Perundungan Siswi SMA di Bengkulu

Berlanjut, Ini Kronologi Awal Perundungan yang Diduga Dilakukan Oknum Guru dan Pelajar di Bengkulu

Kronologi lengkap mencuatnya kasus perundungan yang diduga dilakukan oleh oknum guru dan pelajar di Bengkulu.

Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
Beta Misutra/TribunBengkulu.com
Kepala sekolah Basuki Dwiyanto menjelaskan, kronologi lengkap kasus perundungan yang diduga dilakukan oknum guru dan pelajar di Bengkulu. 

Yang intinya karena kemarin ada komitmen dengan orang tua korban, ketika sudah dapat siapa yang memberi informasi, bisa damai di sekolah.

"Artinya yang bersangkutan diminta untuk meminta maaf atas perkataan yang kurang pas tadi, kemudian kami berharap orang tua juga bisa saling memaafkan. Itu saya janjikan hari Senin memang untuk datang ke sekolah," kata Basuki.

Ternyata di samping itu memang sudah ada peristiwa lain, yang mana wali kelas masuk ke dalam kelas, dalam rangka menasehati siswa yang akan segera menghadapi ujian sekolah.

Di sana wali kelas meminta para siswa untuk fokus pada semester ini mengingat para siswa hanya tinggal beberapa bulan saja di sekolah.

Namun mungkin saat itu terselip kata-kata yang makna sebenarnya bukan kata-kata yang termasuk dalam perundungan.

Korban diketahui memang menderita penyakit autoimun dan terkadang jika sedang dalam keadaan drop maka harus izin untuk tidak masuk ke sekolah.

"Maka secara psikis memang otomatis terganggu, jadi sepengatahuan saya wali kelas minta tolong anak ini didukung. Artinya nggak mungkin wali kelas, orang tua kedua di kelas itu menyampaikan imbauan pembinaan terhadap teman-temannya untuk peduli, dianggap membully," kata Basuki.

Kemudian karena saat datang pada hari Senin kemarin, orang tua korban datang secara beramai-ramai seperti itu, pihak sekolah mencoba untuk menuruti keinginan orang tua korban.

Mulai dari menyampaikan permintaan maaf di lapangan sekolah, baik guru maupun siswa yang diduga merundung.

Termasuk juga meminta orang tua siswa yang diduga melakukan perundungan untuk datang pada sore hari ini, Rabu (2/8/2023).

Namun sayangnya dalam pertemuan yang dilakukan pada hari ini, orang tua siswa yang diduga melakukan perundungan menolak untuk membuat surat pernyataan permintaan maaf.

Karena menurut para orang tua siswa tersebut tidak ada bukti kuat bahwa anak mereka telah melakukan perundungan terhadap korban.

Hal itu diungkapkan perwakilan orang tua siswa yang hari ini datang ke sekolah, karena diundang oleh pihak sekolah.

"Kami mempertanyakan perundungan yang disebutkan itu seperti apa. yang kami sesali itu, anak kami yang dirundung sekarang, dikumpulkan di lapangan dan ditekan oleh keluarga anak itu," ungkap Deni Haryanto, perwakilan orang tua siswa yang diduga lakukan perundungan, Rabu (2/8/2023).

Menurut Deni, harusnya saat kejadian pada hari Senin lalu, Kepala Sekolah harusnya juga langsung memanggil mereka selaku orang tua siswa.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved