Dosen Unib Ciptakan Alat Pendeteksi Banjir Pertama di Bengkulu, Begini Cara Kerjanya

Banjir menjadi persoalan yang tak kunjung tuntas di Kota Bengkulu. Hal inilah yang menjadi dasar, terinspirasinya 3 dosen Universitas Bengkulu (Unib).

Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Jiafni Rismawarni/TribunBengkulu.com
Suasana demo penggunaan alat pendeteksi banjir pada pintu air di Perumahan Residen II, Timur Indah, Kota Bengkulu (12/8/2022). Alat pendeteksi banjir ini dibuat oleh 3 dosen Unib. 

Ia menjelaskan ada 3 sungai yang mengarah ke Kota Bengkulu. Sehingga idealnya alat pendeteksi banjir ini dipasang 6 alat.

Yakni setiap alat dipasang di hulu, dan sisanya di area memasuki kota. Misalnya level ketinggian sudah mencapai 1 meter, maka bisa diprediksi waktu dan ketinggian air sampai ke kota.

"Karena bebas pulsa gratis, selama alat itu masih ada, dapat bekerja dan berfungsi," ungkapnya. 

Sementara itu Lindung Zalbun Mase mengatakan, untuk pembuatan alat ini anggaran yang digunakan sekitar Rp 35 juta per satu alat.

Untuk itu, perlu kerjasama dengan pemerintah setempat. Bila hendak memasangkan di titik titik potensi banjir yang ada di Bengkulu ini. 

"Alat ini, karena kita masih membeli modul, dan ada beberapa pesan import itu sekitar Rp 35 juta. Tapi kalau diproduksi secara massal maka itu saya yakin bisa ditekan," ujar Lindung. 

Baca juga: Update Kebakaran di Bengkulu: Bau Hangus Masih Tercium, Warga Gotong Royong Bersihkan Puing Rumah

Baca juga: BREAKING NEWS: Truk Muatan Karet Terjun ke Sungai di Kepala Curup Rejang Lebong

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved