Berita Viral
Sosok-Perjalanan Karier Johnson Panjaitan Tutup Usia, Dulu Bela Keluarga Brigadir J vs Ferdy Sambo
Johnson kritis selama 4-5 hari terakhir hingga dini hari lalu meninggal pada pagi ini, 26 Oktober, pukul 08.30
Ringkasan Berita:
- Johnson kritis selama 4-5 hari terakhir hingga dini hari lalu meninggal pada pagi ini, 26 Oktober, pukul 08.30 WIB
- Sejak muda, ia sudah aktif dalam kegiatan politik dan sosial, bahkan sempat menjadi sukarelawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
TRIBUNBENGKULU.COM - Johnson Panjaitan, sosok pengacara yang dikenal vokal dan berani dalam membela hak-hak korban, dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (27/10/20235).
Sepanjang kariernya, Johnson kerap tampil dalam kasus-kasus besar yang menyita perhatian publik, salah satunya saat menjadi kuasa hukum keluarga Brigadir J dalam perkara pembunuhan yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
Kiprahnya di dunia hukum tak hanya dikenal karena keberaniannya, tetapi juga karena konsistensinya dalam memperjuangkan keadilan, terutama bagi pihak yang tertindas.
Ia juga aktif dalam berbagai advokasi HAM dan reformasi hukum sejak era 1998.
Kepergian Johnson Panjaitan menjadi kehilangan besar bagi dunia advokat Indonesia. Banyak kolega dan aktivis hukum mengenangnya sebagai sosok yang tak pernah gentar menghadapi tekanan, dan selalu berdiri di sisi korban.
Baca juga: Terkuak! Peran Danki Lettu Ahmad Faisal, Biarkan Anak Buah Aniaya Prada Lucky Hingga Tewas
Johnson S Panjaitan, pendiri Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI), meninggal dunia pada usia 59 tahun setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Cawang, Jakarta Timur, pada Minggu, 26 Oktober 2025.
Sosok yang akrab disapa "Sotar" ini dikenal luas sebagai pengacara dan aktivis yang gigih membela hak-hak masyarakat tertindas dan korban pelanggaran HAM.
Selama karirnya, Johnson Panjaitan tidak hanya aktif mendampingi masyarakat yang berhadapan dengan hukum, tetapi juga berani mengambil kasus-kasus besar, termasuk mendampingi keluarga Brigadir J versus Ferdy Sambo dalam kasus penembakan yang menggemparkan publik.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengenang Johnson sebagai sosok yang berani dan berdedikasi, meskipun kondisi kesehatannya sempat kritis selama lima hari sebelum meninggal.
"Johnson kritis selama 4-5 hari terakhir hingga dini hari lalu meninggal pada pagi ini, 26 Oktober, pukul 08.30," ujar Usman Hamid.
Ia juga menambahkan bahwa Johnson sering mengabaikan kesehatannya sendiri demi memperjuangkan keadilan bagi orang lain.
Jejak Perjalanan dan Pendidikan
Lahir di Jakarta pada 11 Juni 1966, Johnson menempuh pendidikan hukum di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia.
Sejak muda, ia sudah aktif dalam kegiatan politik dan sosial, bahkan sempat menjadi sukarelawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Pengalaman hidupnya yang dekat dengan masyarakat miskin dan tertindas, seperti pemulung dan tukang becak, membentuk komitmennya dalam memperjuangkan keadilan sosial.
| Nasib Dokter Baskar dan Istri Dianiaya Massa & Kades di Indramayu, Bupati Lucky Hakim Turun Tangan |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Balas Menohok Disentil Hasan Nasbi: Pemerintah Stabil Kecuali di Mata Dia |
|
|---|
| Detik-Detik Sopir Ambulans Meninggal Usai Antar Jasad di Jabar, Jatuh Mendadak |
|
|---|
| Akhirnya Fitri Bakal Beli Rumah Hasil Jualan Live Perdana, Usai Diceraikan Suami yang Lolos PPPK |
|
|---|
| Perdana Live TikTok Jualan Baju, Fitri Langsung Dapat Rp 93 Juta Usai Diceraikan Suami Lolos PPPK |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.