Berita Rejang Lebong

Waspada DBD! Musim Penghujan di Rejang Lebong Picu Lonjakan Kasus

Musim Penghujan di Rejang Lebong, Kasus DBD Mengintai. Waspada terjadi lonjakan kasus DBD.

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Hendrik Budiman
M Rizki Wahyudi/Tribunbengkulu.com
HUJAN - Foto suasana di Rejang Lebong yang sedang musim penghujan pada Jumat (15/8/2025). Curah hujan tinggi patut diwaspadai karena penyakit DBD mengintai. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG – Sejak Januari hingga Juli 2025, jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sudah mencapai 115 kasus.

Angka ini bersumber dari laporan 21 Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah.

Ditengah curah hujan tinggi ini, kasus DBD kembali mengintai masyarakat. 

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Rejang Lebong, drg Asep Setia Budiman menyebutkan, tren kasus sebenarnya menunjukkan penurunan dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Namun, ia mengingatkan bahwa cuaca belakangan ini yang diwarnai peningkatan curah hujan bisa kembali memicu lonjakan kasus.

"Genangan air setelah hujan deras adalah tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Kalau kita lengah, kasus bisa meningkat dengan cepat,"sampai Asep. 

Baca juga: Mantan Bupati Rejang Lebong Sulit Diperiksa di Sidang Korupsi Honor TKS, Hakim Jadwalkan Ulang

Dari data Dinkes, kasus tertinggi terjadi pada Januari dengan 34 laporan, disusul Februari sebanyak 32 kasus.

Memasuki Maret, angka turun menjadi 17 kasus, dan April menjadi yang terendah dengan hanya 5 kasus.

Namun, pada Mei terjadi sedikit kenaikan menjadi 10 kasus, lalu menurun lagi di Juni dengan 8 kasus. Pada Juli, jumlahnya kembali bertambah menjadi 9 kasus.

"Datanya naik turun, namun dibanding tahun lalu, ini mengalami penurunan drastis,"lanjut Asep. 

Untuk mencegah lonjakan, pihaknya mengimbau masyarakat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus yakni menguras tempat penampungan air, menutupnya rapat-rapat, dan mengubur barang bekas yang bisa menampung air, serta menambahkan upaya lain seperti menggunakan kelambu saat tidur dan menabur larvasida.

Puskesmas juga terus diminta melakukan pemantauan berkala di wilayah rawan.  Termasuk memeriksa bak penampungan, saluran air, dan tempat sampah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Petugas di lapangan selalu melakukan pemeriksaan rutin dan memberikan edukasi kepada warga, supaya pencegahan bisa dilakukan sejak awal,"papar Asep.

Dengan pola cuaca yang tidak menentu dan hujan yang makin sering mengguyur akhir-akhir ini, Dinkes mengingatkan agar masyarakat tidak menunggu hingga ada korban atau temuan kasus terlebih dahulu.

Tetapi sudah mulai menjaga kebersihan lingkungan sejak sekarang dengan gerakan PSN 3M Plus. 

"Jangan tunggu ada kasus, lebih baik mencegah dari pada terlambat,"tutup Asep. 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved