Perawat RSUD Kendari Dianiaya

Fakta-fakta Pemukulan Perawat RSUD Kendari, Dianiaya Keluarga Pasien, Polisi Periksa Saksi

Inilah fakta-fakta kasus perawat di RSUD Kendari yang dianiaya keluarga pasien hingga alami trauma dan gangguan pendengaran, polisi periksa saksi

Penulis: Kartika Aditia | Editor: M Syah Beni
TribunnewsSultra dan Instagram @infokendari
Kiri: rekaman CCTV yang memperlihatkan pemukulan terhadap perawat RSUD kendari. Kanan: Pihak keluarga pasien meninggal saat diwawancara. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Inilah fakta-fakta kasus perawat di RSUD Kendari yang dianiaya keluarga pasien hingga alami trauma dan gangguan pendengaran.

Adapun peristiwa penganiayan tersebut terjadi di ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah (ICU RSUD) pada Rabu (24/5/2023)

Kejadian itu terekam video CCTV berdurasi 65 detik.

Video CCTV itu merekam detik-detik insiden pemukulan perawat oleh keluarga pasien di ruang ICU RSUD Kendari, Provinsi Sultra.

Perawat yang dipukul dalam insiden tersebut adalah Elking Adrianto Latief,

Dalam perkembangan terbaru, kasus pemukulan perawat yang diduga dilakukan keluarga pasien meninggal dunia tersebut sudah ditangani Kepolisian Resort Kota atau Polresta Kendari, Sulawesi Tenggara.

Dalam rekaman video CCTV yang diperoleh TribunnewsSultra.com, terlihat korban sebelum pemukulan terjadi sementara membuka alat-alat medis di tubuh pasien yang meninggal dunia.

Seorang perawat tampak mengenakan baju UGD berwarna biru serta kos tangan dan masker berwarna putih.

Dalam ruangan itu, terlihat belasan keluarga pasien yang berduka atas kepergian kerabatnya untuk selama-lamanya.

Beberapa di antaranya terlihat berada di sisi kiri wanita paruh baya yang sudah terbaring kaku di ranjang ruang ICU.

Salah satu di antara keluarga pasien tampak memeluk kerabatnya yang meninggal dunia tersebut.

Pria yang mengenakan kaos berwarna hitam itu terlihat terus ‘membenamkan’ wajahnya di tubuh almarhumah.

Dalam kesempatan yang sama, sang perawat masih terlihat sibuk membereskan alat-alat medis.

Namun pria berkaos hitam yang sedang ditenangkan sejumlah kerabatnya itu tetiba melayangkan pukulan ke bagian wajah korban.

Perawat itupun terlihat langsung memalingkan wajahnya dan memegangi telinga kanannya dengan telapak tangan kirinya.

Sedangkan, pria yang diduga memukulnya tersebut tampak dihalau dan ditenangkan kerabat pasien lainnya.

Pascapemukulan, dua petugas keamanan pun datang dan mencoba menenangkan situasi begitupun keluarga pasien yang lainnya.

Sedangkan, korban bergegas meninggalkan ruang ICU tersebut sembari menunduk.

Berikut fakta-fakta insiden perawat RSUD Kendari yang dianiaya oleh keluarga pasien, mulai dari korba lapor polisi, hingga polisi priksa saksi dalam kasus tersebut.

 

Korban Lapor Polisi

Insiden pemukulan perawat oleh keluarga pasien di RSUD Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), berbuntut panjang.

Korban yang dipukul melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian didampingi pihak RSUD dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau PPNI Sultra.

“Kesimpulan rapat bersama pihak korban dan kita semua disini, sepakat untuk melaporkan kepada pihak berwajib. Supaya kejadian ini, tidak terulang,” kata dr Sukirman pada Kamis (25/5/2023).

Dari kronologi rekam medis hingga bukti video CCTV, kata dr Sukirkan, perawat yang bersangkutan sudah melaksanakan tugasnya sesuai standar operasional prosedural pelayanan rumah sakit.

“Kita sudah rapatkan semua, tidak ada yang melenceng dari SOP,” jelasnya dalam konferensi pers di RSUD Kendari.


Kondisi Korban Pemukulan

PPNI Sultra bersama RSUD Kendari mendampingi perawat korban pemukulan untuk melaporkan pihak keluarga pasien yang memukulnya ke pihak kepolisian.

Organisasi tersebut juga sudah menyurat ke pengurus pusat untuk memberikan pendampingan hukum terhadap korban.

“Jadi dengan tindakan keluarga pasien itu kami sesalkan sehingga kita tempuh jalur hukum. Tujuannya untuk efek jera karena ini pidana murni penganiayaan,” kata Ketua PPNI Sultra, Heryanto.

Apalagi, kata Heryanto, pascapemukulan tersebut perawat Elking mengalami trauma.

“Korban sekarang kondisinya trauma untuk melakukan pelayanan terhadap pasien di tempat tugasnya,” jelasnya.

Selain itu, kata Heryanto, keluarga pasien yang diduga bertindak arogan karena pelayanan di RSUD Kendari sudah kerap terjadi.

“Memang kejadian ini sudah berulang dengan pelaku berbeda. Hanya yang kita sesalkan sebenarnya apa sih kekurangannya teman-teman di pelayanan,” ujarnya.

 

Pengakuan keluarga pasien

Pihak keluarga pasien mengatakan kecewa dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kendari lantaran menyebut mereka telah melakukan pelayanan sesuai standar oprasional.

Kendati demikan, keluarga meyatakan jika hal tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sebenatnya.

Bahkan mereka juga memiliki bukti terkait peristiwa dugaan pasien yang ditelantarkan.


Sebagai ayang Pasien, H Amiruddin membantah jika anaknya mendapay perawatan dari pihak RSUD Kota Kendari seperti yang dinyatakan oleh pihak rumah sakit.

Ia mengatakan kalau anaknya itu selama kurang lebih tiga jam tidak mendapatkan penanganan karena pihak rumah sakit masih mempersoalkan ketersediaan kamar yang disebut kosong.

 

"Kami tidak mempermasalahkan kamar, tapi penanganan dulu karena darurat. Karena tidak ditangani saya keluar. Jadi saya minta dengan hormat, jangan mengada-ngada, jangan merekayasa tunjukkan CCTV,"

"Jangan berbicara bohong kalau tidak tahu. Buka aja CCTV real semua," katanya,seperti dikutip TribunBengkulu dari TribunewsSultra.com, Kamis (25/5/2023).

 

Pengakuan Dokter RSUD

Dokter RSUD Kendari, dr Faisal, mengatakan kronologis kekerasan berawal saat pasien perempuan berusia 51 tahun dibawa kerabatnya di RSUD dalam kondisi kritis.

Pasien tersebut masuk RS dengan tanda-tanda gejala gagal napas, selanjutnya mengalami kritis dan kondisinya terus menurun.

Karena kesadarannya terus menurun, pihak rumah sakit merawat intensif sang pasien di ruang ICU.

“Bahkan beberapa jam saat pasien berada di ruang ICU, pasien mengalami henti jantung dan henti napas,” kata dokter RSUD Kendari, dr Faisal, pada Kamis (25/05/2023).

Pihak rumah sakit lalu meminta persetujuan keluarga pasien untuk melakukan resusitasi jantung paru karena kondisinya terus memburuk.

Hanya saja, kerabat sang pasien menolak tindakan tersebut hingga akhirnya sang wanita paruh baya meninggal dunia.

“Dan keluarga pasien sudah menerima kondisi pasien,” jelasnya.

 


Pasien Sempat Dirawat di Rumah Sakit Lain

Dokter RSUD Kendari, dr Faisal, mengatakan, sang pasien yang meninggal dunia sempat dirawat di rumah sakit lain.

Berdasarkan rekam medis, pasien berjenis kelamin perempuan tersebut belum pernah dirawat di RSUD tersebut.

“Iya rekam medis pasien ini tidak pernah dirawat di RSUD Kendari, hanya saja berdasarkan pengakuan keluarga pasien sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit lain,” katanya, Kamis (25/5/2023).

“Kemudian dipulangkan, saat dipulangkan itu pasien kembali kritis dan langsung dibawa ke RSUD,” jelasnya menambahkan.

Menurut dr Faisal, pasien tersebut diketahui masuk ke ICU RSUD Kendari pada Rabu (24/5/2023) sekitar pukul 08.00 wita.

 

Ketika pasien masuk, pihak rumah sakit lalu melakukan penanganan sembari memberikan edukasi kepada keluarga pasien.

“Karena saat tiba kondisinya sudah tidak bagus, sudah kritis, dan bisa meninggal sewaktu-waktu," ujarnya.

 

Polisi Sudah Periksa Saksi

Kapolresta Kendari, Kombes Pol Muhammad Eka Fathurrahman, mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan kasus pemukulan perawat di RSUD Kendari tersebut.

“Iya, betul korban sudah melapor ke Polresta Kendari,” kata Kombes Eka Fathurrahman saat dikonfirmasi TribunnewsSultra.com.

Pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaaan terhadap korban pemukulan termasuk melakukan visum.

“Korban pemukulan tersebut sudah diperiksa dan dilakukan visum et repertum,” jelas Kapolresta.

Selain korban, polisi juga sedang melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan mencari tambahan alat bukti lainnya.

“Setelah dinyatakan lengkap akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan unsur pidananya,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved