warung pada Selasa (12/8/2025) sekitar pukul 13.30 WIB.

Sukarno (65) ayah Dea Permata mengatakan sebelum putrinya ditemukan tewas, korban sempat mendapatkan teror dari seseorang.

Teror yang dialami Dea Permata bermacam-macam, mulai rumahnya dilempar cat hingga kedatangan orang yang memberi ancaman.

‎"Sempat cerita, rumah tuh dilempari cat, kemudian juga orang yang mengancam itu pernah masuk ke dalam rumah juga," kata Sukarno di lokasi kejadian.

‎Selain ancaman, Sukarno mengatakan, anaknya juga diancam pembunuhan melalui pesan singkat WhatsApp.

Hal senada diungkapkan ibu korban, Yuli Ismawati (55).

‎Ia mengaku bahwa putrinya sudah lebih dulu melaporkan ancaman teror yang dialaminya ke pihak kepolisian, namun tidak mendapat tindak lanjut.

‎Yuli mengatakan bahwa sang anak sempat bercerita bahwa ada nomor asing yang melakukan ancaman pembunuhan melalui WhatsApp.

‎"Sudah kami laporkan ke Babinsa, bahkan sampai ke Polsek Jatiluhur. Tapi engga ada yang datang," kata Yuli.

Padahal selama ini Dea, dikenal sebagai pribadi yang tak hanya cerdas, tapi juga ulet dan penuh semangat.

‎Sosoknya yang sederhana dan ceria masih begitu jelas di ingatan sang ibu, Yuli Ismawati (55), yang menceritakan keseharian putrinya dengan penuh kebanggaan dan haru.

‎"Sehari-harinya ya ibu rumah tangga, terus dia ada kegiatan usahanya, jualan makanan, dimsum," kata Yuli saat ditemui di kediamannya di Perum POJ Sadang, Desa Cisereuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Rabu (13/8/2025).

‎Dea memang dikenal memiliki jiwa kewirausahaan. Di sela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga kuliah, ia tetap menyempatkan diri mengelola usaha kecil-kecilan yang ia rintis sendiri.

‎Setiap pagi, kata Yuli, Dea rutin mengantar dagangan dimsumnya ke tenant miliknya di sekitar kampus Politeknis Bisnis (Polbis) Purwakarta. Jika tidak ada pegawai yang membantu, ia sendiri yang berjaga dari pagi hingga sore hari.

‎"Dia dari pagi berangkat ke Polbis bawa dagangannya, pulangnya baru tutup usaha. Kalau ada pegawainya, dia arahin dulu, terus pulang ke rumah, bantuin di rumah, nyiapin sarapan suaminya, nyuci, nyetrika, ya biasa ibu rumah tangga," kata Yuli.

‎Namun lebih dari itu, Yuli menekankan bahwa yang paling melekat dari sosok Dea adalah kepribadiannya yang hangat dan tanpa prasangka.

‎"Anakku itu periang, ramah, dan enggak pernah punya rasa jelek ke orang. Dia engga pernah suudzon, bahkan ke orang yang mungkin menyakitinya pun engga," ucapnya lirih, suara sang ibu bergetar menahan emosi.

Klarifikasi Polres Purwakarta

‎‎Kasi Humas Polres Purwakarta AKP Enjang Sukandi berusaha meluruskan soal laporan korban yang tak digubris. 

‎Enjang mengatakan korban pertama kali menyampaikan masalah ancaman tersebut kepada anggota Bhabinkamtibmas saat berada di sebuah acara bersama suaminya.

‎"Jadi bukan membuat laporan, tapi suami korban sempat konsultasi ke Pak Babin pada bulan Juli 2025 kemarin. Dia bertanya soal ancaman yang diterimanya, dan dari situ mulai ditindaklanjuti," kata Enjang.

‎Menurutnya, korban saat itu belum membuat laporan polisi secara resmi karena masih mengumpulkan bukti, salah satunya berupa tangkapan layar ancaman yang dikirimkan melalui WhatsApp.

‎"Laporan resmi memang belum dibuat saat itu, karena polisi perlu bukti. Kalau ancamannya sudah ada dan bisa ditunjukkan, baru bisa diproses," katanya.

Ade Mulyana Bersandiwara Setelah Membunuh Dea

Ade Mulyana sempat bersandiwara seolah majikannya Dea Permata Karisma dibunuh orang lain.

Saat itu, Ade Mulyana berpura-pura kaget dan memberi tahu tetangga korban bila majikannya sudah tak bernyawa.

Hal tersebut terungkap dari pengakuan tetangga korban Salbiah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved