Ahmad Sahroni Soroti Kasus Guru di Rejang Lebong Dianiaya Wali Murid Pakai Ketapel Hingga Buta

TRIBUNBENGKULU.COM - Wakil Ketua Komisi 3 DPR RI, Ahmad Sahroni ikut menyoroti kasus guru di Rejang Lebong yang dianiaya wali murid menggunakan ketapel.

Seorang guru bernama Zaharman (58) di Rejang Lebong mejadi korban penganiayaan wali murid hingga mengakibatkan guru tersebut buta.

Kejadian penganiayaan ini terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Selasa (1/8/2023).

Kasus inipun viral di media sosial hingga disorot Ahmad Sahroni melalui unggahan instagram pribadinya.

"orang Tua nya NORAK....Memalukan," tulis caption Ahmad Sahroni (3/8/2023).

Tentu saja unggahan video yang dibagikan oleh Wakil Ketua Komisi 3 DPR RI membuat warganet lainnya geram dan ikut berkomentar.

"Harus di usut tuntas, orang tua siswa nya norak! Anaknya di didik disekolah supaya menjadi manusia berguna tapi orang tuanya sendiri biadab! Ayo kawal kasus ini sampai tuntas. Btw kalau mau memberikan santunan untuk Pak Guru ini saya siap," tulis akun @dhonseth.

"Kalau gak mau anaknya dimarahin guru, suruh Didik sendiri aja. Blacklist anak yang bersangkutan tidak boleh diterima disekolah manapun," tulis akun @m.afdal7.

"Keluarkan anak tersebut dari sekolah, kembalikan kepada orang tuanya, persilahkan orang tuanya untuk mendidik sendiri anak tersebut, ini pengalaman Ibunda saya yang seorang guru, ada anak murid yang nakal, tidak mematuhi peraturan sekolah, orang tuanya dipanggil dan anak tersebut dikembalikan kepada orang tuanya (kalau kata ibu saya, bapaknya jenderal di salah satu institusi)," tulis akun @opu_lando.

Sebelumnya Penganiayaan yang dilakukan wali murid di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu menjadi sorotan.

Wali murid tega ketapel guru hingga mengenai mata gurunya karena wali murid itu tidak terima sang anak ditegur guru sebab ketahuan merokok.

Reaksi Kepsek

Aksi penganiayaan terhadap seorang guru SMA di Rejang Lebong yakni Zaharman (58) oleh orangtua siswa pada Selasa (1/8/2023) menyisahkan trauma dan penyesalan bagi rekan kerja.

Sejumlah guru di sekolah tersebut mengaku sedih dan trauma atas kejadian yang menimpa Zaharman.

Kepala sekolah beserta guru lainnya ini berharap mata rekannya itu bisa dikembalikan seperti semula.