Guru di Rejang Lebong Diketapel

Cerita Anak Pelaku Aniaya Guru di Rejang Lebong Hingga Buta, Sebut Korban Duluan Tendang Sang Adik

Cerita anak pelaku yang aniaya guru di Rejang Lebong mengaku jika korban yang pertama kali tendang sang adik.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com dan TikTok @ReniAnggraini
Kolase Pelaku AJ dan klarifikasi Reni Anggraini. Cerita Anak Pelaku Aniaya Guru di Rejang Lebong Sebut Jika gurunya yang Pertama Kali aniaya sang adik 

Sehingga dengan kondisi bola mata sebelah kananya yang terpaksa diangkat akibat diketapel AJ wali murid korban di SMAN 7 Rejang Lebong.

Dikhawatirkan bisa lama sembuhnya. Apalagi, luka mata kanannya tersebut parah.

Ditambah mata bagian sebelah kiri korban juga selama ini mengalami katarak.

"Makanya kita dari keluarga berharap pelaku dihukum seberat-beratnya," tutup Ilham.

Sementara itu, Ketua PGRI Rejang Lebong, M. Amrin mengatakan aksi penganiayaan yang menimpa guru di Rejang Lebong ini hingga buta permanen telah mendapatkan aksi pengecaman dari PGRI Se-Indonesia.

Maka dari itu, ia meminta kepolisian dapat segera menuntaskannya dan menghukum berat pelaku.

Jika tidak, maka ia dapat memastikan akan ada aksi demo yang dilakukan oleh para guru.

"Benar, ini kasusnya sudah disoroti juga oleh PGRI pusat, juga PGRI Se-Indonesia mengecam aksi tersebut, kalau tindak tuntas kita akan turun melakukan aksi dijalan," sampai M. Amrin.

Keluarga Pelaku Minta Maaf

Sementara itu, anak pelaku penganiayaan Guru di Rejang Lebong mengaku jika sang ayah tidak berniat untuk melukai guru yang kini mengalami kebutaan.

Penganiayaan guru yang dilakukan wali murid dengan menggunakan ketapel hingga saat ini menjadi sorotan oleh berbagai pihak.

Hal ini disampaikan anak dari pelaku yang menganiaya guru di Rejang Lebong hingga menyebabkan buta.

"Sepertinya sudah saatnya kami speak up tentang kejadian yang sedang viral ini (Guru di Rejang Lebong dianiaya wali murid).

Perkenalkan saya anak kandung dari pelaku dan kakak kandung dari siswa yang sedang masyarakat hina saat ini.

Di sini saya tidak meminta pembelaaan apapun dari masyarakat Indonesia karena saya tahu apa yang ayah saya lakukan adalah hal yang salah dan fatal hingga mengakibatkan oknum guru tersebut mengalami cacat permanent.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved