Berita Nasional

Alasan MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Keputusan Diambil dari Rapat Internal

Alasan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI menyatakan menoolak atas pengunduran diri Rahayu Saraswati.

Editor: Yuni Astuti
Instagram Rahayu Saraswati
PENGUNDURAN SARA DITOLAK - MKD DPR tolak pengunduran diri Rahayu Saraswati, Kamis (30/10/2025). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Alasan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI menyatakan menoolak atas pengunduran diri keponakan Presiden Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati.

Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua MKD, Nazaruddin Dek Gam.

Nazaruddin mengatakan jika keputusan tersebut diambil dalam rapat internal yang digelar MKD pada, Rabu (29/10/2025).

“MKD DPR RI memutuskan bahwa Saudari Rahayu Saraswati tetap sebagai anggota DPR RI periode 2024-2029,” kata Dek Gam saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/10/2025).

Dek Gam menyebut, keputusan ini menjawab surat Majelis Kehormatan Partai Gerindra Nomor 10-43/B.MK-GERINDRA/2025 tertanggal 16 Oktober 2025. 

Surat itu berisi status keanggotaan Saras yang menyatakan mengundurkan diri pada September lalu.

MKD kemudian menindaklanjuti surat itu dengan mempertimbangkan sejumlah aturan yang berlaku.

MKD kemudian menindaklanjuti surat itu dengan mempertimbangkan sejumlah aturan yang berlaku.

“Mempertimbangkan aspek hukum, ketentuan Tata Berencana MKD, serta putusan Majelis Kehormatan Partai Gerindra,” tutur Dek Gam.

Baca juga: Permintaan Rahayu Saraswati Meski Telah Mengundurkan Diri dari DPR RI Akui Menyakiti Hati Rakyat

Rahayu Saraswati Undurkan Diri

Baru-baru ini salah satu anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Rahayu Saraswati mengundurkan diri.

Bukan tanpa sebab, Rahayu Saraswati mengundurkan diri karena merasa dirinya menyakiti perasaan rakyat Indonesia melalui kata-katanya saat diundang di salah satu podcast.

Tentunya langkah Rahayu Saraswati ini cukup mengejutkan masyarakat.

Di sisi lain, langkah Rahayu Saraswati ini juga dipuji karena keberaniannya mengakui kesalahan yang telah dilakukannnya.

Adapun Rahayu Saraswati menyatakan diri mundur dari DPR melalui unggahan video di akun instagram pribadinya pada Rabu (10/9/2025).

"Dengan ini saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Partai Gerindra," ujar Sara dalam video tersebut.

Dalam pernyataannya, dia juga mengungkapkan alasan terkait pengunduran dirinya sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR yakni soal pernyataannya saat menjadi narasumber dalam sebuah siniar atau podcast salah satu media nasional.

Adapun podcast itu tayang pada 28 Februari 2025 lalu dengan durasi 42 menit. Namun, Sara menyebut video tersebut dipotong dan hanya diambil pada saat dirinya berbicara di menit ke-25 hingga ke menit ke-27.

Sementara, video podcast yang dihadiri oleh Sara tersebut berjudul "Rahayu Saraswati: Kupas Isu Perempuan hingga Kolaborasi Ekonomi Kreatif".

Lalu apa yang disampaikan oleh Sara hingga membuatnya mundur sebagai anggota dewan?

Ternyata, dirinya tengah membicarakan isu terkait lapangan kerja di Indonesia.

Ketika hanya merujuk pembicaraan pada menit ke-25 hingga menit ke-27 video tersebut, Sara memberikan kesan para anak muda di Indonesia jangan hanya bergantung kepada pemerintah terkait ketersediaan lapangan kerja.

Dia pun menyarankan agar anak muda turut terlibat dalam penciptaan lapangan kerja di berbagai bidang.

Sara juga menyebut agar anak muda tidak bergantung pada sektor pekerjaan yang sudah melalui masa otomasi.

"Menurut saya, anak-anak muda, ayo kalian kalau punya kreativitas jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur, daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-teman lu," ujar Sara pada menit ke 26.11 dalam video tersebut.

"Kalau misalkan lu bisa masak, bikinlah bisnis kuliner. Lu bisa jahit, bikinlah bisnis fashion. Lu bisa, bikin apapun itu, ngedit video, jadilah editor. Lu Bahasa Indonesianya dan Bahsa Inggrisnya bagus, jadilah copywriting," sambungnya.

Kendati demikian, Sara mengatakan sejumlah industri mapan seperti pangan dan hilirisasi akan meningkat ke depannya lantaran menjadi fokus pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Lalu pada menit ke 27.29, dia kembali mengingatkan agar anak muda tidak hanya menggantungkan nasibnya kepada pemerintah terkait ketersediaan lapangan pekerjaan.

Menurutnya, pola pikir semacam itu merupakan pemikiran era kolonial. 

"Jangan hanya bersandar, karena kalau masih bersandar pada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provided job, kita berarti masih bersandar di era kolonial di mana kita masih bersandar kepada si raja dan si ratu, priyayi, untuk ngasih kita kerjaan. No! Kita sudah move on dari situ," tegasnya.

Di sisi lain, pernyataan tersebut berawal dari pertanyaan pewawancara untuk meminta pandangan Sara soal sektor ekonomi kreatif yang seharusnya bisa meningkatkan perekonomian nasional.

Lalu pewawancara pun meminta pandangan Sara terkait potensi ekonomi kreatif ke depannya terhadap perekonomian Indonesia.

Sebelum pernyataannya di atas, Sara mengaku pengembangan potensi ekonomi kreatif masih perlu digenjot.

Padahal menurutnya, sektor inilah yang merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.

"Saya memahami Indonesia ini memiliki satu kekayaan yang limitless. Satu sumber kekayaan yang merupakan emasnya Indonesia ke depan, yaitu sektor ekonomi kreatif."

"Ini sangat-sangat luar biasa karena satu hal yang sempat saya sebutkan yaitu intellectual property," ujarnya.

Setelah itu, Sara pun mencontohkan salah satu unsur ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan oleh Indonesia yaitu budaya.

Sara Minta Maaf

Meski mengakui pernyataannya telah dipotong dan menimbulkan tafsir negatif di masyarakat, Sara tetap meminta maaf.

Dia menegaskan tidak ada maksud untuk merendahkan usaha masyarakat, khususnya anak muda, yang mungkin tengah menghadapi kesulitan.

"Tidak ada maksud maupun tujuan dari saya sama sekali untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat, terutama anak-anak muda yang ingin berusaha, tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan," ujar Sara.

Ia lalu menyebut, dana yang diperoleh dari dapilnya akan digunakan untuk bantuan alat kesehatan, pelatihan usaha, dan pemberdayaan anak. 

Selain itu, ia juga ingin menyelesaikan tugas terakhirnya sebagai anggota dewan, yakni menyelesaikan Revisi Undang-Undang Kepariwisataan. 

“Saya tetap berkomitmen untuk berjuang melawan perdagangan orang, pengelolaan sampah berkelanjutan, dan isu krisis iklim termasuk energi terbarukan, pemberdayaan anak-anak muda Indonesia, dan keterwakilan perempuan melalui semua organisasi yang saya pimpin maupun rintis,” jelasnya.

Artikel telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved