Polisi Tembak Polisi

Tangis Ibu Bripda Ignatius Tewas Ditembak Senior, Ceritakan Sang Anak Sejak Kecil Ingin Jadi Polisi

Kesedihan yang begitu mnedalam dirasakan oleh keluarga Bripda Ignatius Dwi Frischo, polisi yang tewas ditembak oleh seniornya di Bogor.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com dan TribunPontianak.com
Kolase keluarga Bripda Ignatius dan Bripda Ignatius. Cerita Ibu Bripda Ignatius tentang sikap sang anak yang kini telah tewas karena ditembak rekan kerjanya 

Tak hanya itu saja, pihaknya juga mendesak Presiden RI Jokowi, Menkopulhukam Mahfud MD, Kapolri dan Kadiv Propam Polri agar segera mengusut kasus ini.

Sementara itu ayah Bripda IDF merasa sangat terpukul dengan kepergian anaknya dengan tewas karena ditembak oleh seniornya sendiri.

"Kami sangat mencintai anak kami, kami saat ini sudah tidak lagi bersama anak kami, tetapi Tuhan bersama anak kami," ujar Y Panji ayah Bripda IDF.

Bahkan ayah Bripda IDF mengaku jiak meninggalnya sang anak tidak masuk akal.

"Kami mendapat banyak informasi dari Mabes Polri tentang meninggalnya anak kami, yang sulit diterima secara akal sehat manusia, bagaimana mungkin ada senjata api yang tiba tiba meletus dan tepat sekali mengena bagian leher anak kami," jelasnya.

Terakhir, ayah bripda IDF mengungkapkan jika dirinya meminta pihak terkait untuk membuka kasus ini secara transparan dan tidaka ada yang disembunyikan.

"Untuk itu kamu meminta bantuan hukum dari bapak Dr. Hotman Paris Hutapea, LBH Mandau Borneo Keadilan, ketua umum Jelani Christo agar membantu kami mengungkapkan fakta - fakta hukum sebenarnya penyebab kematian anak kami Bripda Ignatius Dwi Frisko Sirage. Kami mohon agar dapat membantu kamu agar kamu mendapat keadilan seadil - adilnya," jelasnya.

Keluarga Sebut Ada Perbedaan Informasi

Tewasnya Bripda IDF yang diduga tewas ditembak senior masih menjadi tanda tanya bagi keluarga korban.

Bagaimana tidak, keluarga dari Bripda IDF mengaku jika pihaknya mendapatkan informasi berbeda mengenai tewasnya sang anak.

Perbedaan informasi yang menimbulkan kejanggalan ini disampaikan oleh penasehat hukum keluarga korban yakni, Jelani Christo.

Jelani Christo mengatakan, jika informasi kematian Bripda IDF ini berbeda.

"Kami sangat menentang atas perbuatan pidana pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88, berdasarkan Informasi di media, dari pihak keluarga yang kami dapatkan atas tewasnya Bripda Ignatius kami menduga ada indikasi atau dugaan pembunuhan tersebut direncanakan dengan sangat canggih dan matang oleh seniornya dan rekan-rekanya di Densus 88," ujarnya, dilansir dari TribunPontianak.com, Kamis (27/7/2023).

Sementara itu, Jelani Christo mengatakan informasi dari media dan polisi berbeda.

"Berdasarkan informasi juga yang kami dapatkan dari beberapa Rekan yang sudah mendapatkan keterangan dari pihak kepolisian bahwa Pukul 01.42 WIB, Bripda IV mengeluarkan senpi dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada korban, tiba - tiba senjata itu meletus dan mengenai leher korban, hal tersebut di atas menurut hemat kami ada Kejanggalan dan ada Skenario Kejahatan besar dan sangat tidak masuk akal," jelasnya.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved