Baru Masuk Bengkulu Vaksin Covovax Segera Kedaluwarsa, Tidak Bisa untuk Booster dan Anak-anak
Tiba pertengahan bulan Maret lalu, vaksin jenis Covovax yang baru pertama kali masuk Bengkulu akan segera memasuki kedaluwarsa.
Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Tiba pertengahan bulan Maret lalu, vaksin jenis Covovax yang baru pertama kali masuk Bengkulu akan segera kedaluwarsa.
Diketahui bahwa sebelumnya ada sebanyak 3.000 dosis vaksin Covovax yang diterima oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu.
"Kita meminta kepada masyarakat untuk segera memanfaatkan vaksin yang ada. Khususnya jenis Covovax ini yang jangka waktu kedaluarsanya tidak lama. Segera manfaatkan sebelum tanggal 31 Maret 2022 mendatang," ungkap Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, Senin (28/3/2022).
Namun terdapat beberapa kendala yang dialami Pemprov Bengkulu untuk menyalurkan vaksin jenis Covovax ini, selain masa kedaluwarsanya yang singkat.
Di antaranya vaksin ini tidak bisa digunakan untuk booster dan hanya bisa digunakan untuk vaksinasi dosis pertama dan kedua.
"Apalagi untuk vaksinasi dosis pertama kita saat ini sudah tinggi, termasuk juga dosis kedua yang juga sudah lumayan. Selain itu yang jadi kendala juga vaksin Covovax ini tidak bisa digunakan untuk anak kecil," kata Herwan.
Untuk mengimbangi cepatnya masa kedaluarsa tersebut, Herwan menyebutkan pihaknya sudah menyampaikan ke pusat agar jangan mendistribusikan vaksin yang terlalu cepat masa kadaluwarsanya seperti jenis Covovax ini.
Apalagi banyak waktu yang termakan dari mulai sejak pengiriman dari pusat sampai kepada pendistribusian ke kabupaten/kota.
"Tapi apapun vaksinnya kini kita tetap terima. Termasuk juga nanti untuk vaksin Covovax ini secepatnya akan kita upayakan agar bisa dimanfaatkan," ujarnya.
Sementara itu dari data yang dimiliki Dinkes Provinsi Bengkulu, saat ini untuk vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 90,37 persen dan dosis kedua sudah mencapai 69,60 persen.
Untuk dosis ke 3 persentasenya masih sangat rendah yakni baru mencapai 5,30 persen.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Herwan-Antoni23.jpg)