Kasus Pembunuhan

Ancam Robohkan Rumah Briptu Rizka, Keluarga Brigadir Esco Kecewa Pelaku Tolak Reka Adegan di TKP

Ancam Robohkan Rumah Briptu Rizka, Keluarga Brigadir Esco Kecewa Imbas Pelaku Ogah Reka Adegan

Editor: Hendrik Budiman
TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
POLISI BUNUH POLISI - Briptu Riska yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Esco saat mengikuti rangkaian reka adegan saat proses rekonstruksi di TKP, Senin ( 28/9/2025). Tak hanya pihak keluarga, setidaknya sekitar 800 warga dari Desa Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah kampung halaman Brigadir Esco juga datang untuk menyaksikan jalannya rekonstruksi. 

TRIBUNBENGKULU.COM -  Rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir Esco Faska Rely di Lombok Barat kembali memicu amarah keluarga korban. 

Diketahui, Rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar Lombok Barat berlangsung dramatis, Senin (29/9/2025).

Namun, Briptu Rizka Sintiyani tersangka sekaligus istri korban, menolak menjalani reka adegan langsung di tempat kejadian perkara (TKP), meski hadir dalam proses rekonstruksi. 

Sikap itu membuat keluarga kecewa dan geram, bahkan mengancam akan merobohkan rumah Rizka yang berada tak jauh dari lokasi pembunuhan.

Masyarakat, bersama dengan keluarga korban bahkan meneriaki Briptu Rizka dengan kata-kata makian. 

Bahkan, saat pulang, masyarakat yang kecewa meluapkan amarahnya dengan meneriaki rumah korban, dan juga keluarga dari tersangka dengan cibiran “keluarga pembunuh”.

Baca juga: Detik-detik Briptu Rizka Ngotot & Semprot Penyidik saat Tiba di TKP Pembunuhan Brigadir Esco

Masyarakat juga mengancam akan merobohkan rumah tersangka yang diduga sebagai tempat eksekusi tewasnya Brigadir Esco.

“Dia (Briptu Rizka) tega melakukan hal itu,” ucap Zaenab salah seorang warga Bonjeruk yang masih keluarga dari Korban.

Dikatakannya, ia sangat menyesalkan tersangka menolak untuk melakukan reka adegan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) penemuan mayat korban, di kebun belakang rumahnya.

Dia juga meyakini, bahwa dalang dari kematian Brigadir Esco tidak hanya satu orang, namun juga ada pihak lain yang ikut terlibat.

“Tidak mungkin perempuan bisa membopong mayat laki-laki sendiri, ini pasti juga ada orang lain,” tegasnya.

Menyikapi keriuhan yang terjadi, Kepala Desa Jembatan Gantung, Suhaimi akan lebih intens berkordinasi dengan pihak desa yang ada di Bonjeruk Lombok Tengah.

“Langkah pengamanannya kita sudah kordinasi dari awal dengan keluarga dan warga yang ada di Bonjeruk. Dari awal sebelum ini terjadi, rekonstruksi ini, kita sudah berkabar, kita sama-sama dari pihak desa ke dua desa sudah kordinasi dan itu akan ditingkatkan,” tegasnya.

Dengan situasi yang memanas, lantaran warga yang kecewa akan jalannya proses rekonstruksi, pihak desa juga akan meningkatkan pengamanan, dengan akan menerjunkan BKD untuk intens berjaga di TKP.

“Dan BKD juga kita datangi disini membantu pihak kepolisian untuk sama-sama menjaga keamanan,” tegasnya.

Dia juga berharap, kasus kematian Brigadir Esco ini cepat terungkap dan masyarakat baik yang ada di Nyiur Lembang dan Bonjeruk tenang.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved