Dirikan Bangunan di Lahan Tetangga
Kronologi Bangunan Rumah di Bengkulu Dibongkar Paksa, Sudah 20 Tahun Berdiri di Lahan Tetangga
PN Manna Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu terpaksa melakukan eksekusi terhadap bangunan rumah yang masuk atau berdiri di lahan tetangga.
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Ahmad Sendy Kurniawan
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Pengadilan Negeri (PN) Manna Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu terpaksa melakukan eksekusi terhadap bangunan rumah yang masuk atau berdiri di lahan tetangga.
Eksekusi bangunan rumah masuk lahan tetangga di Bengkulu Selatan dilakukan dengan cara pembongkaran pada Rabu (2/11/2022). Peristiwa ini menarik perhatian masyarakat.
Pemilik bangunan Ubardin warga Kelurahan Kayu Kunyit Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu Selatan seakan lebih rela bagian rumahnya selebar 1,5 meter yang masuk ke lahan milik Wahun tetangganya, dibongkar paksa tim eksekusi dari PN Manna.
Bangunan terpaksa dibongkar sesuai dengan keputusan PN Manna, yang memutuskan jika bangunan milik Ubardin telah menyalahi karena berdiri di tanah milik Wahun, tetangga Ubardin.
Lalu kenapa dan bagaimana kronologi bangunan milik Ubardin ini sampai dibongkar paksa?
Anak pemilik lahan Wanto menceritakan, sebelum keluar putusan akan dilakukan eksekusi secara paksa oleh pihak pengadilan, berbagai cara mediasi di tingkat kelurahan hingga di pengadilan sudah dilakukan.
"Sebenarnya kami tidak ingin rumahnya dihancurkan, mediasi sudah dilakukan beberapa kali. Tetapi setiap mediasi, tergugat selalu mengatakan dia benar dan tidak salah. Bangunan yang didirikan di atas lahan itu memang miliknya. Padahal, membangun di tanah kami selebar 1,5 meter," jelas Wanto kepada TribunBengkulu.com, Rabu (2/11/2022).
Menurutnya upaya mediasi yang mereka tempuh bukan karena mereka selaku pihak penggugat meminta ganti rugi. Hanya saja mereka menginginkan itikad baik dari tergugat.
Karena, tidak ada niat baik maka pihak penggugat meneruskan laporan hingga hari ini berujung dengan dilakukan eksekusi pembongkaran bangunan yang berdiri di tanah milik Wahun.
Wanto anak pemilik lahan selaku pihak yang memenangkan gugatan di PN Manna menjelaskan, meski kurang lebih ada 20 tahun Ubardin mendirikan bangunan di lahan milik sang ayah, namun mereka tidak pernah meminta diganti dengan uang tunai.
Keluarga pemilik lahan juga sudah menunjukan itikad baik agar jangan sampai bangunan yang masuk lahan mereka sampai dibongkar.
Berbagai upaya persuasif sebelum pembongkaran bagian bangunan rumah pada Rabu 2 November 2022 sudah dilakukan. Termasuk musyawarah mencari jalan keluar secara kekeluargaan sudah dilakukan
"Tapi nyatanya, mungkin dia salah persepsi. Jadi seolah-olah kami minta ganti dengan uang. Saya pastikan itu tidak pernah kami ucapkan. Kami hanya meminta dia datang dengan baik-baik, tetapi itu tidak pernah dilakukan. Mulai disitulah amarahkami kuncul," beber anak penggugat kepada TribunBengkulu.com, Rabu (2/11/2022).
Pemilik Rumah Menghilang Sejak 3 Tahun Lalu
