Kontroversi Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Keselamatan dan Pendidikan Santri Ponpes Al Zaytun Diutamakan di Tengah Polemik Panji Gumilang

Pemerintah menyatakan akan mengutamakan keselamatan dan kelanjutan pendidikan bagi para santri ponpes Al Zaytun ditengah polemik Panji Gumilang.

Penulis: Kartika Aditia | Editor: M Arif Hidayat
(www.al-zaytun.sch.id)
Kompleks Ponpes Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. Keselamatan dan Pendidikan Santri Ponpes Al Zaytun Diutamakan Ditengah Polemik Panji Gumilang 

TRIBUNBENGKULU.COM - Pemerintah menyatakan akan mengutamakan keselamatan dan kelanjutan pendidikan bagi para santri ponpes Al Zaytun ditengah polemik Panji Gumilang.

Adapun kontroversi tersebut meliputi soak pernyaaan pimpinan ponpes Al Zaytun Panji Gumilang mengenai tata cara beribadah, menggunakan ucapan salam Yahudi, ragukan kebenaran Al-Quran hingga ugaan terafiliasi dengan gerakan bawah tanah Negara Islam Indonesia (NII).

Dalam hal ini, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, saat ini penanganan masalah di Ponpes Al Zaytun dilakukan dari sisi hukum dan pendidikan.

“Karena itu, Al-Zaytun akan kita lihat akan seperti apa. Tapi yang jelas nasib dari para santri akan diselamatkan, terutama masa depan studinya,” ujarnya dikutip TribunBengkulu.com dari Kompas.com, Sabtu (1/7/2023).

Lebih lanjut, Muhadjir memastikan para santri di Ponpes Al Zaytun bisa tetap melanjutkan pendidikan jika sewaktu-waktu penindakan hukum dilakukan atas dugaan pelanggaran yang terjadi di Al Zaytun.

Dia juga menyebut kehidupan di Al Zaytun tak seperti lembaga pendidikan pada umumnya.

 

Mahfud MD Ungkap Kegiatan Belajar di Ponpes Al Zaytun Terus Berjalan

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan proses belajar mengajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu terus berjalan.

Meski proses evaluasi administrasi terhadap ponpes pimpinan Panji Gumilang itu akan dilakukan.

“Pondok pesantrennya kita akan evaluasi secara administratif. Evaluasinya itu apa, ya melihat penyelenggaraannya, melihat kurikulumnya, melihat konten pengajarannya dan sebagainya,” ujar Mahfud MD dikutip TrubunBengkulu.com dari Kompas.com, Jumat (30/6/2023).

“Sehingga hak untuk belajar bagi santri dan murid di situ tidak akan diganggu, terus berjalan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Mahfud MD juga mempersihlakan pihak Al Zaytun untuk tetap menerima santri dan murid baru.

“Katanya masih menerima pendaftaran, silakan terima pendaftaran karena pondok pesantren itu adalah lembaga pendidikan yang harus kita bina,” katanya.

Menurut Mahfud MD, yang harus ditindak adalah orangnya, bukan pondok pesantrennya.

Sementara itu, Mahfud MD, menyatakan bahwa aspek hukum pidana dalam polemik Pondok Pesantren Al-Zaytun yang akan ditangani Polri tidak boleh diambangkan.

Ia mengatakan pihak kepolisian harus menyelesaikan laporan-laporan yang telah diterima dari masyarakat.

"Al Zaytun itu ada aspek hukum pidana. Yang aspek hukum pidana tentu akan ditangani oleh Polri dan tidak akan diambangkan," ungkap Menko Polhukam RI, Mahfud MD pada Kamis, (29/6/2023).

"Tidak boleh ada satu perkara itu diambangkan. Kalu iya, iya. kalau tidak, ya tidak. Jangan laporan ditampung lalu ada hambatan sana-sini,” lanjutnya.

 

Calon Santri di Ponpes Al Zaytun Melonjak Naik Meski Diharamkan

Panji Gumilang mengklaim jika pendaftar di pesantern Al Zaytun melonjak meski diharamkan.

Hal tersebut diungkap oleh Panji Gumilang saat melakukan pertemuan dengan Tim Investigasi di Gedung Sate, Jumat (23/6/2023) lalu.

Dalam tayangan YouTube yang diunggah @Al-Zaytun Official, Panji Gumilang awalnya mengatakan jika dirinya dicap sebagai komunis dan sesat karena potongan video TikTok yang beredar.

"Ketua majelis ulama pusat mencap saya komunis dasarnya dari TikTok. Majelis ulama mengharamkan dasarnya dari TikTok. ya untung di haramkan tapi mudridnya melonjak," ujar Panji Gumilamg dikutip TribunBengkulu.com
dari Yoitube Al-Zaytun Official, Rabu (28/6/2023).

Seperti yang diketahui, belakangan Ponpes Al Zaytun jadi sorotan lantaran sederet kontroversi yang dilakukan pimpinan pondok pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang.

Hal tersebut membuat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat mengeluarkan pernyataan tegas terkait Pondok Pesantren Al-Zaytun.

Namun, saat ini kabarnya ada sekitar seibu santri yang saat ini sudah mendaftar ke Ponpes Al Zaytun yang dipimpin Panji Gumilang tersebut.

Hal ini terbukti saat Ponpes Al Zaytun membuka pendaftaran untuk ajaran tahun 2023 yang berlangsung saat 22 - 27 Juni.

"Masih banyak yang daftar," ujar salah seorang petugas keamanan Ponpes Al Zaytun dikutip dari Tribuncirebon.com, Selasa (27/6/2023).

Selain itu, penerimaan santri baru ini juga dibagikan oleh pihak Ponpes Al Zaytun melalui hannel youtube Al Zaytun Official dengan judul PENERIMAAN SANTRI BARU AL-ZAYTUN TAHUN PEMBELAJARAN 2023-2024.

Dalam video itu tampak bus yang membawa calon santri bersama keluarganya terus berdatangan ke pondok pesantren pimpinan Panji Gumilang tersebut.

Ketua Pelaksana Penerimaan Santri Baru (PSB) Al Zaytun, M Iqbal Aulia mengatakan, penerimaan santri baru itu meliputi penerimaan santri MI, MTs, dan SMK.

"Untuk teknis atau alurnya, jadi nanti para calon santri masuk melalui gate Selatan, kemudian diarahkan menurunkan barang nanti bersama wali santrinya melaksanakan tes swab dan tes narkoba atau tes urine," ujar dia dikutip Tribuncirebon.com dari channel youtube Al Zaytun Official.

Para calon santri baru itu juga dilakukan tes kesehatan dan tes lisan yang meliputi tes wawancara, tes tahfidz, dan tes akademik.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved