54 Guru Honorer di Bengkulu Tengah yang Lulus PPPK Namun Tidak Dilantik, Urus Nasibnya ke Jakarta
54 guru honorer di Kabupaten Bengkulu Tengah yang lulus passing grade Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) namun tidak dilantik
Penulis: Suryadi Jaya | Editor: Hendrik Budiman
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Suryadi Jaya
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU TENGAH - Sebanyak 54 guru honorer di Kabupaten Bengkulu Tengah yang lulus passing grade Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) namun tidak mendapatkan kuota akhirnya menemukan titik terang usai hearing bersama Pj Bupati dan DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah, Kamis (13/10/2022).
Hearing yang berlangsung alot tersebut membuahkan hasil bagi nasib ke 54 orang guru honorer tersebut akan terus diperjuangkan hingga dilantik menjadi PPPK Bengkulu Tengah.
Pj Bupati Bengkulu Tengah Heriyandi Roni menjelaskan, setelah hearing ini dilakukan, perwakilan dari Pemda, DPRD dan guru honorer akan berangkat ke MenPAN-RB untuk memperjuangkan nasib ke 54 guru honorer tersebut.
Baca juga: Seleksi Panwascam Kepahiang, 189 Pelamar Dinyatakan Lulus Administrasi Sabtu Tes Tertulis
"Kita carikan solusi terbaik, meski harus menempuh beberapa tahapan lagi agar ke 54 orang guru honorer ini bisa menjadi PPPK," ujar Heriyandi Roni kepada TribunBengkulu.com, Kamis (13/10/2022).
Sementara itu, Herri perwakilan dari ke 54 guru honorer yang akan berangkat ke kementerian untuk memperjuangkan nasib mereka ini berharap perjuangannya tidak sia-sia.
"Tentu kita sangat berharap agar permintaan kita bisa disetujui oleh pihak kementerian, dan kita telah menyiapkan seluruh data-data yang diperlukan nantinya," kata Herri.
Baca juga: Awas! Jalan Berlubang di Depan Balai POM Bengkulu, Pagi Ini Sudah 3 Pengendara Jadi Korban
Meski masih harus tetap mengurus ke pihak kementerian walaupun dirinya telah lolos passing grade, Herri mengucapkan terimakasih kepada pihak Pemkab dan DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah yang telah memberikan solusi terbaik.
"Sebenarnya tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini, dari kami pun salah karena terlambat koordinasi, inilah bentuk ikhtiar terbaik kita," ungkap Herri.
