Kontroversi Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Kegiatan Belajar di Ponpes Al Zaytun saat Kontroversi Panji Gumilang, Mahfud MD: Terus Berjalan

Begini nasib kegiatan belajar mengajar di Ponpes Al Zaytun di tengah kontroversi Panji Gumilang.

Penulis: Kartika Aditia | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com/Kompas.com
Kolase Mahfud MD (kiri) dan Ponpes Al Zaytun (kanan). Kegiatan belajar mengajar di Pondok pesantren Al Zaytun di tengah kontroversi Panji Gumilang yang jadi sorotan. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kegiatan belajar mengajar di Pondok pesantren Al Zaytun di tengah kontroversi Panji Gumilang yang jadi sorotan.

Seperti yang diketahui saat ini polemik ponpes Al Zaytun dan pimpinannya, Panji Gumilang terus menuai sorotan.

Bahkan Panji Gumilang juga telag dilaporkan atas dugaan penistaan agama.

Tak hanya itu saja, MUI juga mengharamkan anak untuk masuk di Pesantren Al Zaytum.

Lantas, bagai mana nasib siswa dan kegiatan belajar mengajar di ponpes Al Zaytun?

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan proses belajar mengajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu terus berjalan.

Meski proses evaluasi administrasi terhadap ponpes pimpinan Panji Gumilang itu akan dilakukan.

“Pondok pesantrennya kita akan evaluasi secara administratif. Evaluasinya itu apa, ya melihat penyelenggaraannya, melihat kurikulumnya, melihat konten pengajarannya dan sebagainya,” ujar Mahfud MD dikutip TrubunBengkulu.com dari Kompas.com, Jumat (30/6/2023).

“Sehingga hak untuk belajar bagi santri dan murid di situ tidak akan diganggu, terus berjalan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Mahfud MD juga mempersihlakan pihak Al Zaytun untuk tetap menerima santri dan murid baru.

“Katanya masih menerima pendaftaran, silakan terima pendaftaran karena pondok pesantren itu adalah lembaga pendidikan yang harus kita bina,” katanya.

Menurut Mahfud MD, yang harus ditindak adalah orangnya, bukan pondok pesantrennya.

Sementara itu, Mahfud MD, menyatakan bahwa aspek hukum pidana dalam polemik Pondok Pesantren Al-Zaytun yang akan ditangani Polri tidak boleh diambangkan.

Ia mengatakan pihak kepolisian harus menyelesaikan laporan-laporan yang telah diterima dari masyarakat.

"Al Zaytun itu ada aspek hukum pidana. Yang aspek hukum pidana tentu akan ditangani oleh Polri dan tidak akan diambangkan," ungkap Menko Polhukam RI, Mahfud MD pada Kamis, (29/6/2023).

"Tidak boleh ada satu perkara itu diambangkan. Kalu iya, iya. kalau tidak, ya tidak. Jangan laporan ditampung lalu ada hambatan sana-sini,” lanjutnya.

Sosok Panji Gumilang di Mata Keluarga

Inilah sosok Panji Gumilang dimata keluarga dan tetangga yang ternyata berasal dari keluarga terpandang.

Seperti yang diketahui, belakangan Panji Gumilang menuai banyak kontroversi.

Bahkan, Panji Gumilang dilaporkan ke polisi atas dugaan penistaan agama dan mengeluarkan pernyataan hingga ajaran yang dianggap menyimpang.

Kendati demikian, keluarga menyebut bahwa hal tersebut tidak benar.

Sebab, mereka mengenal persis seperti apa sosok Panji Gumilang yang merupakan pimpinan Ponpes Al Zaytun itu.

"Banyak fitnah. Sebab banyak video yang dipotong-potong, diberitakan tidak benar, disampaikan tidak benar. Padahal videonya panjang, jadi framing-nya (terkesan) Mas Panji mengajarkan aliran sesat," ujar adik Panji, Abdul Wahib dikutip TribunBengkulu.com dari Kompas.com Senin (26/6/2023).

Abdul lantas menceritakan bahwa dimata keluarga, Panji tidak seperti apa yang diperbincangkan.

Ia mengatakan jika sejak kecil Panji Gumilang sangat tertarik dengan dunia pendidikan.

Panji merupakan anak kedua, sementara Abdul bungsu dari empat bersaudara.

Usai menganyam pendidikan di bangku sekolah rakyat, Panji sempat menimba ilmu di Ponpes Maskumambang dan Ponpes Gontor.

Kemudian Panji melanjutkan pendidikannya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

"Sejak kecil (Panji Gumilang) seorang pendidik, pejuang di dunia pendidikan," ucap Abdul. Abdul mengatakan, mereka lahir di rumah berukuran 10x50 meter persegi, yang sampai sekarang masih tetap didominasi bahan dari kayu di Dusun Siraman, Desa Sembunganyar. Di ruang tamu rumah juga terpajang banyak foto Panji saat bersama sejumlah tokoh.

Tak hanya keluarga, beberapa tetangga Panji Gumilang di Gresik juga masih belum mempercayai isu miring yang beredar tentang Panji Gumilang.

Munawwir (66) tetangga Panji mengatakan jika dirinya mengetahui Panji sejak kecil menimba ilmu di lembaga pendidikan Islam.

"Seingat saya, kalau pagi itu dia sekolah formal di Maskumambang,siangnya diniyah di Ihyaul Ulum. Kemudian mondok di Gontor dan melanjutkan kuliah di Jakarta," kata Munawwir.

Dari pengetahuan Munawwir, nama Panji Gumilang bukan nama sedari kecil.

"Nama aslinya Abdussalam. Sementara nama Panji Gumilang dari Kiai Banten, setelah menikah dengan orang Banten.

Sama seperti adiknya, saudara ketiganya, Yusuf Datok Agung Sidayu (nama pemberian)," tutur Munawwir.

Munawwir mengaku, dulu dia kerap mengikuti pengajian yang digelar Panji saat di desa tersebut.

Sebab, pengajian yang digelar Panji menyenangkan dan tidak pernah memperlihatkan simbol organisasi maupun kelompok tertentu.

Selain itu, keluarga Panji juga dikenal dermawan.

"Kalau Hari Raya Idul Adha (biasanya) sumbang sapi. Tahun ini sudah ada dua sapi yang dikirim (akan dikorbankan). Biasanya beserta beras dan minyak goreng untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar," ucap Munawwir.

Ternyata Berasal dari Keluarga Terpandang

Ketua RT 2/RW 1, Dusun Siraman, Mahsun (60) menungkapkan ternyata Panji berasal dari keluarga terpandang.

Abdur Rahman yang merupakan kakek Panji, dulunya memiliki tanah yang sangat luas di daerah tersebut.

Salah satu petak tanah yang dimiliki kemudian dihibahkan dan kini menjadi Masjid Baitur Rahman.

"Kakek Panji Gumilang, H Abdur Rahman, adalah salah satu orang kaya di Kecamatan Dukun. Memiliki tanah yang sangat luas dan merupakan tokoh sukses di wilayah ini.

Sedangkan ayahnya sempat menjabat sebagai kepala desa," ujar Mahsun.

Sebelum ramai kontroversi Ponpes Al-Zaytun, Panji dikatakan oleh Mahsun, kerap pulang ke kampung halamannya di Dusun Siraman.

Kebiasaan Panji saat pulang kampung yaitu bertakziah mengunjungi makam dan mendoakan kedua orangtuanya.

"Jarang ada keluarga (orang yang tinggal) karena mereka sudah banyak yang berkeluarga dan punya rumah sendiri-sendiri. Itu dulunya rumah bersama,” tutur Mahsun.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved