Gerhana Bulan Total 2022
Masjid Raya Baitul Izzah Bengkulu Gelar Salat Gerhana Usai Salat Magrib, Ini Tata Cara Salat Gerhana
Gerhana bulan pada Selasa 8 November 2022 merupakan gerhana bulan total yang kedua selama tahun 2022 ini.
Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Gerhana bulan pada Selasa 8 November 2022 merupakan gerhana bulan total yang kedua selama tahun 2022 ini.
Sebelumnya, gerhana bulan total juga terjadi pada 16 Mei 2022 lalu, namun tak bisa diamati di Indonesia.
Untuk fase gerhana bulan total ini, dimulai pada pukul 15.00.38 WIB. Kemudian, gerhana sebagian dimulai pukul 16.08.59 WIB. Di fase ini, untuk wilayah Bengkulu, tidak bisa teramati.
Gerhana bulan total akan dimulai pukul 17.16.19 WIB. Dan kemudian, puncak gerhana terjadi pukul 17.59.11 WIB.
Di fase puncak ini, ada beberapa wilayah Bengkulu yang bisa mengamati, seperti di Curup, Kepahiang, Manna, dan Bintuhan.
Puncak gerhana akan berakhir di pukul 18.42.03 WIB. Saat itu, fenomena ini bisa teramati di seluruh wilayah Bengkulu.
Kemudian, gerhana sebagian akan berakhir pukul 19.49.22 WIB, dan gerhana berakhir di pukul 20.57.43 WIB. Seluruh fase ini juga bisa diamati di seluruh wilayah Bengkulu.
Merespon fenomena alam yang jarang terjadi ini, sejumlah masjid di Bengkulu ada yang melaksanakan salat khusuf atau salat sunah gerhana.
Sekretaris Masjid Raya Baitul Izzah Bengkulu, Drs. H. M. Naseh, M. Ed mengatakan di Masjid Raya Baitul Izzah akan dilaksanakan salat khusuf atau salat sunah gerhana usai salat Magrib.
Gerhana bulan ini sebagai bukti kekuasaannya Sang Pencipta, Allah SWT.
"Mitos itu sejak zaman nabi sudah ada, saat itu dikira bahwa gerhana bulan itu berkaitan dengan meninggalnya Hasan Husen, dan dibantah oleh Rasullulah saw. Beliau menjelaskan sunnatullah ciptaan Allah," jelas Naseh, Selasa (8/11/2022).
Gerhana bulan total merupakan peristiwa alam ketika posisi bulan, matahari dan bumi sejajar. Hal ini membuat cahaya matahari terhalangi untuk menuju ke bumi.
"Karena perputaran bumi, bulan dan matahari. Jadi tidak ada kaitannya dengan orang-orang zaman dulu, misalnya orang hamil tidak boleh keluar, dan lainnya. Ini murni dari sunnatullah," beber Naseh.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Masjid-Baitul-Izzah.jpg)