Petani Bengkulu Keluhkan Hasil Panen Kelapa Sawit yang Anjlok, Begini Cara Mengatasinya

Sudah lebih dari lima bulan terakhir hasil panen para petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Penulis: Suryadi Jaya | Editor: M Arif Hidayat
Suryadi Jaya/TribunBengkulu.com
Tumpukan TBS Sawit siap jual di lokasi penampungan milik Manto, Senin (4/7/2022). Dampak anjloknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, para pengepul (Tauke) kelapa sawit kesulitan mendapatkan pasokan TBS Sawit. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Suryadi Jaya

 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU TENGAH - Sudah lebih dari lima bulan terakhir hasil panen para petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Hal tersebut disebabkan musim trek yang terjadi kali ini cukup panjang. 

Diperparah juga disebabkan oleh anjloknya harga TBS Sawit dan melejitnya harga pupuk dipasaran.  

Sehingga hal tersebut membuat sejumlah petani tak mampu memberikan perawatan dan pemupukan secara maksimal kepada lahan perkebunan. 

Namun ada pula beberapa lahan perkebunan kelapa sawit milik warga yang tidak terdampak musim trek lantaran berbagai perlakuan. 

"Sawit saya sekarang memang ada penurunan hasil panen tapi tidak banyak, karena saya selalu memastikan kecukupan air dan pemupukan yang rutin," ujar Aswin salah satu petani kelapa sawit di Bengkulu Tengah, Sabtu (21/1/2023). 

Berikut tips perawatan kebun kelapa sawit yang memasuki musim trek dari Aswin : 

Pencegahan pertama yang harus dilakukan harus selalu memastikan bahwa asupan kebutuhan air di sekitar tanaman tetaplah cukup dan seimbang. Tidak boleh berlebihan dan tidak boleh berkekurangan. 

"Selain itu, untuk menjaga kasar air pada tanaman bisa juga dengan memberikan pupuk organik agar keseimbangan air terjaga dengan baik dan cukup," ujar Aswin. 

Selain itu, unsur hara pada tanah di lokasi perkebunan pun harus diperhatikan dengan baik. Jika keseimbangan unsur hara terganggu atau unsur hara menipis jumlahnya, maka akan menyebabkan trek dan tidak menghasilkan buah sama sekali.

"Jadi agar tanaman kita bisa terhindar dari trek, harus memperhatikan pemupukan, saya selalu melakukan pemupukan empat bulan sekali atau tiga kali dalam setahun, agar unsur hara kelapa sawit tetap terpenuhi," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved