Berita Ekonomi dan Bisnis Bengkulu

Makro Ekonomi Bengkulu Menguat, Daya Beli Petani Melonjak

kondisi makro ekonomi Bengkulu hingga akhir September 2025 menunjukkan tren perbaikan

Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Hendrik Budiman
Yayan Hartono/Tribunbengkulu.com
MUSIM PANEN: Petani padi di Kabupaten Seluma. Nilai Tukar Petani (NTP) September 2025 mencapai 208,73, tumbuh 3,43 persen secara bulanan dan jauh di atas nasional. 
Ringkasan Berita:
  • Kondisi makro ekonomi Bengkulu hingga akhir September 2025 menunjukkan tren perbaikan. 
  • Inflasi Bengkulu pada September 2025 berada di level 2,57 persen, lebih rendah dibandingkan nasional namun sedikit di atas target daerah.
  • Nilai Tukar Petani (NTP) September 2025 mencapai 208,73, tumbuh 3,43 persen secara bulanan dan jauh di atas nasional. 

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada triwulan II 2025 tercatat 4,99 persen.

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu, Mohammad Irfan Surya Wardana, menyampaikan  kondisi makro ekonomi Bengkulu hingga akhir September 2025 menunjukkan tren perbaikan. 

Selain itu, juga mencerminkan ketahanan daerah di tengah dinamika nasional maupun global.

Inflasi Bengkulu pada September 2025 berada di level 2,57 persen, lebih rendah dibandingkan nasional namun sedikit di atas target daerah.

Inflasi dipicu oleh naiknya harga cabai merah akibat cuaca, turunnya produksi, serta meningkatnya biaya input pertanian.

Meski begitu, inflasi masih berada dalam rentang aman dan tidak mengganggu stabilitas harga secara umum.

Pada sisi ketenagakerjaan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Bengkulu Februari 2025 tercatat 3,24 persen, lebih rendah dari nasional dan sejalan dengan target.

Hal ini menunjukkan penyerapan tenaga kerja berjalan baik dan kegiatan ekonomi terus pulih.

Daya beli petani menunjukkan peningkatan signifikan. Nilai Tukar Petani (NTP) September 2025 mencapai 208,73, tumbuh 3,43 persen secara bulanan dan jauh di atas nasional. 

"Kenaikan NTP menunjukkan penguatan kesejahteraan petani di seluruh subsektor, terutama tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan," jelas Irfan.

Sementara itu, tingkat kemiskinan Bengkulu pada Maret 2025 berada di angka 12,08 persen.

Menurut Irfan, meski menurun, pengentasan kemiskinan tetap harus menjadi prioritas agar fondasi ekonomi Bengkulu makin kokoh.

"Untuk ekspor Bengkulu masih terbatas, ini tentu harus makin erat sinergis lintas instansi untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah," tukasnya. 

Sumber: Tribun Bengkulu
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved