Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra
TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG - M Amin, salah satu petani sayuran di Kepahiang tampak sibuk memanen terong hijau di kebunnya di kawasan Desa Kelobak, Kamis (7/8/2025) siang.
Pakaian kebunnya tampak kumal, dan kepalanya hanya dilindungi topi merah kecil.
Sengatan sinar matahari tidak terlalu mengganggunya.
Amin berlutut, mencari buah terong di antara lebatnya daun terong.
Buah terong ini memang tersembunyi diantara daun-daun yang lebar, dan harus berlutut atau membungkuk untuk bisa dipetik.
Buah yang berhasil dipetik, dimasukkan ke keranjang rotan yang sudah disiapkan sebelumnya.
"Ini baru mulai berbuah. Kita angsur-angsur panen," kata Amin kepada TribunBengkulu.com, Kamis (7/8/2025) pukul 11.30 WIB siang.
Untuk harga terong, Amin mengatakan harganya kini cukup stabil saat dijual ke pengepul, dibandingkan awal-awal tahun 2025 lalu.
Baca juga: Progres Pembangunan Ring Road di Kepahiang Bengkulu, Bakal Diserahkan Akhir Tahun 2025 Ini
Dalam beberapa penjualan terakhir, harga terong antara Rp 6 ribu, hingga Rp 7 ribu per kilogram.
"Kalau dapat 10 kilogram, kita jual saja. Makan sendiri juga tidak habis," ujar dia.
Selain terong, Amin juga memiliki kebun pepaya atau kates.
Untuk harga kates, Amin mengatakan lebih mahal lagi, yakni mencapai Rp 2 ribu per kilogram.
Harga ini dikatakan jauh lebih baik dari sebelumnya, yang hanya Rp 500 per kilogram.
"Kita tunggu buahnya masak dulu, baru kita jual untuk buah kates," ungkap Amin.