"Kemudian, tertidur. Tahu-tahu dibangunkan Mahfudl, sambil meminta tolong. Saya langsung lari ke rumah dan masuk kamar. Dan melihat Datun (Panggilan akrab Wardatun Thoyyibah) terlungkup di lantai. Di kasur juga banyak darah. Sedangkan anaknya masih tidur," kata Khuzaini.
Setelah melihat Datun terlungkup di lantai, Khuzaini langsung mengangkat jasad Datun ke atas tempat tidur yang telungkup di lantai.
Dia juga mengambil anaknya yang masih tidur. Setelah itu, membersihkan tempat tidur dan membersihkan wajah Datun yang berlumuran darah menggunakan tangan.
"Saya kira digigit ular, sebab terlihat ada lubang-lubang di leher. Dan baju daster yang dipakai juga berlumuran darah. Baru sadar kalau itu pencurian, setelah anak saya (Mahfudl), mengetahui uang di lemari tidak ada dan pintu belakang terbuka," katanya.
Menurut Khuzaini, setelah itu tetangga ramai dan perangkat desa datang. Perangkat desa ada yang lapor ke Polisi. Dan kejadian tersebut membuatnya heran.
"Baru kali ini, ada pencurian juga pembunuhan. Setahu saya, tidak ada kejadian seperti ini," katanya.
Suami Kira Akhiri Hidup
Pengakuan mahfud Suami Korban Pencurian Berujung Pembunuhan di Gresik, Sempat Menduga Hal Ini
Pasalnya, korban ditemukan tengkurap dengan luka tusuk di leher dan dada. Anak korban mengalami luka sabetan benda tajam di kaki.
Selain itu, uang sekitar Rp 150 juta di dalam laci kamar dan handphone juga raib dibawa kabur pelaku.
Saat itu, Mahfud sedang tidur di ruang tamu. Dia baru tahu istrinya tewas pada pukul 05.00 WIB.
Dia meminta bantuan keluarganya untuk mengangkat jasad istrinya, lalu dimandikan dan ditutup jarik.
"Pertama tahu sekitar jam 5 lebih, tak lihat di bawah tempat tidur ada banyak darah. Kemudian saya langsung ke rumah kakak saya. Kakak saya yang pertama mengangkat jenazah istri saya," ujarnya.
Dalam benak Mahfud, mengira istrinya itu meninggal dunia karena bunuh diri.
"Kan tak kira bunuh diri atau apa, tapi kok ternyata barang saya hilang semua," ungkapnya.