Viral di Media Sosial

Sosok SD Majikan yang Aniaya ART di Pringsewu Lampung Disebut Miliki Sikap Tertutup

Sosok Majikan yang aniaya ART di Lampung dan kini ditetapkan sebagai tersangkan merupakan sosok yang tertup.

|
Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com dan Tribunbandarlampung.com
Kolase TribunBengkulu.com dan Tribunbandarlampung.com, Inilah sosok majikan yang aniaya ART di lampung terkenal dengan sikap tertutup dan aktif dalam kegiatan agama 

Awalnya DI mengatakan jika dia tidak mau bekerja di tempat oknumASN di kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung.

"Sebelumnya saya ditawarkan untuk bekerja di perumahan elit di Kecamatan Tanjungkarang Barat dengan gaji Rp 2,2 Juta dan akhirnya sama makelar saya dipindahkan ke Sukabumi," kata DI.

"Jadi sebelum saya bekerja di rumah majikan ini harusnya saya bisa berbicara lewat video call (VC) tapi dia (majikan) itu tidak mau dan malah telpon nomor biasa," kata DI.

Tepat di tanggal 10 Februari 2023 lalu, dia mengatakan jika dia ke rumah majikannya itu, disana ungkap DI dia bekerja sebagai pengasuh saja.

"Saya di dalam rumah itu seharusnya hanya sebagai pengasuh anak majikan saja, tetapi semua kerjaan saya pegang," kata DI.

"DI dalam rumah itu ada orangtua (ibu dan bapak) dari majikan saya dan tiga anak bos saya yang masih kecil. Sedangkan suami bos saya ini ada di Palembang Sumatera Selatan," kata DI.

Di sana DI mengatakan dia sering mendapat perlakuan yang tidak wajar, dia mengaku jika majikannya memukul kepalanya, menampar, menginjak bagian matanya, menendang punggung belakang hingga menendang dada dan dia mendapat perlakuan seperti itu setiap hari.

"Pernah saya dipaksa menyapu dan mengepel oleh majikan saya dengan keadaan tidak mengenakan sehelai pakaian di badan," kata DI.

"Hanya kesalahan kecil, pada saat itu ibu dari majikan saya itu habis menggunting obat dan tidak terbuang bekasnya," kata DI

Majikan ini melihat dan dikiranya belum menyapu dan mengepel dan akhirnya ia melakukan lagi menyapu dan ngepel dalam posisi tidak mengenakan pakaian.

"Saya tidak boleh tahu anggota keluarga majikan saya, Kemarin saya bersama DA kabur naik tower dan lompat pagar, hingga lari ke Kalibalok," kata DI.

"Selama bekerja tidak boleh pakai pakaian dalam dan diberikan baju yang tidak layak," ungkap DI.

"Saya heran dengan majikan saya ini sebagai ASN kok seperti itu dan padahal kakaknya sebagai polisi," kata DI.

"Alhamdulillah saya dan DA bisa kabur, karena ART lainnya itu pernah kabur tetapi tertangkap lagi," kata DI.

Ia mengatakan, saat ini dirinya sudah merasa aman karena sudah kembali ke rumah dia juga mengatakan jika dia juga telah melakukan visum.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved