Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi
TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG – Hampir dua bulan berlalu sejak kematian tragis Resma Reta (23), warga Kelurahan Dwi Tunggal, Curup, Rejang Lebong. Namun, misteri pelaku pembunuhan perempuan muda itu masih belum terpecahkan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunBengkulu.com, hingga kini proses penyelidikan masih menemui jalan buntu.
Salah satu kendala utama adalah minimnya alat bukti yang dapat mengarah pada identitas pelaku.
Rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian tidak merekam secara jelas sosok yang dicurigai.
Begitu pula dengan keterangan para saksi di sekitar lokasi yang belum memberikan petunjuk berarti bagi penyidik.
Sebelumnya, beberapa nama sempat dicurigai sebagai pelaku.
Namun, karena memiliki alibi yang kuat saat kejadian berlangsung, nama-nama tersebut tereliminasi dari daftar calon pelaku.
Beberapa di antaranya bahkan memiliki bukti pendukung yang menguatkan alibinya.
Alibi merupakan bukti bahwa seseorang ada di tempat lain ketika peristiwa pidana terjadi (tidak berada di tempat kejadian.
Kondisi ini membuat polisi harus bekerja lebih ekstra dalam proses penyelidikan.
Di sisi lain, tempat kejadian perkara (TKP) juga sudah dalam kondisi tercemar sebelum aparat kepolisian tiba di lokasi.
Akibatnya, tidak ditemukan sidik jari maupun barang bukti lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelaku.
Digital Forensik
Kini, penyidik mengandalkan metode digital forensik untuk menelusuri jejak pelaku.
Meski demikian, motif pembunuhan masih menjadi teka-teki.
Polisi memastikan pembunuhan tersebut bukan merupakan aksi pencurian dengan kekerasan (curas), karena sebagian besar barang berharga milik korban tidak diambil.
Pelaku hanya membawa kabur satu unit laptop dan sebuah dompet berisi kartu identitas serta ATM milik korban.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa motif pembunuhan berkaitan dengan dendam atau persoalan pribadi, bukan murni perampokan.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong, Iptu Reno Wijaya, S.E., M.H., melalui Kanit Pidum Polres Rejang Lebong, Ipda Andhar Wicaksono, S.Tr.K., menyampaikan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan oleh tim kepolisian.
Namun, sejauh ini belum ada titik terang terkait identitas pelaku maupun motif pembunuhan.
“Untuk sejauh ini motifnya juga belum bisa dipastikan. Terkait permasalahan pribadi pun tidak ada fakta yang didapat, termasuk dari riwayat chat maupun email di HP korban,” sampai Ipda Andhar saat dikonfirmasi TribunBengkulu.com, Rabu (30/7/2025) sore.
Pihak kepolisian, lanjut Andhar, masih terus berupaya keras melakukan digital forensik terhadap perangkat milik korban.
Termasuk ponsel dan akun media sosialnya, guna mencari petunjuk baru yang bisa mengarah pada pelaku, serta mencari petunjuk-petunjuk lain yang mengarah pada dugaan motif yang ada.
"Namun yang jelas, kita bisa pastikan ini bukan curas. Tapi untuk motif pastinya karena apa, kita belum dapat sampaikan karena masih diselidiki," lanjut Ipda Andhar.
Sayangnya, keterbatasan alat bukti menjadi tantangan utama dalam pengungkapan kasus ini.
Salah satunya adalah minimnya rekaman kamera pengawas atau CCTV yang dapat mendukung proses penyelidikan.
Begitu pula keterangan saksi, baik yang berada di sekitar lokasi kejadian maupun dari tempat lainnya.
“Rekaman CCTV yang kita dapat kondisinya blur dan tidak ada yang mengarah langsung ke rumah korban,” jelasnya.
Meski demikian, pihak kepolisian memastikan tidak akan menyerah dan akan terus berupaya menuntaskan kasus ini demi keadilan bagi korban dan keluarganya.
Sebelum kasus ini terang benderang dan pelakunya tertangkap, penyelidikan akan terus dilakukan.
“Kami akan terus bekerja maksimal. Mohon doa dan dukungan masyarakat agar kasus ini segera terungkap,” pungkas Ipda Andhar.
Polda Turun Tangan
Polda Bengkulu menyatakan siap membackup penuh upaya pengungkapan kasus pembunuhan Resma Reta (23), warga Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, yang hingga kini masih misterius.
Resma ditemukan tewas di rumahnya sendiri pada 10 Juni 2025 lalu.
Sebulan telah berlalu, namun kasus pembunuhan Resma di Curup masih menjadi pekerjaan rumah bagi pihak kepolisian.
Hingga saat ini, polisi masih terus bekerja untuk menuntaskan kasus tersebut.
Kabid Humas Polda Bengkulu, Kombes Pol Andy Pramudya Wardana, menegaskan bahwa jajaran Polda Bengkulu siap mendukung dan membantu Polres Rejang Lebong dalam proses pengejaran dan pengungkapan pelaku pembunuhan Resma.
"Polda Bengkulu siap membackup sepenuhnya pengejaran terhadap pelaku. Kami terus bekerja untuk memastikan kasus ini bisa diungkap sampai tuntas," ungkap Andy saat dikonfirmasi, Jumat (18/7/2025).
Pengungkapan kasus pembunuhan Resma Reta di Curup menjadi atensi serius jajaran kepolisian di Bengkulu.
Polda Bengkulu akan terus berkoordinasi dengan tim penyidik Polres Rejang Lebong untuk mempercepat proses pengungkapan kasus ini.
"Kami juga meminta kepada masyarakat agar bersabar dan memberikan kepercayaan kepada aparat," kata Andy.
"Kami pastikan penyelidikan dan pengembangan terus berjalan."
Kasus pembunuhan Resma memang menjadi perhatian publik, sebab hingga satu bulan berlalu, belum ada satu pun tersangka yang ditetapkan oleh polisi.
Padahal, pihak keluarga korban sudah berkali-kali mendatangi Polres Rejang Lebong untuk menanyakan perkembangan kasus tersebut.
Kakak korban, Izal, mengatakan bahwa mereka masih merasa sangat kehilangan dan belum bisa tenang karena pelaku pembunuhan adiknya belum ditemukan. Mereka sangat berharap agar pelaku pembunuhannya segera tertangkap dan diadili sesuai perbuatannya.
"Sudah satu bulan tapi sampai sekarang belum ada kejelasan siapa pelakunya, kami harap pihak kepolisian bisa segera mengungkapnya,"sampai Izal.
Periksa 11 Saksi
Hingga kini, 11 saksi telah diperiksa, termasuk teman korban yang terakhir berkomunikasi dengannya lewat Discord.
Meski telah lebih dari dua pekan berlalu, hingga kini pihak kepolisian belum berhasil mengungkap siapa pelaku di balik aksi pembunuhan keji tersebut. Motif pembunuhan juga masih menjadi misteri.
Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong, Iptu Reno Wijaya, S.E., M.H., mengungkapkan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan secara intensif. Hingga saat ini, sebanyak 11 orang saksi telah dimintai keterangan.
Saksi-saksi tersebut termasuk keluarga, sahabat, serta teman dekat korban yang sempat berkomunikasi melalui Discord pada hari kejadian.
"Kasus ini masih dalam proses penyelidikan. Kami terus bekerja maksimal untuk mengungkap siapa pelaku di balik kejadian ini," sampai Kasat.
Sejumlah barang bukti juga telah diamankan oleh pihak kepolisian, termasuk rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian yang saat ini sedang dianalisis untuk mencari petunjuk penting.
Pihak kepolisian terus mendalami setiap petunjuk yang ada. Jika telah ditemukan titik terang, pelaku akan segera diamankan.
"Kami pastikan tidak akan berhenti sebelum ada titik terang. Doakan semoga segera terungkap," tutup Kasat.
Detik Mencekam
Sebuah video berdurasi 3 menit 10 detik memperlihatkan detik-detik mencekam saat jasad Asma Reta (23), gadis muda asal Kelurahan Dwi Tunggal, Kecamatan Curup, ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Video tersebut merupakan rekaman amatir warga yang kemudian diperoleh oleh Humas Polres Rejang Lebong.
Dalam video itu, tampak seorang wanita, pria paruh baya, dan perekam mendapati Reta telah terbujur kaku, bersimbah darah di dalam rumahnya.
Wanita dalam video terlihat panik saat mencoba membangunkan Reta dengan memanggil-manggil namanya dan menyentuh tubuhnya.
Namun tak ada respons, denyut nadinya pun sudah tak terasa.
Suasana pun berubah histeris.
Sebelumnya diberitakan, warga RT 2 RW 1 Kelurahan Dwi Tunggal digemparkan oleh penemuan jasad Asma Reta pada Selasa siang, 10 Juni 2025.
Ia diduga menjadi korban pembunuhan setelah ditemukan penuh luka tusuk.
Asma Reta ditemukan dalam posisi meringkuk di dekat jendela ruang tamu, dengan tubuh mengalami sekitar 11 luka akibat senjata tajam.
Saat kejadian, korban diketahui sedang seorang diri di rumah.
Ia pertama kali ditemukan oleh dua temannya, Nabila dan Aisyah, yang merasa khawatir setelah mendengar suara keributan dalam panggilan telepon terakhir dari korban.
"Saat kami sampai, pintu sudah terbuka dan dia sudah tergeletak penuh luka," ujar Nabila dan Aisyah.
Baca Berita TribunBengkulu.com Lainnya di Google News