TRIBUNBENGKULU.COM - Indonesia harus menerima sanksi dari FIFA akibat insiden diskriminatif suporter saat laga lawan Bahrain.
Akibatnya, Timnas dibatasi jumlah penonton saat menjamu Cina pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan didenda hampir setengah miliar rupiah.
PSSI pun diminta mengambil langkah serius melawan diskriminasi di sepak bola.
Sanksi tersebut tentu saja menjadi sangat merugikan Indonesia. Apalagi di laga penting tersebut, dukungan penonton sangat diharapkan.
Lalu, apa penyebab Indonesia didenda oleh FIFA?
Federasi sepakbola dunia, FIFA secara resmi menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Sanksi yang diberikan kepada Indonesia buntut dari insiden diskriminasi yang terjadi saat Timnas Indonesia menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada 25 Maret lalu.
“Jadi kemarin kita sudah dapat surat dari FIFA tentang referensi FDD 2338 tentang Pasal 18 diskriminasi. Jadilah keputusan dari FIFA bahwa PSSI harus bertanggung jawab terhadap perilaku diskriminatif suporter pada saat Indonesia melawan Bahrain yang dimainkan 25 Maret 2025. Di sana FIFA juga mengirimkan laporan, jadi ada monitoring system mereka,” kata Arya Sinulingga dalam keterangan resminya, Minggu (11/5/2025).
Arya menyebut berdasarkan laporan tersebut, FIFA menyatakan bahwa suporter Indonesia paling aktif di tribun utara dan selatan.
“Peristiwa insiden terjadi di sektor 19 pada menit ke-80. Sekitar 200 suporter tuan rumah meneriakkan slogan xenophobia (ujaran kebencian) Bahrain bla bla,” terangnya.
Atas insiden tersebut, PSSI sebagai federasi sepakbola Indonesia mendapatkan sanksi denda Rp 400 juta.
Selain itu, FIFA juga memberikan hukuman pembatasan penonton saat Indonesia menjamu Cina di SUGBK pada 5 Juni mendatang.
“Akibatnya, yang pertama, PSSI didenda hampir setengah miliar atau sekitar Rp 400 juta. Kemudian yang kedua, PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya dengan jumlah penonton terbatas."
"Dengan menutup sekitar 15 persen kursi tersedia. Ini terutama di Tribune di belakang gawang. Artinya yang di utara dan selatan. Kita harus memberikan plan kepada FIFA soal rencana tempat duduk 10 hari sebelum pertandingan,” kata Arya.
Namun, soal pembatasan penonton saat menghadapi Cina nanti, FIFA memberikan kelonggaran dengan mengisi 15 persen tersebut dengan komunitas khusus seperti pelajar, atau perempuan.