Alasan Razie Yahya Tak Ingin Dikubur di Makam Pahlawan Meski Miliki Bintang Gerilya dan Satyalencana

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Mantan Gubernur Bengkulu Razie Jachja atau Razie Yahya direncanakan akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Padang Dedok, Kota Bengkulu, Rabu (3/5/2023) sore setelah shalat ashar.

Dimakamkan di TPU Padang Dedok ini juga merupakan wasiat dari Razie Yahya sendiri kepada pihak keluarga.

Menantu Razie Yahya, Musli Zaini mengatakan mertuanya sebenarnya sudah beberapa kali ditawarkan untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Balai Buntar, Kota Bengkulu.

Razie Jachja merupakan pejuang kemerdekan, dan memiliki Bintang Gerilya, tanda jasa dari pemerintah untuk pejuang yang bergerilya di tahun 1945-1950.

Selain itu, Razie Jachja juga memiliki Satyalencana Perang Kemerdekaan I dan Satyalencana Perang Kemerdekaan II, tanda jasa untuk anggota Angkatan Bersenjata yang mengikuti Perang Kemerdekaan.

"Tidak mau. Orangnya tidak mau merasa dihargai, setelah berjuang mau menjadi orang biasa saja," kata Musli kepada TribunBengkulu.com.

Razie Jachja kemudian meminta agar dirinya dimakamkan di TPU biasa, yakni TPU Padang Dedok. Alasannya, di TPU ini juga sudah dimakamkan anggota keluarga yang lain.

"Dia ingin dekat dengan keluarga," ujar Musli.

Razie Jahcja meninggal dunia pada Rabu (3/5/2023) pagi, pukul 08.00 WIB. Meninggal di kediamannya di Jalan Musi, Padang Harapan, Kota Bengkulu.

Razie Jachja meninggal di rumah karena usia yang sudah tua dan membuat kesehatannya menurun, yakni di usia 95 tahun.

Baca juga: Sosok Razie Yahya di Mata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Sebagai Orang Tua yang Mengayomi