Kasus Pembunuhan

Babak Baru Kasus Kematian Brigadir Esco, Mertuanya Alias Ayah Tersangka Briptu Rizka Ikut Diperiksa

Amaq Siun merupakan orang yang pertama kali menemukan mayat Brigadir Esco dalam kondisi terjerat tali di sebuah pohon

Editor: Hendrik Budiman
TribunLombok
PEMBUNUHAN BRIGADIR ESCO - Foto Briptu Rizka Sintiyani, anggota Polres Lombok Barat yang tak pernah lapor polisi suaminya hilang ternyata dirinya dalang pembunuhan Brigadir Esco, Sabtu (20/9/2025). 

Eks Kapolda Bongkar Motif

Mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan angkat bicara soal kasus kematian Brigadir Esco yang menyeret istrinya, Briptu Rizka, sebagai tersangka. 

Dalam pengakuan blak-blakan, ia mengungkap dugaan motif di balik aksi tragis tersebut.

Bahkan, menyebut adanya pihak lain yang turut membantu, membuka kemungkinan keterlibatan lebih luas dalam kasus ini.

Sebab kata Anton, kecil kemungkinannya jika Rizka sendirian membunuh Esco yang merupakan anggota intel kepolisian.

"Ini kan wanita (pelakunya). Ini kemungkinan besar ada kerja sama dengan pihak lain. Karena tidak mungkin dia eksekusi sendiri. Kecuali ditembak," kata Anton Charliyan melansir dari Tribunnewsbogor.com, Selasa (23/9/2025).

"Seandainya memang betul itu istrinya sebagai tersangka, otomatis pasti dilakukan oleh beberapa orang. Karena sangat riskan (jika membunuh sendiri)," sambungnya.

Lebih lanjut, Anton pun mengurai analisa soal dugaan motif Rizka membunuh Esco.

Kata Anton, ada dua kemungkinan motif di balik pembunuhan sadis tersebut.

"Setiap pembunuhan harus ada motifnya. Kemungkinan kalau motif dalam keluarga itu, sebagaimana yang pernah terjadi, bisa motif masalah kurang transparansi keuangan. Bisa juga masalah wil dan pil. Karena masalah-masalahnya itu sangat urgent sehingga mengakibatkan terbunuh," pungkas Anton.

Jika seorang istri tega membunuh suaminya, Anton menyebut pasti ada motif kuat yang jadi alasannya.

"Kemungkinan di sini ada wil, wanita lain. Tapi ini kan tidak diungkapkan siapa wanita lainnya. Sampai-sampai seorang istri emosi, ingin menghabisi. Tentu ada masalah yang sangat urgent yang tidak bisa dimaafkan," kata Anton.

Di sisi lain, Anton juga menyoroti soal lamanya waktu penemuan jasad Brigadir Esco dengan kapan ia menghilang.

Dicurigai Anton, ada hal lain yang dilakukan pelaku sehingga menyembunyikan jasad Esco selama satu minggu lebih.

"Yang agak heran ini, jarak waktu antara hilang dengan ditemukan ya. Tanggal 14 (Agustus hilang), baru ditemukan tanggal 24 (Agustus), ini hampir 11 hari. Ke mana yang 11 hari ini. Perlu penelitian lebih dalam. Apalagi dari pihak Briptu Rizka mengatakan keberatan dijadikan tersangka," ujarnya

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved