Keracunan Massal di Lebong
Orang Tua Murid di Bengkulu Resah, Khawatir dengan Program MBG usai Keracunan Massal di Lebong
Orangtua murid di Bengkulu resah usai kasus keracunan massal MBG di Lebong, khawatir kejadian serupa terulang di daerah lain.
TRIBUNBENGKULU.COM - Kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lebong menimbulkan keresahan bagi orangtua murid di Bengkulu.
Mereka khawatir insiden serupa dapat terjadi di daerah lain, mulai dari Mukomuko, Rejang Lebong, hingga Bengkulu Selatan.
Salah seorang orangtua murid di Curup, Rejang Lebong, Didi (40), mengaku merasa waswas setelah mendengar banyaknya korban keracunan MBG di Kabupaten Lebong.
“Kita resah juga dan khawatir, Pak. Apalagi anak-anak kan. Untung di Rejang Lebong ini belum ada dengar kasusnya,” ujarnya saat berbincang dengan TribunBengkulu.com, Jumat (29/8/2025).
“Khawatir sih, namanya juga orang tua pasti khawatir lah. Dengan kejadian ini kita bisa lebih hati-hati lagi, bisa lebih waspada. Mungkin dari segi yang masak harus juga lebih hati-hati. Jangan sampai kejadian keracunan ini juga terjadi di daerah lain,” ungkap Neli, Jumat (29/8/2025).
Sebagai bentuk kewaspadaan, Neli selalu menanyakan kepada anaknya makanan apa saja yang dikonsumsi di sekolah, mulai dari rasa hingga aroma.
Ia juga berpesan kepada anak-anaknya untuk tidak memakan makanan yang tampak tidak segar atau berbau.
“Setiap anak pulang sekolah pasti saya tanya, hari ini makan apa saja, rasanya seperti apa, bau apa enggak. Saya pesan juga ke anak-anak, kalau memang makanannya tidak bagus atau berbau ya jangan dimakan,” tambahnya.
Senada, salah satu orang tua siswa di Kepahiang, Riki, warga Pasar Ujung, juga menyampaikan kegelisahannya.
Saat ditemui TribunBengkulu.com di SDN 02 Kepahiang, Jumat (29/8/2025) siang, Riki tengah menunggu anaknya pulang sekolah.
Ia mengatakan anaknya sudah mendapatkan makanan bergizi gratis (MBG) yang diberikan setiap hari di sekolah.
Namun setelah adanya kasus keracunan MBG di Lebong, ia mengaku semakin khawatir dan waswas.
Apalagi, sang anak beberapa kali menceritakan makanan yang diterima tidak begitu layak, seperti hambar dan daging ayam yang masih terdapat darah.
“Kalau dibilang takut dan khawatir, iya takut juga. Kasihan anak-anak, kasihan orang tua dan guru,” kata Riki kepada TribunBengkulu.com, Jumat (29/8/2025) pukul 11.35 WIB.
Sementara itu, Yuni, warga Jalan H. Yasin, Kecamatan Pasar Manna, juga mengungkapkan kecemasannya terhadap program MBG.
Ia khawatir karena memiliki anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).
“Kita sebagai orang tua tentunya sangat cemas kejadian seperti di Lebong. Kami minta MBG di Bengkulu Selatan setelah terlaksana nantinya agar diawasi ketat oleh para tim gizi yang bertugas,” ujar Yuni saat diwawancarai TribunBengkulu.com, Sabtu (30/8/2025).
Harapan Orang Tua
Yuni menilai, kejadian seperti di Lebong seharusnya tidak terjadi apabila pengolahan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilakukan dengan baik dan diawasi secara ketat.
“Seharusnya badan gizi yang mengurus MBG ini harus benar-benar memperhatikan kualitas makanan yang akan diberikan kepada penerima. Jika perlu, tim harus mencoba terlebih dahulu makanan sebelum dibagikan,” ungkapnya.
Ia juga meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Selatan terus melakukan pengawasan terhadap program MBG agar kejadian serupa tidak terulang.
“Ini soal pengolahan dan pengawasan. Jika pengawasan ketat maka tidak akan terjadi keracunan massal. Kami harap semoga MBG bisa diolah dengan baik,” harap Yuni.
Sementara itu, Riki berharap penyedia makanan benar-benar memperhatikan kualitas, gizi, dan kebersihan makanan yang diberikan.
Dia juga menginginkan agar kejadian yang menimpa siswa di Lebong tidak terulang di daerah lain, termasuk di Kepahiang.
“Tolong perhatikan makanan yang diberikan ke anak kita. Harus bersih, sehat, dan matang. Juga harus enak,” ujar Riki.
Anaknya, Elsa, menuturkan biasanya mereka menerima makanan setelah jam pertama selesai.
Menurut dia, porsi makanan tidak terlalu banyak dan terkadang kualitasnya kurang layak.
“Pernah ada nasi kuning tidak ada rasa. Ada juga dapat ayam, tapi masih ada darahnya,” ungkap Elsa.
Neli, orang tua siswa lainnya, menilai program MBG memiliki sisi positif sekaligus negatif. Di satu sisi, siswa tidak perlu repot membawa bekal. Namun, di sisi lain, orang tua merasa waswas dengan kualitas makanan yang disajikan.
“Kalau untuk anak SMP dan SMA kan rata-rata sudah paham lah ya, yang belum paham ini anak-anak yang masih SD sama PAUD. Secara umum, MBG ini ada baik dan buruknya. Baiknya anak-anak tidak repot lagi bawa bekal, untuk buruknya ya kondisi seperti ini, kami orang tua jadi waswas,” jelas Neli.
Hal senada disampaikan Novita, orang tua siswa di SMPN 1 Bengkulu Tengah.
Ia meminta pemerintah daerah bersama pihak kepolisian lebih memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan program MBG.
“Harapan kami ada pengawasan yang lebih ketat, agar mulai dari bahan baku, cara masak hingga penyajian MBG bisa lebih baik,” ujar Novita.
Kepala Sekolah Ikut Cemas
Di Mukomuko, Kepala SMPN 1 Mukomuko, Marni Juwita juga mengungkapkan kecemasannya dengan program MBG.
Pada 27 Agustus 2025, sebanyak 456 orang mengalami keracunan massal yang diduga akibat program MBG di Kabupaten Lebong, Bengkulu.
Di SMPN 1 Mukomuko, para siswa terlihat antre untuk mengambil makanan bergizi gratis yang tiba pukul 12.20 WIB.
Menu MBG pada hari itu adalah mi ayam dengan kerupuk pangsit kering, sayur sawi, tiga buah anggur, serta satu kotak susu merek Milk Pro.
Para siswa makan bersama di teras kelas karena ruang kelas sudah dibersihkan. Sebagian siswa menyantap mi ayam dengan tangan, sementara yang lain menggunakan sendok karena membawa peralatan makan dari rumah.
Kepala SMPN 1 Mukomuko, Marni Juwita, mengatakan pihaknya khawatir kejadian di Kabupaten Lebong juga terjadi di sekolahnya.
“Tentu khawatir, jika kejadian di Kabupaten Lebong terjadi di sekolah ini (SMPN 1 Mukomuko, red),” ungkap Marni saat diwawancarai, Jumat (29/8/2025) pukul 12.06 WIB.
Marni menjelaskan, di SMPN 1 Mukomuko program MBG sejauh ini masih berjalan baik. Jadwal makan bergizi gratis dilaksanakan pukul 12.00 WIB atau saat istirahat kedua, dengan jumlah penerima sebanyak 522 siswa.
“Alhamdulillah saat ini belum ada kejadian seperti di Kabupaten Lebong dan belum ada kendala yang berarti. Siswa yang menerima program MBG ini 522 siswa,” tutur Marni.
Marni menambahkan, sejauh ini kendala yang muncul hanya sebatas siswa belum terbiasa mengonsumsi makanan yang disediakan.
“Kendala yang ada tidak terlalu berarti, hanya murid belum terbiasa. Seperti murid yang tidak suka makan sayur atau daging, akhirnya mereka tidak memakan menu dari MBG,” jelas Marni.
Untuk diketahui, jumlah sekolah penerima program MBG di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sebanyak 15 sekolah dengan total 3.380 siswa.
Korban Terus Bertambah
Sebelumnya diberitakan, ratusan siswa hingga guru di Kabupaten Lebong, Bengkulu, diduga mengalami keracunan massal usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (27/8/2025) siang.
Hingga Kamis (28/8/2025), jumlah korban terus bertambah. Data terbaru mencatat sudah ada 456 orang yang mengalami gejala keracunan, terdiri dari siswa hingga guru.
Kapolres Lebong, AKBP Agoeng Ramadhani, melalui Kasubsi PIDM Humas Aipda Syaiful Anwar, membenarkan adanya penambahan jumlah korban.
“Betul, kembali bertambah, sekarang sudah 456 orang totalnya, itu dari guru hingga siswa,” ujar Syaiful.
Berdasarkan data, rincian korban adalah 119 orang dirawat inap, 328 orang rawat jalan, dan 9 orang menjalani rawat mandiri di rumah.
Sebagian besar korban mendapatkan penanganan di RSUD Lebong, dengan jumlah 379 siswa dan 3 guru.
Mereka tersebar di berbagai ruang perawatan, yakni:
-Ruang Aula: 27 pasien anak
-Ruang PICU: 74 anak
-Ruang NICU: 1 anak
-Ruang Radiologi: 7 anak
-Ruang UGD: 10 anak
-Rawat jalan: 263 pasien yang sudah dipulangkan
Selain di RSUD Lebong, perawatan juga dilakukan di sejumlah puskesmas:
-Puskesmas Muara Aman, Kecamatan Lebong Utara: 3 anak dirawat jalan, seluruhnya sudah pulang
-Puskesmas Semelako, Kecamatan Lebong Tengah: 41 anak, terdiri dari 27 anak rawat jalan yang sudah pulang dan 14 anak hanya mengambil obat
-Puskesmas Lemeupit, Kecamatan Lebong Sakti: 3 anak dirawat jalan
-Puskesmas Talang Leak, Kecamatan Bingin Kuning: 17 anak rawat jalan
-Puskesmas Suka Raja, Kecamatan Amen: 1 guru menjalani rawat jalan
Dengan demikian, total korban dugaan keracunan massal akibat MBG di Lebong telah mencapai 456 orang dan masih dalam pemantauan kepolisian serta Dinas Kesehatan setempat.
“Karena ada yang memang sebelumnya tidak dibawa ke RS, tetapi karena muncul gejala kemudian dibawa ke RSUD maupun faskes lainnya, sehingga totalnya bertambah,” tutup Syaiful.
Polisi Segel Dapur Umum
Sementara itu, polisi telah menyegel dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lebong, Bengkulu, setelah ratusan siswa dan guru diduga mengalami keracunan massal usai menyantap makanan pada Rabu (27/8/2025).
Sedikitnya 427 orang, terdiri atas siswa TK hingga SMP serta sejumlah guru, mengalami gejala mual hingga muntah setelah menyantap makanan dari program tersebut.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kejadian itu.
Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Mardiyono menegaskan pihaknya langsung turun tangan menyikapi peristiwa ini dan memastikan penanganan akan dilakukan secara maksimal.
Polres Lebong telah menyegel dapur umum MBG yang menjadi sumber makanan.
Ketua dapur sementara ini juga telah diamankan oleh penyidik untuk dimintai keterangan.
“Ya, dapur umum MBG sudah disegel, ketua dapurnya juga telah diamankan sementara, kita nanti kita tunggu hasilnya,” ujar Kapolda, Kamis (28/8/2025).
Kapolres Lebong AKBP Agoeng Ramadhani, melalui Kasubsi PIDM Humas Aipda Syaiful Anwar, juga membenarkan informasi tersebut.
Menurutnya, penutupan dapur MBG dilakukan untuk kepentingan penyelidikan hingga penyebab pasti dugaan keracunan dapat dipastikan.
Pihak dapur MBG juga ada yang diamankan untuk diperiksa.
“Untuk ketua dapur MBG diamankan sementara di Polres Lebong. Tujuannya untuk dimintai keterangan, sementara dapur ditutup sampai proses penyelidikan selesai,” jelas Aipda Syaiful.
Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini
Orang Tua di Bengkulu Selatan Cemas Kualitas MBG Pasca Keracunan Massal di Lebong |
![]() |
---|
Usai Keracunan Massal di Lebong, Kepsek di Mukomuko Bengkulu Kini Khawatir dengan Program MBG |
![]() |
---|
Orang Tua di Kepahiang Khawatir Kualitas Makanan MBG Usai Keracunan Massal di Lebong Bengkulu |
![]() |
---|
Akhirnya Penyebab Keracunan Massal di Lebong Bengkulu Mulai Terkuak, LOKA POM Beberkan Hasil Temuan |
![]() |
---|
Gubernur Helmi Hasan Hentikan Sementara Program Makan Bergizi Gratis di Lebong, 456 Siswa Keracunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.