Apa yang Dimaksud dengan Haji Mabrur, Pengertian dan Ciri-cirinya Menurut Rasulullah SAW
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu secara finansial dan fisik.
Penulis: M Arif Hidayat | Editor: M Arif Hidayat
TRIBUNBENGKULU.COM - Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu secara finansial dan fisik.
Sebagai ibadah yang sangat dihormati, menjalankan haji dengan baik dan penuh keikhlasan adalah tujuan setiap jamaah haji.
Salah satu konsep yang sering dikaitkan dengan haji adalah "haji mabrur."
Lantas Apa sebenarnya haji mabrur, dan apa ciri-cirinya?
Pengertian Haji Mabrur:
Haji mabrur merujuk pada haji yang diterima, diperkenankan, dan diberkahi oleh Allah SWT.
Istilah "mabrur" berasal dari bahasa Arab yang berarti diterima atau diberkahi.
Haji mabrur bukan hanya sekadar menyelesaikan rangkaian ibadah fisik, seperti thawaf di Ka'bah, sai antara bukit Safa dan Marwah, dan beribadah di Padang Arafah.
Lebih dari itu, haji mabrur mencakup dimensi spiritual dan moral yang sangat penting.
Secara bahasa haji mabrur adalah haji yang baik. Sedangkan menurut syar’i, haji mabrur ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dengan memperhatikan berbagai syarat, rukun, dan wajib, serta menghindari hal-hal yang dilarang (muharramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-mata atas dorongan iman dan mengharap ridha Allah SWT.
Dikutip dari NU online, dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW memberikan penjelasan terkait pahala atau balasan bagi jamaah haji yang mendapatkan predikat mabrur.
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya, “Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga,” (HR Bukhari).
Predikat haji mabrur memang hak prerogatif Allah SWT untuk disematkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya.
Namun, orang yang meraih haji mabrur tentu mempunyai ciri-cirinya tersendiri.
Bahkan Rasulullah SAW juga pernah memberikan kisi-kisi tanda atau ciri-ciri bagi setiap orang yang mendapatkan predikat mabrur hajinya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.
قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: "إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ
Artinya, “Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.’”
Masih dikutip dari NU Online, walaupun hadits ini divonis munkar syibhul maudhu’ oleh Abu Hatim dalam kitab Ilal ibn Hatim.
Namun ada riwayat lain yang marfu’ dan memiliki banyak syawahid.
Bahkan divonis Shahihul Isnad oleh Al-Hakim dalam kitab Mustadrak-nya, walaupun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Sebagaimana dikutip Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya.
سئل النبي ما بر الحج قال إطعام الطعام وطيب الكلام وقال صحيح الإسناد ولم يخرجاه
Artinya, “Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata.’ Al-Hakim berkata bahwa hadits ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.”
Dari dua hadits di atas bahwa sebagian dari tanda mabrurnya haji seseorang ada tiga.
Pertama, santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam).
Kedua, menebarkan kedamaian (ifsya’us salam).
Ketiga, memiliki kepedulian sosial yaitu mengenyangkan orang lapar (ith‘amut tha‘am)
Dari tiga ciri ini, bisa disimpulkan bahwa predikat mabrur yang diraih oleh seorang yang telah menjalankan ibadah haji sebenarnya tidak hanya memberikan dampak terhadap kehidupan orang tersebut, melainkan juga berdampak besar kepada sisi sosial di lingkungan orang yang berangkat haji tersebut. Wallahu a‘lam.
Dalam beberapa sumber lain menyebut ada 5 ciri-ciri haji mabrur diantaranya
1. Ikhlas:
Haji mabrur ditandai oleh niat yang murni dan ikhlas semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Niat yang tulus dan ikhlas adalah faktor utama dalam menentukan keberhasilan haji seseorang. Haji yang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain bukanlah haji mabrur.
2. Ketaatan:
Haji mabrur juga melibatkan ketaatan penuh terhadap perintah Allah SWT dan tata cara haji yang telah ditetapkan.
Jamaah haji diharapkan melaksanakan setiap tahap haji dengan sungguh-sungguh dan mengikuti petunjuk yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Mereka harus menjauhi pelanggaran-pelanggaran atau praktik-praktik yang bertentangan dengan tuntunan agama.
3. Kesalehan Amal:
Haji mabrur juga melibatkan amal perbuatan yang baik dan bermanfaat selama dan setelah melaksanakan ibadah haji.
Jamaah haji diharapkan untuk berbuat kebajikan, berbagi dengan sesama, dan memperbaiki akhlak mereka.
Mereka juga diharapkan untuk menjaga hubungan yang baik dengan keluarga, tetangga, dan masyarakat.
4. Pengendalian Diri:
Haji mabrur melibatkan pengendalian diri dalam segala aspek, termasuk perkataan, tindakan, dan perilaku. Jamaah haji diharapkan untuk menjaga kesucian hati dan menjauhi godaan-godaan yang dapat mengganggu khusyuk dan khidmatnya ibadah haji.
5. Kembali dengan Perubahan Positif:
Salah satu ciri penting dari haji mabrur adalah perubahan positif dalam diri jamaah haji setelah kembali dari Tanah Suci.
Haji mabrur tidak hanya mempengaruhi aspek fisik dan spiritual saat menjalankan ibadah haji, tetapi juga menghasilkan transformasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Jamaah haji diharapkan kembali dengan semangat baru, kebaikan yang terus dipraktikkan, dan komitmen yang lebih kuat terhadap ajaran Islam.
Haji mabrur merupakan tujuan akhir dari perjalanan haji yang diidamkan oleh setiap jamaah haji. Itu adalah haji yang diterima oleh Allah SWT, diberkahi, dan membawa perubahan positif dalam kehidupan seseorang.
Dengan ikhlas, ketaatan, kesalehan amal, pengendalian diri, dan perubahan yang nyata, seseorang dapat berharap untuk mencapai haji mabrur yang membawa berkah dan kebahagiaan ke dalam hidupnya.
| Baru 80 Persen CJH Seluma Terverifikasi di Kementerian Agama |
|
|---|
| Biaya Haji 2026 Turun, Berapa Besaran Nominal untuk Jemaah Bengkulu? |
|
|---|
| Cek Biaya Haji 2026: Turun Rp2 Juta, Ini Penjelasan BPKH soal Nilai Manfaat Dana Haji |
|
|---|
| Kabar Baik! Biaya Haji 2026 Turun Rp2 Juta, DPR dan Pemerintah Sepakati Rp87,4 Juta |
|
|---|
| 121 Bakal Calon Jemaah Haji Bengkulu Selatan Ikuti Tes Kesehatan Tahap I |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/pengertian-Haji-Mabrur.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.