Cerita Warga Bengkulu saat Antre Minyak Goreng: Sudahlah Lapar, Tak Dapat

Warga Bengkulu menyampaikan keluh kesahnya saat mengantre untuk membeli minyak goreng.

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Romi/TribunBengkulu.com
Tulisan 'Minyak Kosong' di salah satu kios di Pasar Panorama, Kota Bengkulu, Selasa (15/3/2022). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

 


TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Warga Bengkulu menyampaikan keluh kesahnya saat mengantre untuk membeli minyak goreng.


Rohmat (60 tahun), mengatakan dirinya sempat antre di beberapa tempat, seperti di Jalan Kapuas, hingga di salah satu minimarket di wilayah Jalan Danau, Kelurahan Panorama, Kecamatan Singaran Pati.


Dari beberapa kali antre minyak goreng, kata Rohmat, dirinya tak kebagian.


"Banyak ruginya, sudahlah lapar, tak dapat minyak gorengnya," kata Rohmat kepada TribunBengkulu.com, Selasa (15/3/2022).


Rohmat mengaku tak masalah jika harus antri lama, namun pada akhirnya bisa kebagian minyak goreng.


"Dari sore antre juga mau, yang penting dapat," ujar dia.


Rohmat menyarankan toko ritel atau pemerintah menerapkan sistem kupon. Dengan demikian, jika kupon sudah habis, tak ada lagi yang antre.


"Jadi warga bisa pulang. Tak menunggu yang tak pasti," ungkap dia.


Sementara, salah satu warga lain, Eka (40 tahun), menyarankan pembelian minyak goreng berdasarkan Kartu Keluarga (KK).


Adanya KK ini, kata Eka, untuk mencegah warga di daerah lain untuk juga antri di suatu wilayah yang jauh dari rumahnya.


"Nanti, dia di sana dapat, di sini juga dapat. Warga lain tak kebagian," ungkap Eka.
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved