Intip Cara Pembuatan Teh Mangrove Jaruju, Minuman Herbal yang Diklaim Mampu Bunuh Sel Kanker

Teh Mangrove Jaruju adalah teh olahan yang dikelola masyarakat Jalan Jenggalu III RT 08 RW Kelurahan Lingkar Barat Kota Bengkulu.

Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
Beta Misutra/TribunBengkulu.com
Pembina Kelompok Kampung Jenggalu Kito, Rifi Zuhendri saat memperlihatkan teh mangrove Jaruju yang diklaim bisa membunuh sel kanker, Selasa (12/4/2022). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra

 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Teh Mangrove Jaruju adalah teh olahan yang dikelola masyarakat Jalan Jenggalu III RT 08 RW Kelurahan Lingkar Barat Kota Bengkulu.

Teh ini diklaim mampu untuk membunuh sel kanker.

Hartati, salah satu anggota Kelompok Kampung Jenggalu Kito yang memproduksi  teh mangrove Jaruju ini menjelaskan, pembuatan teh ini dimulai dari pemilihan daun pohon mangrove Jaruju yang sudah tua.

Selanjutnya daun ini dicuci dan dibersihkan dengan air, selanjutnya daun dijemur pada waring karena daun tidak boleh menempel pada tanah ataupun seng.

"Kalau di tanah kotor, sedangkan kalau di seng juga tidak bisa karena takut karatnya menempel pada daun," ungkap Hartati.

Penjemuran sendiri jika hari panas, maka hanya akan berlangsung selama 3 hari. Sedangkan jika hari sedang mendung paling lama sekitar 7 hari, baru daun bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya.

"Kalau sudah kering, nanti duri yang ada pada daun mangrove jaruju ini dibuang, kemudian daunnya digunting. Kemudian guntingan duan ini di blender sampai halus, " kata Hartati.

Hartati mengatakan, teh ini juga bisa diberi aroma dengan cara dicampur dengan beberapa bahan lainnya.

Di antaranya seperti daun jeruk, jahe, serai, ketumbar dan melati.

"Kalau untuk cita rasanya itu tidak ada rasanya tidak kelat dan tidak juga ada pahit. Namun ada aromanya maung," ujar Hartati.

Terpisah Pembina Kelompok Kampung Jenggalu Kito, Rifi Zuhendri menyebutkan, selain untuk pembunuh sel kanker, teh ini juga berfungsi untuk mengobati beberapa penyakit lainnya.

Seperti panas dalam, asam urat, kolesterol, asam lambung, bisul, rematik dan radang hati.

"Itu berdasarkan penelitian tim dari UNDIP.Tapi sayangnya teh ini belum kita produksi secara masal karena masih mau diurus dulu izinnya, sertifikat halal, sertifikasi BPOM dan Syarat-syarat lainnya," ungkap Rifi.

Rifi mengatakan, mereka menargetkan pada bulan Agustus mendatang semua izin dan keperluan untuk memasarkan teh mangrove Jaruju ini sudah rampung.

"Bahkan rencananya kita juga akan sekalian launching kampung Jenggalu Kito dan melaksanakan rekor MURI minum teh mangrove terbanyak, " ujar Rifi. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved