Kisah Bayi Tertukar di Bogor

Ini Tuntutan Ibu Bayi Tertukar di Bogor ke Pihak RS Sentosa Usai Hasil Tes DNA Dinyatakan Valid

Ini tuntutan ibu bayi tertukar di Bogor ke pihak tumah sakit Sentosa usai hasil tes DNA dinyatakan valid.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com dan TribunBogor.com
Kolase foto Siti dan Dian beserta anak-anaknya. Ini Tuntutan Ibu Bayi Tertukar di Bogor ke Pihak RS Sentosa Usai Hasil Tes DNA Dinyatakan Valid 

TRIBUNBENGKULU.COM - Ini tuntutan ibu bayi tertukar di Bogor ke pihak tumah sakit Sentosa usai hasil tes DNA dinyatakan valid.

Adapun tuntutan yang ingin diajukan pihak ibu bayi tertukar di Bogor ini disampaikan oleh kuasa hukum Siti Mauliah, Rusdy Ridho.

Menurut Ridho meski pihak rumah sakit Sentosa sudah meminta maaf, pihaknya akan mengajukan tuntutan pada rumah sakit.

Ridho mengatakan jika baik Siti maupun Dian telah mengalami kerugian secara materil maupun immateril karena bayi mereka tertukar.

Sebelumnya, pihak Siti dan Dian akhirnya mengetahui anak yang selama satu tahun ini pada mereka telah tertukar.

Meski telah mengetahui jika anak mereka tertukar, anak mereka tidak langsung kembali ke ibu kandung masing-masing.

Alasan anak mereka belum kembali ke masing-masing ibu kandungnya karena mereka harus melakukan proses pendekatan terlebih dahulu.

Terbaru, Rusdy Ridho yang merupakan kuasa hukum Siti Mauliah mengatakn jika pihaknya tetap akan melakukan gugatan terhadap pihak rumah sakit.

"Kami dari pihak keluarga ibu Siti dan kuasa hukum tidak terlalu kaget ya, karena ini memang tes DNA kami yang kedua, kami menempuh jalur Restorative Justice (RJ) yang ditawarkan oleh Kapolres Bogor," ujar Rusdy dilansir dari Youtube CNN, Minggu (27/8/2023).

Rusdy mengatakan jika apa yang disarankan oleh kapolres Bogor, hal itu diamini oleh pihak keluarga Siti Mauliah.

Kendati demikian, Rusdy mengatakan jika ada hal penting yang juga harus dilakukan oleh kedua belah pihak keluarga yakni transisi anak.

Baca juga: Sosok Pemilik RS Sentosa Tempat Bayi Tertukar di Bogor, Ternyata Mantan Dokter Militer di TNI AU

"dalam satu bulan ini (proses transisi anak) kami menawarkan ketika rapat itu ada ruang bersama dan itu dimasukkan dalam kesepakatan nanti juga ada home visit, saling kunjung antar kedua belah pihak, dan proses transisi ini nantinya akan diawasi oleh Dinsos, DP3A, dan KPAD Kota Bogor, nanti juga akan diawasi oleh psikolog anak," ungkap Rusdy.

Dalam proses Transisi ini kata Rusdy ada sampai empat minggu.

"Nanti mungkin minggu ke lima, pada tanggal 29 September, maka akan ada proses penyerahan anak," ujar Rusdy.

Kendati demikian Rusdy mengatakan tidak menutup kemungkinan jika kedua ibu lebih cepat untuk beradaptasi dengan sang anak.

"yang jelas kerugian yang dialami klien kami atas kasus ini kerugian materil dan immateril, terlbih lagi kerugian immateril yang dialami ibu Siti," ungkap Rusdy.

Rusdy mengatakan jika perjuangan Siti untuk mencari anak akndungnya sendiri, hingga akhirnya semua terungkap terlbih lagi kerugian immateril biaya yang dikeluarkan Siti selama setahun untuk membesarkan anak dari Dian.

"Seperti biaya khitan anak, selamatan anak itukan harus diulangi lagi nantinya kan, karena emang yang dia lakukan adalah apa yang dilakukan seperti anaknya sendiri," ungkap Rusdy.

Menurut Rusdy kerugian immateril yang dialami Siti tidak bisa digantikan dengan uang karena perjalanan Siti untuk menemukan anak kandungnya luar biasa.

Disinggung apakah pihak Siti akan melakukan gugatan terhadap rumah sakit meskipun pihak rumah sakit sudah meminta maaf, Rusdy mengatakn jiak pihaknya masih akan tetap melakukan gugatan.

"Pastinya kami akan melakukan gugatan secara perdata, mungkin minggu depan kami sedang memformulasikan itu," ujar Rusdy.

Tidak hanya itu saja, nantinya juga akan ada laporan dari pihak kepolisian yang akan dilayangkan dari pihak keluarag Dian, terlebih Dian juga telah memiliki kuasa hukum sama seperti Siti.

"Bisa jadi (Siti dan Dian) akan melakukan bersama sama untuk ajukan gugatan karena kami di sini sama sama korban dari kelalaian SOP rumah sakit Sentosa," jelas Rusdy.

Terkait laporan yang diajukan ke polisi kuasa hukum Siti akan berkoordinasi dengan kuasa hukum Dian untuk melaporkan kasus ini ke polisi.

"Kami akan musyawarhkan nanti dengan pihak kuasa hukum dari pasien D, yang pastinya minggu depan sudah mulai kami layangkan laporannya," ungkap Rusdy.

Terkait gugatan yang akan diajukan, Rusdy akan memformulasikannya terlebih dahulu dengan kausa hukum D.

"Kami sedang memformulasikannya, tapi kalau aduan kami memang masihdalam proses penyelidikan di polisi, dan mungkin annti akan menyusul laporan pihak D ke kepolisian," tutup Rusdy.

Bayi Tertukar di Bogor belum dikembalikan ke Ibu Kandung

Alasan bayi di Bogor yang tertukar belum dikembalikan ke ibu kandung masing-masing.

Sebelumnya hasil tes DNA Siti dan Dian kahirnya diumumkan dan dinyakan jika anak mereka tertukar.

Kendati demikian, meski sudah mengetahui jika anak mereka tertukar, hingga saat ini anak mereka belum dikembalikan oleh ibu kandung masing-masing.

Ternyata untuk mengembalikan anak ke ibu kandung masing-masing, mereka harus menjalani prosedur.

Hal ini diungkan oleh Kasatreskrim Polres Bogor Kota, AKP Yohanes Redhoi Sigiroi.

Menurut Yohanes untuk proses pertukaran bayi Siti dan Dian akan dilakukan dengan bantuan instansi terkait.

Adapun proses maksimal pertukaran bayi ke masing-masing ibu kandung dilakukan maksimal enam bulan.

"Proses pertukaran bayi dibantu instansi terkait yang memang kredibel di dalam bidang tersebut. Pengembalian bayi kepada masing-masing orangtua biologis mereka dilakukan cara metode secara bertahap selama enam bulan," ujar Kasatreskrim Polres Bogor Kota AKP Yohanes Redhoi Sigiro dilansir dari Youtube TvOnenews.

Kendati demikian, ternyata Dian dan Siti memiliki kesepakatan tersendiri.

Sehingga pernyataan dari pihak kepolisian harus melakukan proses secara bertahap selama enam bulan tidak jadi dilakuakn.

Hal ini karena pihak Dian dan Siti kompak untuk melakukan pengembalian bayi mereka dalam kurun waktu satu bulan.

"Namun disepakati ibu SM dan ibu DP bahwa mereka ingin lebih intens dalam rangka mempercepat penyesuaian masa pengembalian anak-anak biologis mereka. Jadi disepakati waktunya satu bulan dua hari," ucap AKP Yohanes Redhoi Sigiro.

Atas kebenaran yang selama ini dipertanyakan Siti soal sang anak yang tertukar akhirnya terungkap Siti mengaku lega.

"Udah lega, sampai setahun lamanya menunggu kabar, si buah hati saya sekarang sudah ketemu, sangat lega dan senang juga," kata Siti Mauliah.

Meski telah dinyatakan jika bayi mereka tertukar kedepannya Siti dan Dian akan menjaga silaturahmi demi anak-anak mereka.

"Saya ke depannya menjalin persaudaraan, silaturahmi juga demi masa depan anak-anak. Kita ke depannya harus mengasuh anak kita bareng-bareng," ujar Siti Mauliah.

Siti juga mengatakan baik Siti maupun Dian harus melakukan adaptasi terlebih dahulu dengan anak mereka.

Jika keduanya sudah benar-benar dekat, maka keduanya akan saling bertukar.

"Bayi belum bertukar, masih beradaptasi dulu, butuh waktu untuk pendekatan satu sama lain,"Itu tergantung si bayi sama si ibu, benar-benar sudah dekat atau belum, keinginan saya juga bisa tetap memantau beliau (bayi yang tertukar), biar bagaimanapun dia kan anak saya," jelas Siti Mauliah.

Sebelumnya Dian dan Siti telah melakukan tes DNA dan hasilnya ternyata memang benar dugaan Siti selama ini bahwa bayi mereka tertukar.

"99,99 persen bayi tersebut tertukar. Dan sebelum kami umumkan kepada media, kedua belah pihak telah bersepakat untuk menyelesaikan semua permasalahan di antara mereka secara kekeluargaan," ungkap Kasatreskrim Polres Bogor Kota, AKP Yohanes Redhoi Sigiro.

Pengakuan RS Sentosa

Pihak Rumah Sakit Sentosa, akhirnya buka suara terkait bayi di Bogor yang tertukar.

Sebelumnya, bayi tertukar di Bogor memang sempat mencuri perhatian warganet.

Pasalnya Siti Mauliah baru membagikan kisahnya karena merasa sang anak yang selama ini dirawatnya selama setahun bukanlah anak kandungnya.

Bahkan perjuangan Siti untuk menemui anak kandungnya yang ketika itu bersama Dian akhirnya membuahkan hasil.

Usai menjalani tes DNA, akhirnya firasat Siti selama ini benar jika memang bayinya tertukar dengan Dian.

Terbaru, pihak rumah sakit Sentosa akhirnya buka suara dan menjelaskan penyebab bayi tertukar di Bogor ini.

Penyebab bayi tertukar di Bogor ini diungkapkan oleh Direktur Rs Sentosa drg. Margaretha Kurnia.

Margaretha mengatakan penyebab bayi tertukar di Bogor ini pure kesalahan dari perawat.

Dalam penanganan persalinan perawat tidak melakukan dengan teliti, hingga akhirnya membuat anak dari Siti dan Dian tertukar.

"Terjadi karena karena ada ketidakhati-hatian dalam petugas kami melaksanakan prosedur yang sudah ada," kata Margaretha dilansir dari TribunBogor.com

Kasus bayi tertukar di Rs Sentosa, membuat Margaretha mneyesali dan mengaku sedih telah terjadi hal ini karena pihaknya.

"Kami sangat menyesali, saya sebagai pimpinan juga sedih hal ini terjadi di rumah sakit pada kedua ibu," katanya.

Margaretha menjelaskan jika penyebab bayi tertukar di Bogor itu karena perawat yang tidak teliti saat pasien dipulangkan.

"Dalam proses yang ada ketidakhati-hatian itu di dalam proses identifikasi saat bayi pulang," katanya.

Menurutnya perawat melakukan tahapan identifikasi secara tidak hati-hati dan tidak teliti sehingga menjadi penyebab utama bayi tertukar di Bogor.

"Ada proses yang harusnya dilakukan, tapi ada ketidakhati-hatian dalam proses identifikasi bayi," ungkapnya.

Usai kasus ini mencuat, Margaretha mengatakan perawat yang terlibat dalam kasus ini telah diberi sanksi sesuai dengan peraturan rumah sakit.

"Kami sudah memberi sanksi sesuai aturan rumah sakit, itu dapat berkembang sesuai berkembangnya kasus ini," katanya

Adapun perawat dan bidan yang terlibat dalam kasus ini yakni 10 perawat diberi SP1, sedangkan 5 lainnya dinonaktifkan.

Bahagianya Siti Mauliah Bisa Bertemu Anak Kandungnya

Siti Mauliah (37) seorang ibu di Ciseeng Kabupaten Bogor terlihat bagia usai dirinya bisa dipertemukan dengan anak kandungnya yang sempat tertukar selama satu tahun.

Setelah terus berupaya untuk mencari dan menarik perhatian seluruh masyarakat Indonesia itu, kini menemukan titik terang.

Kebenaran bahwa bayi tertukar dengan pasien bernama Dian yang sebelumnya masih menjadi dugaan kini terjawab sudah.

Setelah Polres Bogor mengumumkan hasil tes DNA yang dilakukan di Puslabfor Polri di Sentul Kabupaten Bogor.

Siti Mauliah pun mengaku sangat lega karena keberadaan anak biologisnya kini sudah jelas tertukar dengan orang lain yang sudah dicurigainya sejak awal.

"Untuk perasaan saya waktu itu langsung lega, dan juga bahagia bahwa bener dugaan saya tidak salah, feeling saya tidak salah, kontak batin saya ke bayi yang disana tidak salah," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com di kediamannya, Sabtu (26/8/2023).

Ketika pengumuman hasil tes DNA itu dibacakan di Polres Bogor pada Jumat (25/8/2023), ia mengaku merasakan rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata.

Terlebih saat dirinya kembali dipertemukan dengan anak biologisnya setelah setahun terpisah lantaran tertukar.

"Kebahagiaan itu muncul sejak kemarin juga setelah denger si bayi yang disana itu memang darah daging saya. Pas ketemu langsung bahagia banget, emang bener dia itu punya saya dari awal juga emang langsung kan itu bayi saya" katanya.

Siti Mauliah mengungkapkan, suasana haru campur sedih pun menyelimuti salah satu ruangan di Polres Bogor yang digunakan sebagai tempat mediasi antar kedua belah pihak.

Pesan Khusus dari Siti Mauliah untuk Dian

Ternyata benar, saat hasil tes DNA tersebut keluar, kedua bayi tersebut memang tertukar dari orangtua biologisnya.

Saat mengetahui hal tersebut keduanya menangis.

Namun Siti Mauliah terlihat lebih siap menerimanya.

Pasalnya, Siti adalah ibu yang pertama kali merasakan jika bayinya tertukar di rumah sakit.

Tak hanya itu, Siti juga sebelumnya telah melakukan tes DNA.

Sebaliknya, Dian justru merasa sangat terguncang dan mengalami syok.

Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum Siti Mauliah Rusdy Ridho.

"Lumayan lama (mediasi) karena memang dari pihak ibu Dian kan baru mendengar hasil tes DNA yah. Kalau kami dari bu Siti sudah dua kali. Memang sedikit syok mentalnya, psikisnya," kata Rusdy melansir dari TribunnewBogor.com, Sabtu (26/8/2023)

Walau begitu Dian disebut-sebut telah menerima kenyataan ini bahwa memang bayi yang ia rawat adalah anak kandung Siti Mauliah.

Ketika bertemu, Siti pun mengaku sempat membisikkan sebuah pesan khusus yang menguatkan Dian.

"Saya mengucapkan, kita selamanya harus silaturahmi dan menjalin persaudaraan," kata Siti menirukan ucapannya saat memeluk Dian.

Kata Siti, Dian juga mengamini permintaan tersebut.

"Dari ibu b dia bersedia, 'iya, saya juga menerima'. Menerima saya juga, keluarganya juga menerima keluarga saya. Itu yang diinginkan beliau, menjalin kekeluargaan," kata Siti Mauliah.

Awal Mula Kasus Bayi Tertukar di Bogor

Kuasa Hukum Siti, Rusdy Ridho menceritakan kronologi bayi laki-laki milik pasangan Muhammad Tabrani dan Siti Mauliah yang tertukar.

"Jadi tahun lalu, 18 Juli 2022, klien saya Siti Mauliah itu melahirkan secara caesar di rumah sakit,"

"Hari pertama masih disusui. Ketika hari keduanya dikasih bayi lagi, sudah merasa aneh karena secara psikologis mungkin merasa beda pas nyusui di hari kedua," kata Rusdy.

Di hari ketiga saat siti hendak pulang, Rusdy mengatakan jika seorang suster menanyakan nama pasien pada kliennya.

"Di situ mulai tertukar ternyata gelangnya. Namun saat itu suster bilang ini cuma jatuh aja atau tertukar. Ketika dia pulang, suster datang lagi keesokan harinya menanyakan perihal gelang," ungkapnya.

Rusdy mengatakan, ketika diminta gelangnya lagi, ternyata benar gelang tersebut atas nama pasien lain.

Namun, saat itu pihak rumah sakit membantah jika telah melakukan kelalaian.

Pihak rumah sakit berkilah, jika hanya gelang nama saja yang tertukar, bukan bayinya.

"Jadi semenjak itu klien kami mencari kebenaran informasi, tapi pihak rumah sakit mengatakan hanya gelang saja yang tertukar," ucapnya.

Kemudian, pihak Siti Mauliah pun meminta kepada Rumah Sakit Sentosa agar bayi yang selama ini dirawatnya untuk dilakukan tes DNA pada dua bulan lalu.

"Jadi valid hasil DNA itu bukan anak dari ibu Siti. Jadi sekarang itu yg ada di bu siti bukan anak dia," terangnya.

kasus tersebut lantas dilaporkan ke aparat kepolisian.

Kasus pertama di Bogor

Menurut Wakil Ketua KPAI Jasra Putra mengatakan bahwa bayi tertukar ini sepengetahuannya kasus pertama yang pernah terjadi.

"Kasus ini adalah kasus pertama yang sepanjang sepengetahuan saya. Tentunya kasus ini kita berharap kasus terakhir terutama di layanan kesehatan yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi anak untuk lahir di sana," kata Jasra Putra.

Kapolres Menangis

Isak tangis mewarnai proses mediasi tertutup terkait hasil tes DNA bayi tertukar di Mako Polres Bogor.

Rusdy Ridho mengatakan bahwa semua yang hadir dalam mediasi tertutup tersebut menangis termasuk Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro.

"Manusiawi lah saya kira, ibu siapa yang tidak sedih ketika mendengar berita acara hasil tes DNA. Bahkan semuanya saya kira, semua yang hadir di ruangan itu menangis, bahkan Kapolres juga menangis, dari Deputi Kementrian semua juga ikut merasakan apa yang dirasakan para korban," kata Rusdy Ridho.

Jadi anak angkat Polres Bogor

Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro menambahkan bahwa ke depannya Polres Bogor akan ikut bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang kedua anak yang tertukar ini.

Kedua bayi yang tertukar ini diputuskan diangkat menjadi anak angkat Polres Bogor.

"Dua anak tersebut atas izin Bapak Kapolda, kami angkat menjadi anak angkat Polres Bogor," kata AKBP Rio Wahyu Anggoro.

Segala tanggung jawab terhadap kedua anak ini, kata Rio, adalah tanggung jawab ketiga orang tuanya, yaitu masing-masing ayah biologisnya dan Polres Bogor.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved