Joko Widodo

Pernyataan MDIS di Hari Ulang Tahun Gibran, Singgung Kuliah Wapres dan Status Sarjana di Singapura

MDIS merilis pernyataan resmi di hari ulang tahun Gibran, singgung status kuliah dan gelar sarjananya di Singapura.

KOMPAS.com/Rahel
GIBRAN RAKA - Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka. Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka. MDIS merilis pernyataan resmi di hari ulang tahun Gibran, menegaskan status kuliah dan gelar sarjananya di Singapura. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Management Development Institute of Singapore (MDIS) merilis pernyataan resmi bertepatan dengan hari ulang tahun Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka

Dalam pernyataannya, MDIS menyinggung status kuliah Gibran di Singapura, termasuk program diploma lanjutan dan gelar sarjana yang ditempuhnya bersama universitas mitra.

"Bapak Gibran Rakabuming Raka adalah mahasiswa penuh waktu di Management Development Institute of Singapore (MDIS) dari tahun 2007 hingga 2010," tulis keterangan resmi MDIS, Rabu, dikutip dari Kompascom.

Pada periode tersebut, Gibran disebut menyelesaikan program Diploma Lanjutan, dan dilanjutkan dengan pendidikan untuk meraih gelar sarjana, Bachelor of Science (Honours).

"Dilanjutkan dengan gelar Sarjana Sains (Honours) di bidang Marketing yang diberikan oleh mitra universitas kami saat itu, University of Bradford, Inggris," ungkap MDIS.

Ditegaskan dalam keterangan itu, MDIS merupakan salah satu lembaga profesional nirlaba tertua di Singapura.

Mereka memiliki komitmen memberikan bekal mahasiswa dengan keterampilan.

"Kami menawarkan pendidikan tinggi yang tangguh dalam lingkungan yang kondusif, memastikan mahasiswa siap menghadapi tantangan dan peluang dalam ekonomi global. Lulusan kami memiliki keahlian yang mutakhir dan mencerminkan tuntutan dunia profesional yang terus berkembang," tulis mereka.

Di Singapura, lembaga pendidikan swasta seperti MDIS menyelenggarakan program perguruan tinggi dengan bekerja sama bersama universitas mitra dari luar negeri.

MDIS juga menekankan komitmennya untuk selalu menjaga standar integritas serta ketelitian dalam bidang akademik.

"Semua diploma dan gelar yang diberikan oleh mitra universitas luar negeri kami yang terhormat mematuhi standar akademik yang ketat. MDIS bangga memberikan pendidikan berkualitas tinggi kepada semua siswa, memastikan bahwa mereka menerima pengalaman yang berkualitas," imbuh MDIS.

Tepat di Hari Ulang Tahun Gibran

Diketahui, pernyataan dari MDIS ini bertepatan dengan hari ulang tahun Gibran.

Hari ini, Gibran diketahui merayakan ulang tahun ke-38 tahun.

Gibran Rakabuming Raka lahir di Surakarta (Solo), 1 Oktober 1987 dari pasangan Joko Widodo dan Iriana.

Gibran memiliki dua saudara kandung, yaitu Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep.

Pada 11 Juni 2015, Gibran menikahi Selvi Ananda.

Keduanya saat ini dikaruniai dua orang anak, yaitu Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah.

Sebelum terjun di dunia politik, Gibran dikenal sebagai pengusaha.

Ia memutuskan masuk dunia politik dan terpilih menjadi Wali Kota Surakarta, menjabat pada 26 Februari 2021 hingga 16 Juli 2024.

Kemudian Gibran dipilih sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.

Prabowo-Gibran menang dan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024.

Ijazahnya Dipertanyakan

Sebelumnya, ijazah Gibran sempat dipertanyakan pakar telematika sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Roy Suryo.

Setelah sebelumnya meyakini bahwa ijazah Joko Widodo (Jokowi) palsu, Roy Suryo mengungkapkan dugaan kejanggalan ijazah Gibran.

Dikutip dari Tribun Jakarta, dalam acara Bedah Buku Jokowi's White Paper yang disiarkan YouTube Refly Harun pada 3 September 2025 lalu, Roy menyebut ijazah yang diklaim milik Gibran dipenuhi kejanggalan.

Diduga diperoleh dari dokumen yang sudah dipalsukan. 

"Anaknya Jokowi yang sekarang (Wapres) itu enggak kalah dari bapaknya. Palsunya enggak kalah ijazahnya, IQ-nya juga enggak kalah rendahnya," ujar Roy Suryo. 

Roy menyinggung klaim Gibran sebagai lulusan Bradford University dari Singapura. 

Padahal, kata Roy, kampus tersebut sebenarnya adalah Management Development Institute of Singapore yang bekerja sama dengan University of Bradford. 

Ijazah asli dari program tersebut semestinya berbentuk horizontal dengan dua logo. Namun, ijazah yang ditunjukkan Gibran berbentuk vertikal, sehingga dinilai palsu.

"Padahal Singapura itu MDIS Management Development Institute of Singapore, Ijazahnya harusnya horizontal karena ada 2 logo. Yang dia pamerkan ijazahnya vertikal. Itu berarti salah beli di fake-document.com," kata Roy. 

Cuma Tamat SD

Sebelumnya, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Dr Meilanie Buitenzorgy, juga menyatakan bahwa Gibran Rakabuming Raka hanya tamat Sekolah Dasar (SD).

Analisis panjang yang diunggahnya di Facebook mendadak viral dan membuatnya mendadak dipanggil.

Dalam unggahannya pada Sabtu (20/9/2025) pukul 19.52 WIB, Meilanie mempertanyakan legalitas dokumen penyetaraan ijazah luar negeri yang dimiliki Gibran. 

Ia mengawali tulisannya dengan kalimat mencolok, “JANGAN-JANGAN GIBRAN CUMA TAMATAN SD?” seperti dikutip TribunBengkulu.com dari akun pribadinya.

Meilanie menjelaskan, penyetaraan ijazah luar negeri di Indonesia diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 58 Tahun 2024. 

Penyetaraan ini hanya berlaku untuk ijazah pendidikan dasar atau menengah yang diakui secara resmi sebagai “school leaving certificate”.

Ia menyoroti klaim Gibran sebagai lulusan SMA di Australia. Menurut Meilanie, lembaga tempat Gibran menempuh pendidikan, yakni University Technology Sydney (UTS) Insearch, bukanlah sekolah menengah atas dan tidak dapat mengeluarkan high school leaving certificate. 

Program yang diikuti Gibran di sana hanyalah program persiapan atau matrikulasi sebelum masuk perguruan tinggi.

Karena itu, Meilanie menilai dokumen penyetaraan dari Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyetarakan pendidikan Gibran di UTS Insearch setara dengan SMK kelas XII seharusnya batal demi hukum karena melanggar Permendikbudristek.

Selanjutnya, ia membahas catatan pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School (OPSS) Singapura yang disebut sebagai setara SMA. 

Menurutnya, OPSS hanya memberikan pendidikan setara kelas 7–10 atau SMP plus satu tahun, bukan jenjang SMA.

Di Singapura, lulusan secondary school biasanya memperoleh sertifikat GCE O-Level atau N-Level. Untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, siswa harus menempuh jenjang junior college dan meraih GCE A-Level, yang menjadi setara dengan ijazah SMA Indonesia. 

Namun, Meilanie menyebut tidak ada bukti Gibran memiliki ijazah A-Level tersebut.

Lebih jauh, Meilanie juga menyoroti kemungkinan Gibran tidak menamatkan SMP di Indonesia.

Situs resmi Pemerintah Kota Solo mencatat Gibran melanjutkan pendidikan SMP ke Singapura. 

Hal ini, menurut Meilanie, menimbulkan pertanyaan apakah Gibran benar-benar memiliki ijazah SMP dari SMPN 1 Solo.

Ia kemudian merinci sejumlah poin yang menurutnya menunjukkan kelemahan dalam rekam pendidikan Gibran, mulai dari tidak adanya ijazah SMA Australia, tidak memiliki IB Diploma, tidak memiliki sertifikat GCE A-Level, hingga belum tentu memiliki ijazah SMP. 

Dari rangkaian analisis tersebut, Meilanie menyimpulkan bahwa “FIX, kualifikasi pendidikan Gibran cuma tamatan SD.”

Ia juga mempertanyakan keabsahan Surat Keputusan (SK) Penyetaraan pendidikan S1 Gibran di Management Development Institute of Singapore (MDIS). 

Menurutnya, penyetaraan pendidikan tinggi seharusnya mengikuti jenjang pendidikan yang bertahap dan berkesinambungan.

Unggahan ini dengan cepat menarik perhatian publik. Hingga saat ini, postingan Meilanie telah mendapat lebih dari 1.300 komentar dan dibagikan sekitar 1.700 kali, memicu perdebatan hangat di media sosial.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved