Oknum TNI Aniaya Pemuda Hingga Tewas

Adik Imam Masykur Benarkan Video Penyiksaan yang Beredar Dilakukan Oknum Paspampres ke Kakaknya

Adik Imam Masykur, Fakhrul Razi membenarkan jika video viral penganiayaan yang dilakukan tiga oknum TNI itu adalah benar.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com dan Instagram Selebviral
Kolase foto Fakhrul Razi. Adik Imam Masykur Benarkan Video Penyiksaan yang Beredar Dilakukan Oknum Paspampres ke Kakaknya 

Bahkan akibat kejadian tersebut, ZF yang merupakan warga Sawang, Aceh Utara ini mengaku, hingga kini masih belum berani kembali ke tempat usahanya diwilayah Bekasi, Jawa Barat.

"Sampai sekarang saya belum berani balik ke Jakarta bang. Trauma kali saya," kata ZF dikutip Tribunbengkulu.com dari Serambinews.com, Rabu (30/8/2023).

Baca juga: Pemerasan dan Penganiayaan Imam Masykur Dipicu Masalah Ekonomi, Ternyata Segini Gaji Praka RM

Lebih lanjut, ia menjelasakn jika dirinya ditangkap dua hari menjelang Lebaran Idul Fitri, April 2023 saat sedang berjualan di tokonya dikawasan Bekasi.

"Saya ditangkap jam 2 siang (14.00 WIB), bulan puasa, dua hari menjelang Idul Fitri," turunyanya.

Menurutnya, ada empat orang yang datang ke toko tempat ia berjualan, satu diantranya menggunakan baju polisi dilengkapi senjata api yang disebutnya sebagai Praka RM, dan tiga lainnya mengenakan kemeja putih.

Mereka datang dengan wajah tertutup masker.

"Mereka mengaku dari polisi, dan saat berada di mobil, mereka mengaku dari Polda," kata ZF.

Ia bercerita, empat orang tersebut mengamankan handphone, uang di dalam laci toko termasuk di dalam celana, dan barang-barang berharga lainnya.

ZF mengaku jika kasus yang dialaminya berhubungan dengan bisnis obat Tramadol termasuk tiga orang lainnya yang ditangkap bersama saat itu.

"Satu orang lagi bukan, dia kalau tidak salah satpam di stasiun kereta api, orang Aceh juga. Dia dilepas dan tidak dipukul, tetapi uangnya semua habis dikuras," kata dia.

Meski penangkapannya itu terkait dengan bisnis Tramadol, tetapi ZF mengaku tidak tahu bagaimana hubungan Praka RM dan komplotannya dalam bisnis tersebut.

"Saat ditangkap itu, kami sudah menawarkan uang koordinasi yang akan diberikan rutin, tetapi dia tidak mau. Mereka hanya minta disediakan uang," tutur ZF saat ditemui di salah satu warung kopi di Banda Aceh seperti dilansir dari Serambinews.com, Senin (28/8/2023).

ZF bercerita, usai ditangkap dirinya dan seorang warga Aceh lainnya diperintahkan membuka baju di dalam mobil dengan mata ditutup kain serta diperintahkan tidur di bagasi belakang.

"Kami berlima ditidurkan di bagasi berdesak-desakan. Mobil kemudian berjalan pelan-pelan," kenang ZF.

Menurutnya, mereka mengancam jika tidak ingin cacat harus ada uang Rp 30 juta per orang.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved