Nelayan Bengkulu Hilang

Sampan Karam Ditemukan di Seluma, Diyakini Milik Deni Nelayan Bengkulu yang Hilang saat Melaut

Keluarga meyakini bahwa sampan karam yang ditemukan di Muara Talo Kabupaten Seluma oleh nelayan setempat adalah milik Deni (34) warga Tengah Padang

Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
HO/Nelayan Seluma
Tangkapan layar video penemuan perahu sampan yang diduga milik Deni nelayan Kota Bengkulu yang hilang saat melaut. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Sampan karam yang ditemukan di Muara Talo Kabupaten Seluma oleh nelayan setempat diyakini keluarga milik Deni (34) nelayan warga Tengah Padang Kota Bengkulu yang hilang saat melaut sejak Minggu (16/10/2022) lalu.

Kabar adanya sampan karam yang ditemukan nelayan di daerah Muara Talo ini didapati oleh seorang warga yang pagi ini mampir ke Posko Basarnas yang ada di Pantai Tapak Paderi Bengkulu.

Warga tersebut memberikan informasi kepada pihak Kelurahan dan Basarnas bahwa temannya seorang nelayan di Seluma, menemukan sebuah perahu sampan.

Bahkan dirinya memberikan sebuah rekaman video perahu sampan yang ditemukan oleh nelayan di daerah Seluma itu.

Selanjutnya pihak kelurahan memberitahu keluarga untuk mengkonfirmasi apakah sampan tersebut milik Deni atau bukan.

"Saya yakin itu milik Deni, karena ada tulisan Dean, itu nama anak Deni yang memang tertulis di Kapal," ungkap Muhammad Alimi, Ayah Kandung Deni, Selasa (18/10/2022).

Terpisah Lurah Tengah Padang, Suteman mengatakan, sampan tersebut sudah terlihat di daerah Muara Talo Seluma oleh nelayan setempat tadi malam.

Namun nelayan setempat baru sempat merekam video sampan yang diduga milik Deni ini, pada pagi harinya.

Video inilah yang kemudian diserahkan ke posko pencarian Deni dalam hal ini kepada lurah setempat.

"Dari ciri-ciri sampan itu memang diduga ini milik Deni, warga kita ini. Karena disitu ada tertulis nama anaknya," kata Suteman.

Mendapati kabar ini tim dari Basarnas Bengkulu yang hari ini melanjutkan pencarian sudah berangkat untuk menuju ke arah ditemukannya kapal yang diduga milik Deni ini.

Selanjutnya tim akan melakukan penelusuran di sekitar lokasi untuk mencari keberadaan Deni.

Karena saat ditemukan kapal sampan yang diduga milik Deni tersebut sudah dalam keadaan terbalik tanpa ada seorang pun di sana.

"Lokasinya cukup jauh dari lokasi Deni melaut, Mudah-mudahan cepat ditemukan," ujar Suteman.

 

Kronologi Kejadian

Dari informasi yang diterima oleh TribunBengkulu.com, Deni berangkat dari rumahnya pada hari Sabtu (15/10/2022), sekitar pukul 06.00 WIB.

Dirinya pergi dengan menggunakan perahu sampan, berbarengan dengan nelayan lainnya dari Pantai Tapak Paderi Bengkulu.

Sebelum berangkat, Deni sempat memberi pesan kepada istrinya bahwa dirinya akan menginap dan tidak akan pulang pada hari Sabtu sore.

Kemudian keesokan harinya, sesuai dengan pesan yang telah disampaikan oleh Deni, istrinya datang ke Pantai Tapak Paderi, pada pukul 10.00 WIB, dengan mengendarai motor untuk menjemput suaminya.

Namun setelah lama menunggu, Deni tak kunjung pulang, yang membuat istrinya kembali pulang ke rumah, untuk melakukan aktivitas lain sembari menunggu sore hari.

Selanjutnya setelah sore hari, istri Deni kembali ke Pantai Tapak Paderi, dengan tujuan untuk menjemput Demi, sesuai dengan pesan Deni sebelumnya.

Namun ditunggu hingga magrib, Demi tetap tidak kunjung tiba di Pantai Tapak Paderi Bengkulu.

Bahkan hingga malam hari, tidak ada tanda-tanda Deni muncul di Pantai Tapak Paderi, yang membuat keluarga berinisiatif untuk melapor ke Basarnas Bengkulu.

Kondisi Terakhir Deni Terlihat

Dikatakan Ical (53) yang juga berprofesi sebagai nelayan di kawasan Pantai Tapak Paderi, bahwa Subuh itu dirinya masih melihat Deni.

Saat itu posisi mereka berada di Karang Lebar, yaitu ke arah Selatan dari tempat mereka memancing ikan, tidak jauh dari Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

Ical bersama Deni dan satu nelayan lainnya bernama Jurai berada dalam satu lokasi di Karang Lebar.

Saat itu Jurai sempat menegur Deni sampai 2 kali, namun tidak digubris oleh Deni.

Karena sudah 2 kali disapa Deni tetap diam, maka Ical langsung meneriaki Deni, untuk menjawab sapaan Nelayan yang menegur Deni sebelumnya.

"Kawan kan bertanya, "Den ada makan?" , namun dia (Deni) diam, kemudian kawan teriak lagi, "Den Sudah Makan?", dia masih diam. Karena dia sudah 2 kali ditanya tetap diam, lalu saya teriak, "Den Kalau Ditanya itu Dijawab" begitu kata saya," ungkap Ical saat menceritakan terakhir kalinya dia melihat Deni.

Setelah Ical berteriak, Deni menjawab makanannya ada di bawah, dan kejadian tersebut kurang lebih sekitar pukul 05.00 WIB.

Posisinya saat itu mereka sedang istirahat untuk makan, jangkar sudah diturunkan, namun dalam posisi pancing tetap dipasang.

Di lokasi tersebut, diakui Ical sebenarnya banyak terdapat nelayan, namun untuk posisi yang berdekatan adalah mereka bertiga.

Itulah terakhir kali Deni terlihat dan bertegur sapa dengan nelayan lainnya, kemudian selanjutnya mereka terpisah.

"Jadi kami hari itu berangkat hari Sabtu Pagi, pagi ya cari gurita sampai sore, kemudian malamnya mancing ikan, bisanya sampai pagi, baru kemudian pulang," ujar Ical.

Pada saat keberangkatan mereka ke laut untuk mencari ikan ini, kondisi cuaca terbilang cukup mendukung untuk melaut. 

Bahkan saat Subuh Ical dan Jurai terakhir melihat Deni, kondisi laut dalam keadaan bagus dan tidak berkabut.

"Biasanya kita itu tidak pulang kalau ada badai, atau kabut, biasanya itu kita cari tempat berteduh dulu. Tapi kemarin cuacanya kita bilang bagus," kata Ical.

Baca juga: Kisah Hasyim Guru Honorer Lulus PPPK yang Tak Jua Diangkat: 32 Tahun Mengabdi, 6 Bulan Lagi Pensiun

Baca juga: Update Harga Emas di Bengkulu, Berapa Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini 18 Oktober 2022?

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved