Balita di Seluma Cacingan
Cerita Keluarga 2 Balita di Seluma yang Keluar Cacing dari Mulut dan Hidung, Awalnya Demam 3 Hari
Dua balita di Seluma alami cacingan ekstrem hingga cacing keluar dari mulut. Kini dirawat intensif di RSMY Bengkulu.
Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Ricky Jenihansen
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Kasus cacing yang keluar dari mulut dua balita asal Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Bengkulu, masih menyita perhatian publik.
Kedua balita tersebut adalah AP (4) dan KS (1 tahun 8 bulan), yang kini tengah dirawat di Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu.
Paman kedua balita itu, Amir, menceritakan awal mula keponakannya mengalami sakit.
Menurutnya, kondisi kesehatan keduanya sempat menurun dalam beberapa hari sebelum akhirnya dirujuk ke sejumlah rumah sakit.
"Kejadian awalnya, dia demam 3 hari, dibawa ke rumah sakit selebar, Tais sempat menginap satu malam. Terus akan dirujuk ke RSUD M Yunus, lalu ke RS Ummi (pemindahan ini dikarenakan ruang ICU di RSMY penuh), dan saat ini dirujuk ke RSUD M Yunus itu untuk yang tua (AP). Untuk yang kedua (KS) itu langsung dibawa ke RSUD M Yunus," ungkap Amir, Rabu (17/9/2025).
Amir juga menceritakan awal pihak keluarga mendapati kondisi anak mereka sakit.
Langkah pertama, balita ini dibawa ke Puskesmas setempat. Kemudian pihak Puskesmas merujuk untuk pengobatan di rumah sakit karena kondisi balita semakin memburuk.
"Sebenarnya dulu itu, ada demam panas jadi dibawa ke puskesmas baru itu dibawa di rumah sakit," katanya.
Kini, Amir bersyukur kondisi AP dan KS mulai menunjukkan perkembangan.
Keluarga berharap perawatan intensif di RSMY Bengkulu dapat terus memperbaiki kondisi kedua anak tersebut hingga benar-benar pulih.
"Alhamdulillah, ada perubahan. Sudah membaik dibandingkan kemarin," ujar Amir.
Kemenko PMK Turun Tangan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) turun tangan menangani dua balita asal Seluma, Bengkulu, yang mengalami cacingan ekstrem hingga cacing keluar dari mulut dan hidung.
Keduanya kini tengah menjalani perawatan di RSUD M Yunus Bengkulu.
Dua balita tersebut adalah KS (1 tahun 8 bulan) dan AP (4 tahun).
Mereka awalnya mendapatkan perawatan di Fasilitas Kesehatan (faskes) di daerah sebelum kemudian dirujuk ke RS Tais.
Namun, karena membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap, keduanya akhirnya dibawa ke Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu untuk menjalani perawatan intensif.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Edriwan Mansyur, mengatakan sejak awal laporan diterima pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, puskesmas, hingga rumah sakit setempat.
Menurutnya, langkah penanganan awal sudah dilakukan dengan benar.
"Begitu mendapat laporan adanya kasus ini, tim kesehatan di puskesmas bersama rumah sakit setempat sudah melakukan tindakan sesuai prosedur. Pasien sempat ditangani di RS Tais sebelum akhirnya dirujuk ke RSMY untuk mendapatkan pelayanan maksimal,” jelas Edriwan.
Menurut keterangan keluarga, kondisi yang dialami kedua balita ini cukup mengkhawatirkan.
Bahkan sempat keluar satu pampers penuh cacing dari tubuh pasien.
Dari hasil pemeriksaan, tim medis memastikan jenis cacing yang menyerang adalah Ascaris lumbricoides.
Penyakit ini biasanya ditularkan akibat pola hidup tidak sehat, sanitasi buruk, serta lingkungan yang kurang bersih.
Edriwan memastikan pemerintah daerah tidak tinggal diam.
Selain penanganan medis, pihaknya juga melibatkan sejumlah instansi terkait untuk memberikan pendampingan psikologis kepada orang tua pasien.
Hal ini dinilai penting karena peristiwa tersebut bukan hanya berdampak pada kesehatan anak, tetapi juga menimbulkan trauma bagi keluarga.
Kasus ini pun telah dilaporkan secara resmi ke Kementerian Kesehatan.
Bahkan, perwakilan dari Kemenkes bersama Kemenko PMK turun langsung ke Bengkulu untuk meninjau kondisi pasien dan merumuskan langkah tindak lanjut.
Pemerintah Provinsi Bengkulu juga telah melakukan pengisian laporan dan data kasus ke sistem pusat Kementerian Kesehatan sebagai bentuk monitoring nasional.
Pemerintah akan terus melakukan pendampingan dan pemantauan terhadap pasien.
Edriwan juga menyebutkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan pola hidup sehat, serta mencegah penyakit cacingan yang masih rentan menyerang anak-anak.
"Ini tidak bisa hanya ditangani oleh tenaga kesehatan saja. Perlu sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari aspek lingkungan, kebersihan, pemberdayaan masyarakat, hingga dukungan psikologis keluarga.
Alhamdulillah kondisi pasien saat ini berangsur membaik, namun tetap dalam pengawasan ketat tim dokter di RSMY," tutup Edriwan.
Kondisi Terkini Balita
Dokter Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu mengungkap kondisi terkini dua balita asal Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, yang mengalami cacingan ekstrem.
Sebelumnya, kondisi kedua balita sempat menghebohkan karena ada cacing yang keluar melalui muntah dan buang air besar.
Dokter spesialis bedah anak RSMY, dr Wahyu, menjelaskan bahwa pasien pertama, KS (1 tahun 8 bulan), awalnya dirujuk karena diduga mengalami sumbatan pada saluran pencernaan.
Dari hasil pemeriksaan di IGD, KS diketahui mengalami demam, muntah, perut kembung, serta kondisi tubuh yang lemah.
"Hasil rontgen dan USG menunjukkan banyak sekali cacing di dalam usus halus maupun usus besar. Jenisnya ascaris, atau cacing gelang, bahkan ada yang berdiameter 0,4 sampai 0,5 cm dengan panjang mencapai 30 cm. Awalnya kami sempat mempertimbangkan operasi, namun setelah diskusi dengan tim, kami memberikan terapi obat cacing terlebih dahulu," kata dr Wahyu dalam prescon di RSMY Bengkulu, Rabu (17/9/2025).
Ia menjelaskan, sejak malam pertama perawatan, KS langsung mengeluarkan banyak cacing, baik melalui muntah maupun buang air besar.
Kondisi yang semula kritis berangsur membaik, bahkan kini KS sudah bisa merespons, menangis, dan bergerak.
"Sumbatan yang dikhawatirkan tidak terjadi. Kalau dengan terapi obat pasien terus membaik, maka operasi tidak diperlukan," jelasnya.
Sementara itu, pasien kedua, AP (4 tahun), yang merupakan kakak KS, juga akan dirujuk ke RSMY tak lama berselang.
Namun karena ruang ICU RSMY penuh, dokter merujuk AP ke RS Ummi Bengkulu, mengingat dr Wahyu juga bekerja di rumah sakit tersebut.
Setelah ruang tersedia, siang ini AP sudah dirawat di ICU RSMY untuk mendapatkan pengawasan intensif.
"Untuk pasien penanganan juga dimulai dengan terapi obat cacing. Operasi akan menjadi pilihan terakhir bila obat tidak berhasil," tambah dr Wahyu.
Sebagai informasi, hingga Rabu (17/9/2025), kedua pasien masih dalam pemantauan ketat tim medis.
Kondisinya disebut sudah menunjukkan banyak perkembangan positif.
"Pasien sudah bisa menangis, merengek, dan bergerak saat ini. Ini perkembangan positif, bila dibandingkan saat datang. Kita terus pantau kondisi pasien," tukasnya.
Keluar Cacing dari Hidung dan Mulut
Sebelumnya diberitakan, Nur Sabrina, balita berusia 1 tahun 8 bulan, warga Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, mengidap penyakit tak biasa.
Balita ini mengeluarkan cacing gelang atau Ascaris dari mulut dan hidung.
Direktur RSUD Tais, dr. Eva Debora Siahaan, mengatakan kejadian ini pertama kali diketahui pihak keluarga pada Minggu, 13 September 2025, sekitar pukul 18.00 WIB.
Saat itu, cacing gelang sebesar lidi sapu keluar dari hidung dan mulut pasien.
"Saat ini Sabrina telah kita rawat intensif di RSUD Tais. Cacing gelang masih keluar dari hidung dan mulutnya," terang Eva kepada Tribunbengkulu.com, Senin siang, 15 September 2025.
Eva menjelaskan, bantuan pernapasan terus diberikan kepada pasien agar pasokan oksigen tetap maksimal dan normal.
Pihaknya juga berupaya mengeluarkan cacing yang ada di dalam tubuh pasien.
"Hasil rontgen menunjukkan ada gumpalan di perut pasien yang diduga kumpulan cacing ini. Kami masih berupaya untuk mengeluarkan cacing ini dari tubuh pasien," jelasnya.
Lebih lanjut, Eva menerangkan bahwa penyakit ini awalnya diketahui ketika pasien mengalami demam tinggi, batuk berdahak, serta terlihat gelisah.
Pada saat demam tersebut, cacing mulai keluar dari hidung dan mulut pasien.
"Oleh orang tua, kemarin, 14 September 2025, pasien diantar ke kami. Saat ini sedang kita rawat intensif," kata Eva.
Direktur RSUD Tais menuturkan, penyebab pasien terjangkit penyakit cacing ini berkaitan dengan pola hidup yang tidak sehat.
Pasien sering bermain di tanah tanpa memakai sandal, lalu tanpa mencuci tangan dan kaki langsung menyantap makanan menggunakan tangan.
"Jadi, telur cacing ini menempel di tangan dan masuk ke mulut. Berkembang biak di perut hingga menjadi banyak seperti ini," ungkap Eva Debora.
Menyikapi hal tersebut, dr. Eva mengingatkan para orang tua untuk selalu menjaga kebersihan anak.
Jika keluar rumah, biasakan memakai sandal dan yang terpenting cuci tangan serta kaki sebelum makan.
"Terpenting juga, setiap enam bulan atau setahun sekali berikan obat cacing pada anak. Ini penting agar anak terhindar dari penyakit cacing ini," pesan Eva Debora.
Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini
Balita di Seluma Cacingan
Seluma
Bengkulu
Kemenko PMK
RSUD Tais
RSUD M Yunus
TribunBreakingNews
Multiangle
Eksklusif
Kemenko PMK Cek Rumah Balita Alami Cacingan Ekstrem di Seluma Bengkulu, Pemkab Janjikan Rumah Layak |
![]() |
---|
Dokter RSMY Bengkulu Ungkap Kondisi Terkini 2 Balita Seluma yang Alami Cacingan Ekstrem |
![]() |
---|
Kemenko PMK Turun Tangan Tangani Balita di Seluma Bengkulu yang Keluar Cacing dari Mulut dan Hidung |
![]() |
---|
Balita Kakak Beradik di Seluma Terinfeksi Cacing, Gubernur Helmi Gratiskan Pengobatan & Bedah Rumah |
![]() |
---|
Potret Pilu Rumah Kakak Adik Terinfeksi Cacing Keluar dari Mulut & Hidung di Seluma, Tak Layak Huni |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.