Kisah Hasyim Guru Honorer Lulus PPPK yang Tak Jua Diangkat: 32 Tahun Mengabdi, 6 Bulan Lagi Pensiun
Muh. Hasyim (59) sudah 32 tahun mengabdi sebagai honorer di dunia pendidikan Bengkulu.
Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Apalagi, hingga saat ini juga belum ada jaminan bahwa mereka dapat mendapatkan haknya menjadi PPPK.
"Ya memang perjuangan ini panjang, apalagi saya akan pensiun. Tapi ini buat menyemangati kawan-kawan lain, untuk perjuangan hak kami," ungkapnya.
Demo Gubernur Bengkulu
Diberitakan TribunBengkulu.com sebelumnya, guru honorer yang lulus Passing Grade (PG) tes Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021 melakukan orasi di depan Kantor Gubernur Bengkulu, Senin (17/10/2022).
Juru bicara Guru honorer yang lulus PG seleksi PPPK 2021, Yuniana mengungkapkan kekecewaannya atas ketidakpastian nasib mereka. Apalagi, dua minggu lalu mereka sudah dijanjikan untuk solusi atas persoalan ini.
"Hasil audiensi terakhir itu, ada informasi kalau anggaran itu ada. Bahkan naik DAU itu jadi Rp 28,1 miliar, " sesal Yuniana, saat sampaikan orasi di depan Kantor Gubernur Bengkulu.
Hal serupa juga disampaikan oleh guru honorer lainnya, Febi Saputra dari Kabupaten Mukomuko, ia mengatakan jika ia dan kawan-kawan guru honorer ini sangat perlu kepastian dari pengangkatan PPPK ini
"Proses yang kami lalui tidak mudah, semua tahapan kami ikuti. Tapi kok tidak ada kepastian. Kami kecewa," ungkapnya.
Kecewa Tak Ketemu Gubernur
Kekecewaan nampak jelas dari sejumlah guru honorer yang dinyatakan lulus Passing Grade (PG) tes Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021, dikarenakan tidak dapat bertemu dengan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Juru bicara guru honorer lulus PG tes PPPK 2021 Yuniana mengatakan, pihaknya berharap dengan aksi unjuk rasa yang digelar hari ini Senin (17/10/2022) di Kantor Gubernur Bengkulu, dapat menemukan titik terang akan nasib mereka.
"Ini belum direalisasikan, karena memang pak gubernur sedang dinas luar, itu yang disampaikan oleh pihak pemprov tadi. Harapan kita bisa diakomodir tahun ini. Kalau tidak bisa langsung putus di sini kami akan ke Kemenpan-RB," kata guru honorer Yuniana.
Meskipun tidak dapat langsung bertemu dengan Gubernur Bengkulu, namun perwakilan massa unjuk rasa guru honorer sudah melakukan audiensi bersama jajaran Pemprov Bengkulu.
Bersama Asisten I, Khairil Anwar, Kaban BKD Provinsi Bengkulu, Gunawan Suryadi, dan Kabid GTK Dikbud Provinsi Bengkulu, M Syafiri.
"Kita akan berkoordinasi dengan pihak Diknas tentang jumlah formasi yang dibutuhkan. Setelah fix di tingkat dinas Dikbud. Nanti baru diajukan kepada Gubernur," beber Yuniana.