Berita Viral

Penyebab Nabila Anak Kapolres Solok Kota Tewas, Ditabrak Kereta Api yang Tak Sesuai Aturan

Penyebab Nabila Khairunisa yang diketahui merupakan anak dari Kapolres Solok Kota bisa tewas ditabrak Kereta Api.

|
Editor: Rita Lismini
TribunPadang.com
KECELAKAAN MAUT - Tangkapan layar kecelakaan antara Kereta Api VS Minibus yang ditumpangi oleh 7 orang siswi SMAN 10 padang, kini terungkap penyebab kecelakaan yang menewaskan 2 orang siswi tersebut, Sabtu (23/8/2025). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Penyebab Nabila Khairunisa yang diketahui merupakan anak dari Kapolres Solok Kota saat ini, yaitu AKBP Mas'ud Ahmad bisa tewas ditabrak Kereta Api. 

Diketahui kecelakaan tragis terjadi di kawasan Jalan Jati Adabiah, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (21/8/2025) siang.

Kecelakaan ini melibatkan antara Kereta Api Minangkabau Ekspres dengan sebuah minibus berisi tujuh pelajar SMA Negeri 10 Padang.

Dalam insiden tersebut, dua orang pelajar meninggal dunia, sementara lima lainnya mengalami luka berat dan ringan.

Salah satunya yang tewas adalah anak dari Kapolres Solok Kota. 

Menurut Direktur Keselamatan dan Keamanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Dadan Rudiansyah, Kereta Api Minangkabau Ekspres yang menabrak Nabila Khairunnisa tersebut lantaran Kereta Api beroperasi tak sesuai aturan. 

Dadan menyebut, kondisi perlintasan sebidang di lokasi kejadian memang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga perlu dilakukan evaluasi serius.

“Sebetulnya ini menjadi satu permasalahan atau fakta yang harus kita perbaiki ke depan. Perlintasan-perlintasan sebidang sebaiknya dievaluasi bersama, termasuk dari sisi konstruksi. Kalau melihat lokasi ini sudah kurang dari ketentuan,” ujar Dadan  Rudiansyah kepada TribunPadang.com di lokasi kejadian, Jumat (22/8/2025).

Menurutnya, aturan terkait perlintasan kereta api sudah jelas mengatur bahwa tidak boleh ada tanjakan atau turunan yang menyulitkan pengendara saat melintas.

“Gradiannya sudah ditentukan sesuai aturan. Jadi pengemudi yang melewati perlintasan tidak boleh dalam kondisi menanjak atau menurun. Di lokasi ini, konstruksinya tidak sesuai ketentuan,” ungkapnya.

Dadan menambahkan, pihaknya bersama Balai Perkeretaapian Sumbar akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perlintasan sebidang, khususnya di titik-titik rawan kecelakaan.

“Kita akan melakukan evaluasi bersama dengan Kabalai, terutama untuk beberapa perlintasan sebidang di Sumbar. Tujuannya agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” tutupnya.
Kronologi Kecelakaan 

Warga sekitar lokasi kejadian, Yulianti, menyebutkan bahwa ada tujuh orang siswi yang berada dalam mobil Brio tersebut.

Saat kecelakaan terjadi, rombongan anak sekolah tersebut baru saja pulang dari sebuah masjid untuk menyalatkan jenazah orang tua temannya yang baru saja meninggal.

"Saat balik dari masjid itu mobil ini hendak balik ke rumah duka, tapi ketika melintas ternyata datang kereta itu dan akhirnya tabrakan," katanya. 

Rumah duka tersebut juga tidak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan.

Yulianti menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi sekira pukul 11.45 WIB. 

Ia yang saat itu tengah bersantai di dalam rumah terkejut mendengar suara tabrakan.

"Tadi saya lagi di dalam rumah, lalu saya mendengar suara benturan cukup keras, lalu saya melihat keluar, ternyata sebuah mobil ditabrak kereta api bandara," katanya.

"Kereta tersebut datang dari arah Simpang Haru menuju Bandara. Kalau mobil dari arah Jalan Jati Parak Salai menuju Jalan Jati Koto Panjang," sambungnya.

Setelah keluar dari rumah, Yulianti melihat sejumlah siswi sekolah berada di dalam mobil yang tertabrak KA, dan salah satunya berada di luar mobil.

Ia pun berteriak memanggil warga sekitar untuk membantu evakuasi para korban.

Sementara itu, KA Minangkabau Ekspres tersebut tampak berhenti sesaat setelah menabrak minibus.

Anak Kapolres Solok Kota

Satu dari korban meninggal insiden tabrakan tersebut adalah Nabila Khairunisa.

Nabila merupakan anak dari Kapolres Solok Kota saat ini, yaitu AKBP Mas'ud Ahmad.

"Iya benar, korban tersebut merupakan anak dari pak Kapolres," kata salah seorang anggota Polres Solok Kota, Jhon.

Menurutnya, setelah korban dimandikan di rumah duka dan di salatkan di masjid sekitar rumah duka, kemudian korban langsung dibawa ke kampung halaman ibunya, di Kambang, Kabupaten Pesisir Selatan.

"Setelah disalatkan itu, korban langsung dibawa ke kampung halaman ibunya di Kambang, Kabupaten Pesisir Selatan, sekira pukul 17.20 WIB tadi rombongan sudah berangkat," katanya.

Selain itu, kata Jhon, sejumlah kepala daerah dan unsur Forkompinda juga datang ke rumah duka.

Seperti Wagub Sumbar Vasko Ruseimy, Walikota Solok Ramdhani Eka Putra, sejumlah pejabat umum di jajaran Polres dan Polresta wilayah Polda Sumbar, serta pimpinan-pimpinan instansi lainnya.

Jhon juga menyebutkan bahwa korban merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara. Adapun ibu dari korban, juga merupakan seorang anggota Polri.

Di sepanjang jalan menuju rumah duka, tampak sejumlah karangan bunga berjejer. 

Tampak karangan bunga dari anggota polres, dari BRI BO Solok, Kejari Solok, hingga dari sejumlah PJU jajaran Polres Solok Kota.

Sirine perlintasan di Jalan Jati Adabiah, Kecamatan Padang Timur, ternyata sudah lama rusak.

Kondisi itu diungkapkan warga setelah kecelakaan maut minibus dengan kereta api yang tewaskan dua orang, Kamis (21/8/2025).

Warga sekitar mengungkapkan bahwa kondisi perlintasan tersebut memang sudah lama mengalami kerusakan. Salah satunya terkait alat peringatan dini kereta api.

“Alat penanda kereta lewat itu sudah beberapa bulan lalu rusak. Biasanya ada sirine berbunyi ketika kereta akan melintas, tapi sekarang tidak lagi,” kata Yulianti, salah seorang warga, kepada TribunPadang.com.

Menurutnya, selain mengandalkan sirine, perlintasan tersebut biasanya dijaga oleh warga setempat yang diperbantukan.

Namun, saat kecelakaan terjadi, penjaga perlintasan tidak berada di lokasi. “Orang yang biasa menjaga perlintasan itu sedang pergi melayat ke rumah duka, kebetulan satu kampung dengan korban,” jelasnya.

Warga lainnya, Edi, menyebut perlintasan tersebut cukup ramai dilewati masyarakat. Jalan itu kerap dijadikan jalur pintas yang menghubungkan satu perumahan dengan perumahan lainnya.

“Mobilitas masyarakat tinggi sekali lewat sini. Kecelakaan juga sudah sering terjadi di perlintasan ini,” ujar Edi.

Ia menambahkan, meski tidak ingat persis jumlah dan waktu kejadian, insiden di perlintasan sebidang itu bukan yang pertama kali.

Karena itu, warga berharap adanya perhatian serius dari pihak PT KAI maupun pemerintah agar keselamatan pengguna jalan lebih terjamin.

“Kami minta ini segera ditangani. Jangan sampai terus terulang dan memakan korban jiwa,” ujarnya. 

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved